Olive jatuh cinta pada pandangan pertama ia bertemu dengan Huda, kakak kelasnya. Sejak ia bangun dari tidurnya ia sudah mulai memikirkan Huda. Hari-hari Olive serasa di penuhi bunga dan kebahagiaan. Olive berjanji akan mendapatkan Huda bagaimana pun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ranking satu?!" kaget Sorn dan Vita mendengar penuturan Olive.
"Orang seperti itu beneran ada di sekolah?" tanya Sorn lalu membuka ponselnya mencari profil siswa bernama Vertino Yahuda.
"Bagaimana bisa kau menyukai orang seperti itu? Apa dia benar-benar sangat tampan?" penasaran Vita.
"Itu tidak penting. Aku hanya ingin dekat dengannya.." rengek Olive.
"Astaga.. Dia beneran sangat tampan.." syok Sorn lalu memperlihatkan foto profil Huda di website sekolah.
Vita langsung syok melihat foto itu.
"Emm.. Sepertinya kau harus menyerah.." saran Sorn.
"Dia terlalu sempurna untukmu.. Dia bahkan tak menganggap orang seperti kita ada di dunia ini.." tambah Vita.
Olive menatap mereka protes, "Seharusnya kalian membantuku~"
Sorn dan Vita merasa menyerah bahkan untuk menyemangati Olive pun.
Tn. Kim datang membawakan minum untuk mereka.
"Terimakasih paman.." ujar Sorn dan Vita dengan senyum bahagianya.
"Ada apa? Kenapa putriku terlihat murung seperti ini? Apa ketua osis itu melukaimu?" tanya Tn. Kim pada Olive.
"Eih ketua osis bukan masalah besar paman. Ini masalah cinta.." jawab Sorn.
"Oooo... Cinta? Apa kau sedang jatuh cinta?" tanya Tn. Kim.
Olive mengangguk, "Tapi, tapi dia terlihat begitu sempurna.. Dia tampan dan jenius, dia juga kaya.." murungnya.
Tn. Kim tersenyum mendengarnya, ia mengangguk paham akan perasaan putrinya itu.
"Baiklah.." Tn. Kim menarik kursi dan bergabung bersama mereka, "Biar aku ceritakan sesuatu padamu. Pada kalian juga.."
Sorn, Vita dan Olive mendengarkan.
"Ibumu dulu sangat populer di kampusnya, dia cantik, cerdas, dan dia seorang aktivis di kampusnya.. Dan aku? Hanya seorang pegawai kantin di kampusnya.. Ia menyukai masakanku dan menjadi pelanggan tetap.." cerita Tn. Kim.
"Aku sadar kami terlalu berbeda jauh dari segi apapun.. Namun aku tak menyerah dan terus berusaha untuk menjadi temannya dan selalu ada di saat dia membutuhkan suport dan bantuan.. Dan dia, menerimaku apa adanya.. Dia bilang aku adalah orang yang baik dan tak memandang kelebihannya.." lanjut Tn. Kim.
"Lalu..?" tanya Vita.
"Lalu kami menikah. Yeah walaupun tak sedikit yang menolak hubungan kami tapi kami sudah berjanji untuk menghadapinya bersama.. Di tambah sahabatku, Bob, selalu membantuku menghadapi semuanya.." jawab Tn. Kim.
"Siapa itu Bob?" tanya Olive.
"Dia sahabat ayah.. Dulu kami bertengkar. Namun karena kisah cinta kami hampir sama, akhirnya dia membantuku untuk menghadapi itu semua.." jawab Tn. Kim.
