Matahari yang menerobos masuk dari jendela membuat kedua mata Eunwoo perlahan terbuka. Dia masih mengenakan kemeja putih yang sudah berantakan, lalu celana bahan berwarna hitam. Pakaian yang kemarin dia kenakan di pesta ulang tahun neneknya.
Kepalanya terasa sangat pusing dan juga sulit untuk bangun. Iya, untuk pertama kalinya, ketika Hyunjae pulang semalam, Eunwoo memberanikan diri untuk membeli beberapa botol alkohol dengan kadar yang tinggi. Berharap, jika dia mabuk, dia bisa melukai dirinya lebih parah daripada yang biasa dia lakukan.
Tapi nyatanya dia tidak bisa. Dia tidak bisa membunuh dirinya sendiri. Itulah yang sampai saat ini dia sesali. Kalaupun hidup, apalagi yang akan dia perjuangkan? Toh, ayahnya tidak akan membiarkannya bahagia dengan jalannya sendiri.
Setelah cukup dengan melamunkan banyak hal, dia pun bangkit dari tidurnya dan berjalan gontai menuju ke kamar mandi. Bekas sayatan masih ada di lengannya, membuatnya meringis setelah sadar kalau sayatan itu terasa perih ketika di tekan.
Bahkan untuk hari ini, apa yang akan dia lakukan? Dan kemana dia harus pergi? Rasanya, dia sudah tidak lagi memiliki semangat untuk hidup.
-000-
Juyeon langsung duduk di sebelah Changmin yang sudah lebih dulu tiba di kelas. Juyeon ingin menanyakan percakapan Changmin dan Hyunjae semalam, karena sehabis itu Hyunjae terlihat murung dan diam, tidak seperti biasanya.
"hey" sapa Juyeon kepada Changmin yang sedang menunggu kelas dimulai sambil membaca buku. Changmin hanya menjawabnya dengan dehaman.
"liat gue dong. Gue mau ngomong" pintanya. Changmin menutup bukunya lalu langsung menoleh kearah Juyeon. Juyeon pun tersenyum senang hingga kedua matanya juga ikut tersenyum.
"nah, gitu dong"
"mau ngomong apaan?" tanya Changmin datar.
"gini.... Kemaren, lo sama kak Hyunjae ngobrolin apa sih? Gue penasaran"
"dia ngadu ke lo?" tanyanya, Juyeon langsung menggeleng.
"nggak, dia nggak ngadu apa-apa ke gue!"
"terus?"
"dia... Keliatan sedih gitu, jadi gue penasaran kalian tuh ngobrolin apa? Ngobrolin tentang kehidupan ya? Kan lo demen banget tuh ngobrolin tentang pahitnya kehidupan?" tanya Juyeon dengan hati-hati.
"gue nggak tau kalo dia tersinggung apa enggak, tapi kayanya dia emang tersinggung" ucapan Changmin membuat dahi Juyeon berkerut bingung.
"gue tanya ke dia, abis darimana semalem sama lo? Eh, ternyata dia abis dari tempat temennya dan lo cuma dateng kesana buat jemput dia doang. Gue bilang kalo dia main ke tempat temennya dia, sebelum itu emang dia nggak mikirin perasaan lo? Apalagi lo lagi sakit, kok dia tega minta lo dateng kesana buat jemput dia malem-malem?" jawab Changmin dengan tatapan menyelidik.
Juyeon pun tertawa kecil, "tapi itu karena gue yang mau kok buat dateng jemput dia. Lagian, temennya lagi sakit juga jadi dia dateng kesana buat jenguk temennya" ucap Juyeon membela Hyunjae.
"gue tau lo pasti cemburu kan?" mendengar pertanyaan Changmin, Juyeon pun terdiam tak bisa menjawab.
"lo yakin, kalo kak Hyunjae tuh baik kaya yang dia tunjukkin ke kita selama ini?"
"hah?" sahut Juyeon bingung.
"lo yakin kalo rumor tentang dia tuh cuma rumor doang?"
"Min, rumor-rumor itu cuma fitnah. Kak Hyunjae nggak pernah ngelakuin itu semua" ucap Juyeon. Changmin tersenyum miring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
Fanfiction[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...