"Untuk apa kau datang kemari?" Alisha bertanya dengan nada ketus.
Reyhan memaklumi tingkah kekasihnya, memang dari awal Viona sendirilah yang memulai permusuhan dengan Alisha meski gadis itu bersikap baik padanya.
"Aku hanya datang membawakan obat untuk Alisha, Bibi Rossa yang menyuruhku." Viona meletakkan sebotol ramuan di atas meja dengan sedikit kasar.
"Reyhan, nanti malam kedua orang tuaku akan datang kemari dan membicarakan masalah perjodohan kita. Kuharap kau mau menemui mereka di acara makan malam nanti," kata Viona lembut pada Reyhan.
Bahkan wanita itu dengan berani menyentuh dada Reyhan dan membelainya turun kemudian pergi.
Alisha yang melihatnya merasa sangat kesal. Bisa-bisanya wanita itu melakukan hal semacam itu pada Reyhan di depan kekasihnya, dan yang lebih mengesalkan adalah Reyhan hanya diam saja.
"Sepertinya aku sudah tidak dibutuhkan lagi di sini. Sebaiknya aku pulang saja ke rumahku sendiri." Alisha bangkit dari duduknya, berjalan pergi dari kamar.
Reyhan menahan pergelangan tangan gadis itu lalu menariknya hingga Alisha jatuh ke dekapan sang lelaki.
Reyhan mengelus wajah Alisha hingga membuat gadis itu terpejam sesaat. "Jangan katakan apa pun, kau adalah calon ratu kerajaan ini. Kau tidak bisa pergi ke mana pun."
Alisha tertegun mendengar suara berat yang keluar dari mulut Reyhan. Gadis itu melepas cekalan tangan Reyhan dari pergelangan tangannya.
"Jika aku calon ratumu dan kerajaan ini, kenapa Viona masih membicarakan masalah perjodohan kalian? Siapa yang sebenarnya menjodohkan kalian? Bagaimana jika kedua orang tua Viona memaksa agar kau menerima perjodohan itu?" Reyhan kembali memeluk Alisha erat.
"Malam ini datanglah bersamaku ke acara makan malam, akan kuperkenalkan kau sebagai calon istriku di depan kedua orang tua Alisha. Aku serius denganmu Alisha," jelas Reyhan. "Kau begitu mirip dengan Lily, bagaimana bisa aku melepaskanmu begitu saja?" tambahnya dalam hati.
**********
Malam yang paling ditunggu oleh Viona telah datang. Kini keluarganya sudah ada di meja makan bersama dengan dirinya. Rossa juga sudah duduk di tempatnya.
Kini mereka hanya tinggal menunggu Reyhan yang belum datang. Viona sedikit khawatir, bagaimana jika lelaki itu memutuskan untuk tidak datang? Kedua orang tuanya pasti akan marah besar.
"Kau sudah siap, Sayang?" tanya Reyhan pada Alisha yang masih sibuk berkutat dengan cermin di depannya.
"Kau duluan saja, nanti aku menyusul. Aku harus tampil lebih cantik daripada Viona agar tidak mempermalukanmu," celetuk Alisha tanpa sadar akan apa yang telah ia ucapkan.
"Apa, kau tadi bilang apa Alisha? Aku tidak dengar?" Reyhan mencoba menggoda gadisnya.
"Sudah kubilang aku harus tampil canー" Alisha segera menghentikan ucapannya saat tersadar akan apa yang ia lakukan. Sementara Reyhan hanya menahan tawa dan malah mengusak surai gadisnya.
"Kau merusak riasanku. Sebaiknya kau pergi sana! Kau membuat aku kesal hari ini!" keluh Alisha sambil mendorong Reyhan keluar dari kamarnya.
Setelah berhasil mengunci pintu, Alisha kembali menatap bayangannya di cermin. Membenarkan riasan rambutnya yang rusak, lalu keluar dari sana.
Reyhan sudah tidak ada, Alisha benar-benar ditinggalkan. "Dasar lelaki tidak peka!" batin Alisha makin kesal.
Gadis itu berjalan dengan anggun menuju ke ruang makan yang ada di lantai bawah. Namun, di tengah perjalanannya gadis itu melihat seorang pelayan yang biasa mengantarkan obat untuk sang raja sedang berbincamg dengan orang misterius.
Orang itu mengenakan jubah hitam sehingga Alisha tidak bisa melihat mukanya. Alisha berjalan mendekat, ingin mendengar apa yang mereka bicarakan.
Namun, keduanya hanya bicara dalam bahasa isyarat saja membuat Alisha sedikit bingung. Namun, gadis itu sangat terkejut ketika melihat orang misterius itu menukar sebuah botol dengan botol miliknya. Setelah itu keduanya pergi.
Alisha ingin mengikuti orang misterius itu, tetapi keselamatan raja lebih penting. Alisha menggumamkan mantra dan membuat tubuhnya bertukar dengan kumbang kecil.
Gadis itu berteleportasi ke kamar raja agar lebih sampai telebih dahulu daripada si pelayan tadi.
Selama perjalanan, Alisha benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa di kerajaan ini banyak musuh dalam selimut dan tidak ada yang tahu akan hal itu? Bagaimana sistem keamanaan di kerajaan ini bekerja?
Setelah beberapa detik, Alisha telah sampai. Dirinya terbang ke arah telinga sang raja dan mencoba membisikkan sesuatu.
"Ayah, ini aku Alisha. Aku sedang menyelidiki sesuatu tentang obat Ayah. Bisakah Ayah tidak meminum obat itu ketika pelayan datang membawakannya? Jika Ayah bisa mendengarku anggukkan kepala Ayah!" bisik Alisha yang masih dalam bentuk kumbang kecil itu.
Sang raja sedikit terkejut. Pria tua renta itu beberapa kali menengok ke kanan dan kiri mencari asal suara, tetapi tidak ada siapa pun.
"Alisha?" lirih sang raja. Kemudian ia mengangguk mengerti. Alisha bersyukur ayah Reyhan mau bekerja sama dengannya.
Tak lama, pelayan yang tadi dilihat Alisha masuk. Pelayan wanita itu membungkuk, memberi hormat pada Raja. Setelahnya ia meletakkan nampan yang berisi gelas dan obat.
"Ini obat Anda, Yang Mulia," kata pelayan itu. Namun, setelah mengatakannya si pelayan tak kunjung pergi. Membuat Alisha semakin curiga.
"Sepertinya pelayan itu memastikan Ayah meminum obatnya atau tidak. Pura-puralah minum obatnya, Ayah, agar pelayan itu pergi," saran Alisha pada sang raja.
Sang raja mengambil botol obatnya lalu menimun cairan itu hingga setengah botol, setelahnya si pelayan benar-benar pamit dan pergi.
Sang raja kembali memuntahkan obatnya setelah yakin si pelayan pergi dari kamarnya. Sesuai keinginan putrinya.
Alisha terbang dan mendarat di lantai. Tak lama kemudian kumbang kecil itu berubah wujud menjadi gadis cantik dengan gaun yang panjang hingga menjuntai ke lantai.
Gadis itu memberikan hormat pada raja. Sang raja menyuruhnya untuk duduk di kursi yang ada didekat ranjangnya.
"Maaf, Alisha lancang masuk ke kamar Ayah tanpa izin, tetapi tadi Alisha melihat pelayan yang membawa obat Ayah berbicara dengan orang asing dan menukar obat Ayah dengan botol lain." Sang gadis mulai menjelaskan.
Sang raja hanya bisa mengangguk menanggapi penjelasan Alisha. Sudah beberapa hari ini kondisi fisiknya memang semakin melemah.
"Izinkan Alisha untuk memeriksa botol obat itu, Ayah." Alisha menunjuk ke arah botol obat itu dan dan sang raja kembali mengangguk.
Alisha mengambil dan membuka botol itu, mencium aromanya, Alisha seperti mengenal bau dari ramuan itu, tetapi ia tidak yakin. Gadis itu harus memeriksanya terlebih dahulu.
"Boleh Alisha membawa ramuan ini, Ayah? Alisha harus memeriksanya, sepertinya ramuan inilah yang membuat Ayah jadi semakin lemah." Sang raja lagi-lagi hanya bisa mengangguk.
Gadis itu menyembunyikan ramuan yang diambilnya lalu pamit keluar dari kamar sang raja karena Reyhan pasti telah menunggunya untuk makan malam.
To be continue
Maaf kemarin gak bisa update karena mati lampu huhuhu
jadi gantinya, aku update sekarang aja
Selamat membaca, semoga suka
jangan lupa vote dan komennya, yaLove you all
13/02/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...