#45

946 144 24
                                    

"sebenarnya.... Aku beneran mau jadi dokter, bahkan lebih dari apapun. Jauh sebelum akhirnya aku membenci profesi itu, keinginan masa kecilku adalah menjadi seseorang yang bisa menyembuhkan kakek orang lain..."

-flashback on-

"Juyeeonnn" seru Ikjun heboh. Juyeon yang masih berusia 7 tahun hampir selalu datang ke rumah sakit tempat Juheon bekerja. Itupun, karena keinginan Juyeon sendiri sekaligus untuk menjenguk kakeknya yang sedang sakit.

"mama mana Ju?" tanya Ikjun ramah.

"di rumah! Nanti kesini, mau bawa makanan yang banyaaak buat kakek!" jawaban dengan suara yang menggemaskan itu membuat beberapa dokter dan perawat yang ada disana tertawa gemas. Juyeon memang sudah jadi idola di rumah sakit ini karena tingkahnya yang terkadang lucu, ramah dan pintar bicara.

"Juyeon!" panggil Juheon semangat, yang langsung membuat tubuh mungil anaknya berbalik ke belakang.

"PAPA!" Juyeon berlari lalu dia langsung memeluk ayahnya. Para dokter dan beberapa perawat yang ada disitu selalu merasa gemas setiap kali melihat interaksi manis mereka berdua.

"cium?" pinta Juheon, dan tanpa ragu Juyeon langsung mengecup kedua pipinya, membuat Juheon tertawa gemas sambil mencubit ujung hidung anak semata wayangnya itu.

"pa, mama belum sampe ya?"

"iya, belum. Mama rencana mau kesini sama tante Taeyeon"

"waaah rame bangettt" serunya, membuat Juheon sekali lagi tidak bisa menahan tawanya.

-000-

Juheon tersenyum melihat Juyeon yang lagi bete sambil mengaduk-aduk makanannya.

Juheon tahu kalau Juyeon tidak pernah suka makanan di kantin rumah sakit. Dia pernah bilang, jika dia nanti jadi dokter, dia akan menyarankan para koki di kantin untuk memasak makanan yang lebih enak!

"Juyeon?" panggilan Juheon membuat Juyeon mendongak dengan wajah malasnya.

"mau makan mekdi? Sama papa?" mendengar itu, senyuman Juyeon pun langsung mengembang lebar sambil mengangguk semangat.

"mau pa! Juyeon mau burgerrr"

"dasar kamu tuh, kalo makanan fast food aja langsung kegirangan"

"hehehe, abisnya enak!" jawabnya dengan ceria, dan Juheon pun tertawa dibuatnya.


-000-


Juheon menatap Juyeon dengan penuh kasih sayang. Melihat anaknya makan lahap seperti ini adalah hal yang paling membahagiakan untuknya.

"makan pelan-pelan Ju, papa nggak bakal ambil burger kamu kokk" ucapnya dan Juyeon hanya membalas dengan anggukan.

Juyeon terburu-buru untuk menelan makanannya karena dia ingin bicara sesuatu.

"papa?"

"hm? Kenapa?"

"kakek bakal sembuh karena bantuan-bantuan dari dokter kan?" pertanyaan Juyeon membuat Juheon terdiam sejenak.

Pasalnya, keadaan kakeknya saat ini semakin memburuk. Juheon sendiri sudah pasrah dengan keadaan ayahnya itu. Tidak berani untuk berharap banyak.

"iya dong, tapi Juyeon nggak boleh lupa. Hanya Tuhan yang bisa membantu kita, para dokter hanya berusaha untuk melakukan yang terbaik"

"tapi tante Taeyeon bilang, kalo misalnya Tuhan mau ambil kakek, maka nggak ada yang bisa kita lakuin... Juyeon nggak mau kakek diambil Tuhan" keluh Juyeon sedih. Juheon pun tertawa canggung lalu merapikan rambut Juyeon, berusaha untuk mengesampingkan rasa sedihnya sekaligus menenangkan anaknya.

Joki [JuJae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang