Mereka berdua diantarkan oleh om-nya Juyeon menuju ke stasiun. Mobil warna hitam milik om melaju pelan, membuat Hyunjae jadi bisa menikmati hamparan pemandangan indah ini sebelum dia benar-benar akan meninggalkannya.
"Hyunjae, gimana? Enak kan suasana di desa?" pertanyaan om membuat Hyunjae tertawa kecil.
"banget om. Tempat Hyunjae juga pedesaan sih, tapi anehnya nggak se-asri ini. Disini dingin banget, cuacanya juga bagus apalagi langitnya. Semoga aja Hyunjae bisa kesini lagi" jawaban Hyunjae membuat om dan Juyeon tertawa kecil.
"ya mampir lagi atuhh kapan-kapann~ Juyeon udah hapal sama desa ini, kamu minta aja Juyeon ajakin kamu keliling-keliling"
"nanti om. Sekarang kita lagi sibuk sama perkuliahan" jawab Juyeon didukung dengan anggukan kepala dari Hyunjae.
"iya ya... Nanti kapan-kapan kalian mampir ke rumah om juga, si tante jago banget masak!" ucap om antusias.
Juyeon dan Hyunjae tidak sengaja saling berpandangan, lalu melempar senyuman satu sama lain. Tangan Hyunjae pun Juyeon genggam erat, membuat senyuman Hyunjae semakin melebar senang.
Sesampainya mereka di stasiun, mereka pun menyalami tangan om dan bersiap untuk naik bis.
"hati-hati ya? Kuliah yang bener kalian, kalo pacaran jangan saling berbohong dan nggak percayaan. Harus bisa saling memahami!" nasehat dari om dibalas anggukan oleh mereka berdua.
Juyeon terkejut begitu om menarik tangannya dan memberi beberapa lembar uang.
"om! Juyeon masih ada uang kok om, nggak perlu dikasih giniii" kata Juyeon yang berusaha untuk mengembalikan uangnya, tapi om langsung menggenggam erat tangan Juyeon agar uang itu tetap berada di dalam genggamannya.
"cuma dikit kok Juy, cuma bisa buat kamu jajan dua tiga hari aja ituu~ atau nggak buat tabungan juga bisa" ucap om lalu tersenyum ramah kearahnya. Kepala Juyeon tiba-tiba tertunduk, dia dan om-nya bisa dikatakan sangat dekat melebihi hubungannya dengan ayahnya. Sedari kecil, om selalu memanjakan Juyeon. Bahkan ketika hari-hari dimana Juyeon sangat kesal dengan ayahnya, om bersedia untuk ditelpon hanya untuk jadi tempatnya berkeluh kesah.
"om Dong Il.... Juyeon pasti bakal sering-sering ngunjungin om" ucap Juyeon dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Om mengangguk sambil menepuk pelan pundak keponakannya ini.
Om pun beralih kearah Hyunjae. Hyunjae juga terkejut begitu om tiba-tiba menarik tangannya dan memberi beberapa lembar uang.
"om--"
"udah, ambil aja. Jangan ditolak. Kalo ada rejeki itu jangan ditolak, Hyunjae" mata Hyunjae ikut berkaca-kaca mendengarnya. Dia tidak bisa berkata apapun. Sudah lama dia tidak bertemu dengan orang tuanya ataupun keluarganya yang lain, jadi hal yang seperti ini sangat mudah menyentuh hatinya.
Dong Il memeluk dua anak muda ini dengan penuh kasih sayang. Dong Il tahu betul tentang hubungan Juyeon dan ayahnya, dan dia hanya berusaha untuk menyayangi keponakannya ini seperti dia menyayangi anak-anaknya. Lalu dia pun berterima kasih kepada Hyunjae karena telah menjadi teman baik bagi Juyeon.
"hati-hati di jalan. Hubungi om ya Juyeon kalo sudah sampe?" ucapnya dan Juyeon mengangguk mengiyakan.
Bis pun datang, Dong Il langsung mengisyaratkan mereka berdua untuk segera masuk ke dalam bus.
"ayo cepet naik! Itu bus-nya udah datengg"
"om, sehat-sehat ya?" Dong Il tersenyum mendengar ucapan Juyeon lalu mengangguk mengiyakan.
"makasih om. Kita pamit dulu" sambung Hyunjae, dan Dong Il juga tersenyum lembut kearahnya.
"iya, hati-hati" ucapnya lalu membalas lambaian tangan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
Fanfiction[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...