Olive jatuh cinta pada pandangan pertama ia bertemu dengan Huda, kakak kelasnya. Sejak ia bangun dari tidurnya ia sudah mulai memikirkan Huda. Hari-hari Olive serasa di penuhi bunga dan kebahagiaan. Olive berjanji akan mendapatkan Huda bagaimana pun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Olive duduk di atas ranjang dengan wajah murung memperhatikan Huda memasukkan beberapa pakaian ke ransel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak Huda mengatakan akan berangkat ke Bali, Olive hanya bisa diam dan membantunya jika Huda butuh sesuatu. Sungguh menyebalkan saat ia butuh Huda di dekatnya justru Huda pergi jauh di bawa oleh dosen menyebalkan itu. Olive hanya bisa diam seribu kata lelah untuk protes.
Huda menutup ranselnya dan menaruhnya di samping ranjang. Ia duduk di sisi ranjang memeriksa ponselnya memastikan kalau taksi onlinenya belum datang karena ia ingin istirahat sebentar sebelum duduk lama di dalam taksi.
"Taksi belum datang?" suara Olive membuatnya menoleh.
Huda menggeleng.
Olive mengangguk.
Huda menatap wajah mendung istrinya itu yang gagal di sembunyikan oleh istrinya.
"Kau perlu sesuatu?" tanya Olive karena Huda masih menatapnya.
Huda menggeleng, "Kau seperti orang yang banyak fikiran.."
"Baguslah jika kau melihatnya.." gumam Olive.
"Aku mendengarnya.."
"Aku sengaja agar kau mendengarnya.." balas Olive.
"Kau pikir itu akan menghentikanku?" tanya Huda.
Olive langsung merengut sebal.
Notifikasi dari aplikasi taksi online terdengar. Setelah memeriksa notifikasi di ponselnya, Huda segera membawa ranselnya beranjak pergi keluar dari kamar.
"Apa akan lama? Seminggu? Dua minggu?" tanya Olive.
Huda menggeleng.
"Jangan lupa makan, setidaknya sehari harus ada makan sekali.." ucap Olive, "Jangan terlalu gugup, kalau kau melakukannya dengan tenang kau akan menyelesaikannya dengan cepat.."
