Chap 32

64 10 2
                                    

Sudah sepuluh hari Alisha berada di dalam sel penjara sejak ia ditangkap. Hari ini adalah hari di mana dirinya akan dihukum mati atas perbuatannya karena telah mencelakai keluarga kerajaan.

Selama di dalam penjara, Alisha tidak terawat. Kini tubuhnya kurus karena tidak makan dengan teratur, ia hanya diberikan makan sehari sekali oleh para penjaga dengan makanan yang tak layak, bahkan persis seperti makanan hewan ternak.

Penampilan Alisha sangat berantakan, rambutnya yang kusut, pakaian yang compang-camping dan penuh dengan tanah, bekas luka cambukan di seluruh tubuhnya terlihat menghitam.

Selama sepuluh hari itu ia selalu disiksa di dalam penjara, bahkan hampir dilecehkan oleh para penjaga.

Reyhan tahu tentang hal itu, tetapi ia tak ambil pusing. Ia bahkan sudah tidak peduli apa yang terjadi pada Alisha, menurutnya gadis itu hanyalah seorang pengkhianat yang harus segera di hukum.

Dua penjaga yang bertugas mengantarnya ke tempat hukuman telah datang. Mereka membawa semacam kerangkeng untuk mengurung Alisha selama dalam perjalanan.

Gadis itu diseret dan dimasukkan paksa ke dalam kurungan yang ukurannya hanya muat untuk anjing. Ia harus menunduk agar kandangnya muat.

Kemudian gadis itu dibawa ke tempat hukuman. Ternyata di sana sudah banyak sekali orang yang datang untuk menyaksikan sang pengkhianat di hukum mati.

Alat untuk memenggal kepala Alisha telah disiapkan di sana. Gadis itu tidak menangis, ia hanya memandangi semua orang dengan tatapan kosong.

Lelah sudah, air matanya telah kering setelah menangis berhari-hari berharap Reyhan akan datang dan mendengarkan penjelasannya, namun ternyata hal itu hanyalah angan Alisha yang terlalu jauh.

Gadis itu mengedarkan pandangan, mencari sosok yang dirindukannya selama berhari-hari. Disanalah Reyhan, berdiri di atas singgasananya.

Alisha bahkan tidak tahu jika lelaki itu kini telah menjabat sebagai raja baru. Lelaki itu tampak berwibawa dengan mahkota dan jibah kerajaan yang ia kenakan.

Semua penduduk di sana bersorak, berteriak agar segera menghukum Alisha sesuai dengan tindak kejahatannya.

Alisha dikeluarkan dari dalam kurungan. Ia berdiri dengan rantai yang mengikat kedua kaki dan tangannya.

Bahkan berjalan saja rasanya sulit saat ini, kakinya begitu lemah, ia pusing, tubuhnya lemas karena tidak cukup menyerap nutrisi.

Kerikil kecil dilemparkan padanya hingga membuat tubuhnya tergores dan sedikit mengeluarkan darah.

Para vampire yang mencium aroma dari darahnya seketika hilang kendali. Bahkan kedua penjaga yang menuntunnya kini hendak menerkam gadis itu.

Alisha berusaha meronta, namun ia kalah kuat dari dua penjaga tersebut. Alisha kehilangan sihirnya karena rantai yang membelenggu kaki dan tangannya.

Gadis itu hanya bisa pasrah sekarang. Ia akan berserah diri dan jika memang hari ini adalah kematiannya, ia tidak akan menolak garis takdir.

Reyhan yang melihat kekaucauan ini tidak panik. Bahkan dengan santainya ia melihat Alisha yang akan diserang oleh guard yang membawanya meski dalam batinnya ia juga tergoda oleh aroma darah itu, namun ia menahannya.

Tak lama, kabut asap menutupi tempat itu. Alisha dibawa pergi oleh sosok berjubah merah yang wajahnya tidak terlihat karena mengenakan topeng dan tudung.

Setelah kepergian Alisha dan sosok misterius tersebut, kabut asap perlahan hilang. Semua orang panik setelah Alisha menghilang.

"Tahanan hilang, tahanan melarikan diri!" teriak salah satu guard.

Semua orang terkejut, pasalnya rantai yang membelenggu Alisha adalah rantai khusus yang bisa menetralkan kekuatan magis apa pun. Tidak mungkin ia bisa menghilang dengan sendirinya, apalagi membuat sihir untuk mengalihkan perhatian.

Reyhan yang melihatnya tampak marah. Ia dengan segera turun dari singgasananya yang berada di atas. Menyuruh pasukannya untuk mencari Alisha yang kabur.

"Cari tahanan sampai dapat dalam keadaan hidup, kita harus mengeksekusinya sesuai dengan pelanggaran yang dia buat agar rakyat tidak ada yang berani membangkang lagi sama seperti Alisha!" perintahnya pada para guard.

Reyhan mengerahkan sebagian pasukannya hanya untuk mencari seorang gadis yang menghilang.

"Tidak akan kubiarkan kau lolos sebelum kau mendapatkan hukuman setimpal karena telah membunuh ayahku, Alisha. Tidak akan pernah!" marahnya.

Sementara di sisi lain, Alisha kini tengah berada di tempat yang asing. Ia kembali di kurung di sebuah sel.

Gadis itu melihat ke sekeliling. Tidak ada siapa pun di sana. Hanya ada dirinya yang tengah terkurung. Rantai yang membelenggu tangan dan kakinya juga tidak dilepas.

"Di mana ini?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia ingin berdiri tetapi kakinya terlalu lemas untuk menopang seluruh bobot tubuhnya. Jadi ia menyeret tubuhnya untuk mendekat ke jeruji besi.

"Halo, apakah ada orang? Siapa pun di sini tolong jawab aku!" teriaknya.

Ia juga memukul jeruji besi dengan rantai di tangannya agar menimbulkan bunyi yang berisik.

Dua besi yang berdenting keras membuat kepalanya berdenyut pusing. Namun ia tak menghentikan aksinya, berharap ada seseorang yang datang dan mau melepaskannya.

Ia bersyukur karena telah diselamatkan, ingin berterima kasih pada siapa pun yang membawanya ke sini. Ia pikir dirinya masih memiliki kesempatan untuk hidup dan kembali bersama kedua orang tuanya di pack keluarga.

Alisha yang lelah akhirnya diam, ia duduk bersandarkan jeruji besi di belakangnya. Perutnya lapar, ia bahkan tidak makan selama sepuluh hari.

Perutnya tidak berhenti berbunyi. Tidak ada makanan di sini, ia juga tidak bisa membuat makanan lezat dari sihirnya karena masih terikat rantai.

Ia hanya bisa meringkuk sambil memegangi perutnya yang terasa perih. Ia kedinginan, Alisha belum pernah merasakan hidup di penjara sebelumnya, ia tidak terbiasa.

Air mata Alisha yang ia kira telah kering ternyata kembali menetes dan jatuh ke atas tanah. Ia tidak sanggup, ini terlalu menyakitkan batinnya.

Ia jadi teringat kata-kata ibunya dulu, ia akan sengsara jika bersama dengan Reyhan dan ucapannya terbukti benar.

Ia menyesal, tidak seharusnya ia membangkang perkataan ibunya dan memilih mengikuti kata hatinya yang telah buta karena rasa cinta. Seharusnya ia menuruti perkataan ibunya untuk tetap diam dan tinggal di rumah.

"Alisha menyesal, Ibu. Alisha ingin pulang, Alisha salah dan Ibu benar. Alisha menyesal," isaknya berulang kali.

Tak lama kemudian sesosok misterius yang membawanya ke tempat itu datang dan membawakan senampan makanan.

Ia menyodorkannya pada Alisha. "Makan!" katanya.

Alisha tertegun, ia seolah mengenal suara wanita itu. Namun ia tak bisa mengingat siapa. Gadis itu langsung mengambil makanannya dan menghabiskannya dengan cepat.

Wanita misterius itu hendak pergi, tetapi Alisha mencegahnya. "Tunggu! Siapa kau? Kenapa kau menyelamatkan aku dan membawaku kemari?"

Wanita itu tidak membalas, ia hanya berbalik dan membuka tudungnya. Topeng yang ia kenakan tidak dilepas.

Ia hanya memandangi Alisha yang tengah menatapnya dengan raut bingung. Sebelum pergi ia mengatakan hal yang membuat Alisha terkejut.

"Makanlah sepuasmu karena setelah ini kau tidak akan pernah bisa makan seumur hidupmu. Sebentar lagi ajalmu telah tiba, Alisha."

Tbc...



Halo, aku kembali semuanya
gimana sama part ini, nih?
semoga suka, ya

Jgn lupa tinggalkan jejak setelah baca
papai all

13/07/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang