"lo dimane sih? Apa kabar lo?" tanya Mingyu.
"gue ya di rumah lah. Kenapa lo nelpon?" jawab Eunwoo berbohong. Bahkan, sejak dari pagi pun dia belum pulang ke apartemennya. Dsn sekarang dia ada di depan minimarket, lalu setelah ini entah kemana lagi tujuannya nanti.
"yaa masa nggak boleh nelpon lo? Lagian lo sombong sih, lo harusnya inget dong kebaikan gue pas lo ngekos disini" Eunwoo tertawa mendengar ucapan Mingyu.
"pamrih najis"
"eh btw, Hyunjae sama pacarnya lagi berantem hahaha.... Dasar anak muda"
Mendengar ucapan Mingyu, senyum Eunwoo pun luntur.
"kok bisa?"
"yaaa itu emang si Hyunjae aja sih yang mikirin banyak hal sampe nganggep dia cuma aibnya si Juyeon. Lucu emang tuh anak, tapi kasian juga kadang... Kasian si Juyeon nya juga, pusing kayanya tuh anak gegara si Hyunjae"
Eunwoo pun ikut khawatir. Entah apa yang terjadi sampai bisa-bisanya Hyunjae menganggap dirinya sendiri seperti itu. Padahal, Eunwoo rasa akan ada banyak orang yang mau jadi pacarnya. Termasuk dirinya sendiri.
"yaudah deh Ming, gue udahan dulu"
"yaelaaahh, belom juga ngobrol banyak"
"hahahaha, mau ngobrol apa emangnya?"
"hm, gaada sihhh"
"yeeuuu, yaudahlah. Males gue ngobrol sama lo, suka nggak penting!" ledek Eunwoo.
"bangsul!" umpatan Mingyu membuat Eunwoo tertawa.
Sambungan telpon mereka pun terputus, dan Eunwoo langsung menghubungi Hyunjae untuk menanyakan keadaannya saat ini.
Dia menunggu dengan khawatir, tapi nihil. Telponnya tidak diangkat oleh Hyunjae.
Dia pun menghela nafasnya kasar. Seolah belum cukup untuk mengkhawatirkan diri sendiri, sekarang dia malah mengkhawatirkan Hyunjae?
-000-
Juyeon dan Hyunjae duduk di lantai, bersandar di sisi kasurnya Juyeon sambil menikmati dua cangkir teh hangat.
Hyunjae meminumnya sedikit, lalu dia menggenggam cangkirnya yang hangat untuk menghangatkan tangannya.
Sedangkan Juyeon malah asyik memandangi Hyunjae yang duduk di sampingnya, duduk diam melihat secangkir teh yang ada di genggaman tangannya.
Hyunjae kaget ketika tangan besar milik Juyeon mengelus belakang kepalanya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"kak, kakak tau? Dieman sama kakak belum satu hari aja rasanya kaya satu tahun... Aneh ya? Tapi emang aku kayanya belum terbiasa buat diem-dieman sama kakak?" ucapan Juyeon membuat Hyunjae tersenyum malu.
"bucin lo" ledek Hyunjae, Juyeon pun tertawa mendengarnya.
"emang. Emang aku udah bucin sama kamu, Jae" mendengar Juyeon berbicara seperti itu, Hyunjae pun langsung memandangnya sinis.
"nggak sopan ya manggil nama doang kaya gitu?" tegurnya. Juyeon tersenyum jahil.
"kenapa emangnya? Ntar juga kalo kita udah serumah, masa aku manggil kakak terus???" mata Hyunjae membulat mendengar ucapan ngawurnya Juyeon.
"maksud lo apa serumah?!" tanya Hyunjae kaget, membuat Juyeon tertawa lepas melihat ekspresi kaget Hyunjae yang lucu.
"Juyeon" panggil Hyunjae yang kini pandangannya kembali mengarah ke cangkir berisi teh yang masih sangat hangat di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joki [JuJae]
أدب الهواة[selesai] Lee Juyeon, joki skripsi yang naksir sama katingnya sendiri. 📌bxb! (JuJae of The Boyz) 📌slow update 📌bahasa lokal just a simple story. nothing special about this. Just, a story. *All pictures used in this fanfiction are fully credited...