Chapter 3

255 27 2
                                    

Hari ini Reyhan kembali datang ke Golden moon pack seperti yang telah ia janjikan kemarin.

Ia akan mencoba mengambil hati Alisha agar gadis itu mau ikut dengannya. Ayah Reyhan yang tengah sakit mulai mendesak putranya agar segera menikah dan memiliki keturunan untuk menjadi pewaris tahta setelah kepemimpinannya.

Jadi Reyhan akan melakukannya secara perlahan agar Alisha merasa nyaman dan kecanggungan diantara mereka terkikis sedikit demi sedikit.

Jika boleh jujur, Reyhan sebenarnya enggan melakukan hal ini. Di kepala dan hatinya masih saja terisi oleh gambaran istri orang. Siapa lagi kalau bukan Lily.

Namun ia meyakinkan dirinya sendiri untuk melakukannya demi sang ayah. Well, cukup klise memang. Tapi Reyhan adalah tipe anak yang sangat menyayangi orang tuanya.

Ia datang tidak dengan tangan kosong. Ia membawa beberapa paper bag berisi hadiah untuk Alisha.

Ketika sampai, ia disambut baik oleh penghuni pack. Ia sedang berada di ruang tamu sekarang. Sambil menyesap minumannya -darah- ia menunggu Alisha.

Beberapa saat kemudian, Alisha datang. Ia tampak anggun dengan gaun polos berwarna ungu yang dipakainya.

Alisha hanya tersenyum kemudian ia duduk bersebrangan dengan Reyhan. Suasana terasa sangat canggung, apalagi mereka berdua tak saling bicara. Hanya diam, namun sesekali mereka mencuri pandang satu sama lain. Layaknya remaja labil yang baru pertama kali berpacaran.

"Aku..." Ucap mereka berdua bersamaan. Suasana jadi semakin canggung setelahnya.

Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mencoba mengurangi rasa canggungnya. "Kau duluan saja," Katanya.

"Tidak, paman duluan saja," Ujar Alisha.

"Cukup Reyhan, jangan panggil paman. Reyhan saja." Setelah mengucapkan itu Reyhan tersenyum ke arah Alisha.

"Maaf atas sikapku kemarin." Alisha menundukkan kepalanya. Ia sadari bahwa tingkahnya kemarin sedikit kekanak-kanakan.

"Tidak masalah, itu bukan salahmu. Aku yang harusnya minta maaf karena telah merahasiakannya padamu," Sanggah Reyhan.

"Aku tahu kau pasti sangat terkejut atas kejadian kemarin. Siapa yang tidak akan shock jika mengetahui fakta bahwa jodohnya adalah mantan dari ibunya sendiri?" Tambahnya.

Entah kenapa Alisha merasa jantungnya seperti diremat oleh sesuatu hingga membuatnya sesak. Ia tak bermaksud begitu. Rasanya sakit ketika Reyhan mengatakan hal itu, seolah dirinya malu dengan fakta bahwa jodohnya adalah mantan dari ibunya sendiri.

Bukan itu yang Alisha cemaskan. Bahkan dari awal kekagetannya mengetahui semua itu adalah, dirinya takut apabila Reyhan masih mencintai Lily, ibunya dan hanya menjadikannya sebagai pelampiasan karena tak berhasil menaklukan hati ibunya.

"Alisha? Alisha?" Reyhan mengibaskan tanganya ke depan wajah Alisha karena gadis itu melamun. Namun tak membuahkan hasil.

Pria itu mengguncang bahu Alisha pelan sambil menyebut nama sang gadis. Alisha yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Reyhan. Alisha hanya menggeleng. "Tidak, tidak penting," Kilahnya.

"Oh iya, aku membawakanmu sesuatu. Semoga kamu suka." Reyhan mengambil sebuah tas berukuran kecil yang ia letakkan di sofa sampingnya dan menyerahkannya pada Alisha.

Alisha menerimanya dengan senyum mengembang. Jujur Reyhan terpukau dengan senyuman milik gadisnya itu. Benar-benar sangat mirip dengan ibunya.

"Boleh ku buka?" Reyhan menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Alisha.

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang