"Akkh!"
Yooa meringis saat dia didorong sampai terjatuh di belakang gedung kampus. Kepalanya hanya terus menunduk saking tidak beraninya dia menatap orang-orang di hadapannya saat ini.
Seseorang menuangkan air mineral kearahnya, lalu yang lain menertawakannya. Yooa hanya bisa menangis tak berdaya.
"Gimana? Enak rasanya disirem air?" Tanya orang itu, Yooa menggeleng lemah.
Dia menyentuh dagu Yooa, memaksa mereka berdua untuk bertemu pandang.
Di hadapannya, ada Younghoon, Jacob, Jaehyun, Byungchan dan Yerin serta Chanhee. Lalu, yang berjongkok di hadapannya sambil mencengkram dagunya adalah, Hyunjae.
Hyunjae menatapnya dengan senyum miring.
"Harus gue apain orang jahat dan munafik kaya lo? Haruskah... gue fitnah juga? Kaya yang udah lo lakuin ke gue?"
"M--maaf, Hyunjae.... tolong maafin gue" pinta Yooa lemah. Hyunjae tertawa puas, lalu menampar pelan wajahnya berkali-kali.
"Lo harus ngerasain semua yang gue rasain selama ini. DI-BULLY, DIASINGKAN, DIGOSIPIN ANEH-ANEH, DISIRAM AIR, DIFITNAH! Lo harus membayar itu semua, Yooa" ucapan dan bentakan Hyunjae membuatnya semakin menangis ketakutan.
Bahkan, teman-temannya pun tersenyum melihatnya ditindas seperti ini.
"Gue mau air lagi" pinta Hyunjae. Byungchan menghampirinya untuk memberikan sebotol termos, tanpa merasa bersalah sama sekali.
"Siram aja Jae, sampe melepuh sekalian" pancing Byungchan.
Yooa semakin ketakutan dan menggeleng ribut. Pasti, air di dalam termos itu panas. Bagaimana jika itu disiramkan kepadanya? Lalu membuat wajah cantiknya terluka?
"Lo liat ini? Lo pasti tau kan air di dalemnya ini air apa?" Tanya Hyunjae.
"Kumohon.... aku akan berlutut dan rela untuk diperintahkan apapun, asal... jangan siram aku dengan air panas, kumohon Hyunjae..." pintanya dengan sangat putus asa.
Bagaikan puas melihat Yooa mengemis, Hyunjae pun menjambak rambut Yooa dengan cukup kuat.
"Disirem air panas nggak pernah sesakit difitnah... Chanhee jauhin gue, satu kampus ngira kalo gue adalah pengkhianat dan murahan, bahkan, kak Rowoon benci sama gue gara-gara ulah lo. Muka cantik lo bisa disembuhin dengan operasi, tapi hati dan perasaan gue akan selalu terluka sampe gue mati! SAMPE GUE MATI!!!"
"AAAAA"
Teriak Yooa, begitu dia terbangun tiba-tiba dari tidurnya. Antara lega dan takut, memimpikan Hyunjae telah menjadi rutinitasnya ketika sedang tidur.
Setelah dirinya mulai tenang, dia pun menangis lagi dan entah sudah berapa kali dia menangis karena merasa bersalah. Skripsinya bahkan dianggurin, dia tidak berani bertemu dengan siapapun, pikirannya kacau balau karena rasa takut dan bersalah.
Terlebih, mengetahui dirinya sudah ditinggal oleh teman-temannya membuatnya semakin tidak berdaya.
Jika waktu bisa diputar, akankah dia lebih berhati-hati dalam bersikap? Atau, dia tetap akan mengulanginya karena itulah sifat asli manusia?
Bisakah jika dia meminta maaf dengan tulus, rasa bersalahnya akan menghilang dan dirinya akan dimaafkan?
-000-
Hyunjae dan Chanhee duduk di depan minimarket. Keduanya sudah berdiam diri sekitar satu jam lamanya. Tangisan Chanhee mulai mereda setelah daritadi terisak.
"Lo udah mendingan?" Tanya Hyunjae. Chanhee menoleh kearahnya lalu mengangguk.
"Eum, udah lebih mendingan" mendengar itu, Hyunjae pun tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
Fanfiction[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...