Hyunjae berlari kecil menuju ke kampusnya demi mengejar jam konsul dengan si dosen pembimbing. Janjiannya sih jam 1 siang dan ini sudah jam 12 lewat 50 menit. Yahh, semoga saja pak Han belum ada disana.
Akhirnya dia sudah sampai dan melihat bahwa di lantai tiga sudah dipenuhi oleh anak-anak bimbingan gelombang kedua pak Han.
"Jae! Sini!" panggil Mingyu sambil menepuk-nepuk bangku sebelahnya yang masih kosong. Dengan ragu Hyunjae berjalan kesana lalu duduk di samping Mingyu.
"halo Hyunjae~ udah lama nih nggak liat lo" sapa teman satu angkatannya, Yooa dengan ramah. Hyunjae hanya tersenyum canggung sebagai jawabannya.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Pak Han datang dengan anak kecil yang sukses membuat para mahasiswi berteriak heboh melihatnya.
"anaknya ya pak?" tanya Yerin semangat. Seungwoo tertawa kecil.
"anak tetangga" jawaban Seungwoo membuat mereka semua melongo.
"hah? Kok bisa sama bapak? Bapak nggak iya-iya sama tetangga kan ya pak?!" giliran Mingyu yang bertanya. Hyunjae pusing, ini Mingyu mikirin apa sih sampe pertanyaannya luar biasa nggak ngotak gitu?
Seungwoo langsung memukul kepala Mingyu dengan buku absen.
"Udah pada gede masih aja nanyain hal bodoh. Pantes nulis skripsi aja nggak becus"
"yaelah paakk~ namanya juga baru nulis, ya kali langsung becus?" celetuk Byungchan dan giliran kepalanya Byungchan yang mendapat pukulan dengan buku absen.
"Han Subin, kalo om-om ini nakal kamu tendang aja burungnya" ucap Seungwoo kepada anaknya yang kira-kira masih berusia 7 tahun. Mereka berdua melotot kaget dan Subin mengangguk menurut lalu memandang tajam kearah Mingyu dan Byungchan.
"kita mulai aja ya sekarang, soalnya saya juga sibuk" kata Seungwoo dan tanpa menunggu lama, mereka semua langsung menentukan giliran untuk konsul.
-000-
Yooa, Yerin, dan Byungchan lagi ngantri di di kantin setelah selesai konsul dengan wajah kusut ala mahasiswa akhir kalo lagi nerima revisian yang berjibun.
"ahh gila! Dia tuh kalo ngasih revisian nggak pake otak apa ya?!" gerutu Yerin sambil mengacak rambutnya frustasi. Yooa dan Byungchan mengangguk lemas.
"apes banget dah dapet dosen psikopat kaya dia" celetuk Byungchan.
"eh, itu si Hyunjae masih kaya dulu? Diem doang, kalo dipanggil cuma senyum-senyum aja" ucap Yooa sinis, mulai membuka sesi gibah.
Yerin tersenyum miring, "masih heran aja sih sama Younghoon dan Jacob? Bisa-bisanya akrab sama dia"
"Wonwoo Mingyu juga, kaya nggak ada yang bisa ditemenin aja" sahut Byungchan. Dua cewek itu mengangguk setuju.
"mana anaknya apatis gitu, nggak ngerti lagi gue sama anak kaya dia" lanjut Yooa.
Juyeon yang lagi antri di belakang mereka emosi sendiri mendengar mereka gosipin yang aneh-aneh tentang Hyunjae. Padahal bagi Juyeon mereka hanya tidak mengenal lebih dalam saja siapa itu Hyunjae.
"mending apatis daripada ngomongin orang dari belakang" celetuk Juyeon tiba-tiba. Ketiga kakak tingkatnya itu langsung menoleh kearahnya, mendapati Juyeon yang pura-pura tidak tahu apapun.
"apaan sih" cicit Yerin kesal dan ketiganya memilih untuk mengabaikan Juyeon.
Setidaknya Juyeon lega. Karena sindirannya tadi, tiga kakak tingkatnya itu jadi berhenti gibahin Hyunjae.
-000-
Hyunjae baru selesai cari buku di perpustakaan untuk referensi skripsinya. Dia berhenti sejenak melihat anak pak Han, si Subin yang lagi main seorang diri di sofa tersudut yang ada di perpustakaan. Hyunjae diam-diam memperhatikannya. Hyunjae suka anak-anak, tapi anak-anak tidak suka dengannya karena dia yang terlalu kaku dan susah untuk bersikap manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
Fanfiction[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...