Juyeon tersenyum melihat seorang remaja yang telah menunggunya di kafe dekat kantor. Remaja itu langsung berdiri dari duduknya begitu Juyeon datang menghampirinya.
"Kak Juyeon!" Panggilnya dengan semangat, membuat Juyeon tertawa kecil. Keduanya pun berpelukan singkat.
"Subinnn~ kamu banyak berubah yaaa? Dulu kamu kecilll banget kaya tuyul, sekarang udah gede aja? Biarpun kamu tetep pendek juga sih" mendengar celotehan Juyeon, Subin memasang ekspresi cemberut.
"Kok kakak malah ngejekin aku setelah udah lama nggak ketemu?" Gerutu Subin.
"Hahaha, bercanda. Yok duduk"
Keduanya langsung duduk dan juga memesan minuman untuk menemani mereka mengobrol.
"Gimana sekolah kamu? Baik-baik aja kan?"
"Baik kak"
"Kakak sendiri? Apa kabar? Jadi orang terkenal gimana rasanya kak?"
"Ya gitu... biasa aja, nggak ada yang bener-bener spesial. Lagian tujuan kakak buka tutor online bukan karena mau terkenal, tapi emang kakak pengen cari uang aja" Jawab Juyeon blak-blakan, yang sukses membuat Subin tertawa.
Meskipun waktu itu Subin masih kecil, dia juga sudah menyadari kalau Juyeon itu blak-blakan dan ucapannya memang selalu unik.
"Pengen jadi terkenal juga kadang-kadang tujuannya ya buat uang kak" celetuk Subin, Juyeon pun mengangguk setuju.
"Kakak... masih berhubungan baik sama kak Hyunjae? Atau jangan-jangan, kalian masih pacaran?"
"Masih dong, kita nggak bisa terpisahkan tau" Subin tertawa lagi mendengar jawaban Juyeon.
"Subin, kabar papa kamu gimana?"
"Pak Han? Baikkk banget! Dia sering pulang ke rumah kakek buat ngunjungin kakek, dan papa juga nggak lupa buat dampingin aku. Program di tutor online kakak, papa bilang keren banget!" jawab Subin, dan Juyeon pun tersenyum malu.
"Papa tuh anak yang berbakti banget kak, aku pengen jadi seperti papa. Itu cita-cita utama aku" mendengar ucapan Subin, Juyeon terdiam. Dia seperti dibawa kembali ke ingatan masa lalu, dimana cita-cita utamanya adalah menjadi seperti ayahnya.
"Karena waktu itu aku masih kecil, aku gabisa bilang ini ke kakak. Aku turut berduka ya? Pasti sekarang almarhum papa kakak sedang tenang disana"
"Makasih..." ucap Juyeon, dan Subin mengangguk dengan senyumannya.
"Dan pasti, papa kakak bangga banget diatas sana dengan semua pencapaian kakak. Kakak punya usaha yang terkenal dimana-mana, kakak juga menjadi motivasi bagi banyak orang, dan kerja keras kakak yang nggak main-main berbuah hasil yang bagus. Aku emang masih kecil waktu itu, tapi semua omongan papa kakak waktu di rumah sakit selalu aku inget"
"Kakak tau nggak? Kalo cita-citaku mau jadi dokter?" Mendengar ucapan Subin, kedua mata Juyeon membulat kaget.
"Seriusan kamu???" Tanyanya kaget, Subin mengangguk malu.
"Papa juga kaget waktu denger itu, tapi dia juga mendukung banget. Aku beruntung loh kak, karena semasa aku kecil, aku bertemu dengan banyak orang yang hebat. Aku ditinggal oleh mama waktu umur aku 5 tahun, disaat aku jadi seorang murid untuk pertama kalinya. Aku ke sekolah cuma dianter oleh papa yang dasinya selalu berantakan, sarapan kita cuma susu sama roti doang, itupun kadang nggak pake selai atau keju karena papa sering lupa buat beli. Aku masih kecil waktu itu, tapi aku dipaksa untuk menjadi anak yang kuat karena hidup tanpa seorang ibu...." Subin menjeda kalimatnya sejenak, karena mengingat itu kembali membuat dadanya menjadi sesak.
"Meskipun begitu, aku beruntung karena punya papa yang berhasil mendidik aku jadi anak yang kuat dan mandiri. Temen-temen banyak yang ngejek aku karena aku berbeda dari mereka. Aku selalu ngoceh yang nggak jelas, seolah aku ini orang tua yang terjebak di tubuh anak kecil... dan disaat kakek sakit, disitu aku bisa liat papaku menjadi orang yang paling rapuh, bahkan lebih rapuh dibanding hari ketika mama pergi. Disitu juga, aku ketemu papa kakak untuk yang pertama kalinya, om Juheon..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
Fanfikce[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...