Chapter 9

136 16 1
                                    

Hari ini Alisha sudah bersiap-siap untuk pergi. Hanya tinggal menunggu Reyhan datang untuk menjemputnya.

Seluruh anggota keluarga berkumpul di untuk mengantar kepergian Alisha ke kerajaan vampire.

Javier juga menyempatkan datang untuk mengantar kepergian sang kakak. Sedangkan Jerico, lelaki itu sibuk menempeli Alisha sedari tadi. Seolah ia akan segera kehilangan mainan favorit miliknya.

Adrian dan Lily juga ada di sana. Lily sebenarnya masih cemas akan kepergian Alisha. Namun Adrian selalu berhasil membujuk dan menenangkan hatinya.

Renata, wanita tua itu sibuk mengajarkan banyak hal akan tugas-tugas yang ia emban esok ketika menjadi pendamping Reyhan.

Alisha hanya sekedar menyimak dan mendengarkan nasehat dari neneknya.

"Kak, kalau kau pergi. Lalu siapa yang akan ku jahili jika aku bosan di mansion?" keluh Jerico. Lelaki itu masih setia menggandeng lengan kiri kakak perempuannya.

Alisha mencubit kecil perut adiknya, membuat Jerico meringis. "Akh, sakit Kak!" protes lelaki itu.

"Kau itu sudah dewasa, bahkan sudah menjabat sebagai Alpha di pack ini. Tapi lihatlah tingkahmu! Masih seperti anak kecil. Bagaimana jika mate-mu tahu kelakuanmu seperti ini? Dia pasti menyesal telah dilahirkan sebagai mate-mu," jelas Alisha panjang lebar.

Javier yang mendengarnya langsung tertawa lepas. Hal itu membuatnya mendapatkan delikan dari saudara kembarnya yaitu Jerico.

"Enak saja!" Jerico tak mau kalah. "Jika ada gadis yang berani menolak Jerico Gaelen Rohan, sudah dipastikan gadis itu tidak waras!" ujarnya narsis.

Alisha yang mendengar hal itu hanya bisa merotasikan kedua matanya lalu bertingkah seolah-olah dirinya akan muntah.

Seri. Kini Alisha berhasil menggoda adiknya. Sedangkan orang yang diledek hanya memberengutkan wajahnya karena kesal.

Semua orang tertawa. "Aku pasti akan merindukan moment ini," batin Alisha. Gadis itu terlihat lesu sekarang.

"Apa aku melewatkan sesuatu?" ujar seseorang yang baru datang dan membuka pintu ruang keluarga.

Ternyata, dia adalah Reyhan. Orang yang sedang ditunggu-tunggu oleh sang gadis. Semua orang mengalihkan tatapannya pada lelaki itu.

"Maaf aku terlambat. Sempat ada beberapa masalah di kerajaanku," ujar Reyhan dengan nada menyesal.

Renata angkat bicara. Ia tidak masalah kapan lelaki itu datang untuk menjeput cucunya. Ia tahu betul bagaimana susahnya memimpin sebuah wilayah. Apalagi wilayah kerajaan Reyhan merupakan teritory terbesar di negerinya.

Reyhan sangat berterimakasih pada semua orang yang ada di sana karena memperbolehkannya membawa Alisha ke kerajaan vampire.

"Sudah siap?" tanya Reyhan pada Alisha.

Gadis itu mengangguk. Sekali lagi, ia memeluk satu per satu anggota keluarganya sebelum pergi. Lily menangis ketika anak gadisnya melepas pelukan.

Dengan cekatan, Alisha menghapus air mata ibunya dan memberikan kata-kata penenang untuk sang ibu.

"Ibu dan Ayah sudah mendiskusikan hal ini bersama Nenekmu, kami berdua akan pindah ke tempat warriors khusus dan tinggal di sana. Jika kau merindukan Ibu, kau bisa datang ke sana kapanpun kau mau, Sayang," ujar Lily.

Alisha terkejut. Pasalnya gadis itu tidak tahu menahu tentang rencana kepindahan ibunya. Namun ia juga tidak bisa memprotes akan hal itu. Jadi dirinya hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.

Semua keluarga Alisha mengantar kepergian Alisha dan Reyhan sampai ke depan mansion utama pack.

Di sana, Reyhan sudah menyiapkan kendaraan berupa kereta kencana yang sangat indah. Membuat Alisha terkagum ketika melihatnya.

"Bukankah kerajaanmu berada di pulau seberang? Bagaimana cara kereta ini bisa sampai di sini?" tanya Alisha bingung.

"Tentu saja kusir yang menjalankan kereta kuda ini agar bisa sampai di sini!" ketus sang lelaki. Reyhan merotasikan kedua matanya karena pertanyaan konyol yang dilontarkan oleh Alisha.

Alisha mengerutkan dahinya dan mulai berpikir. "Bukankah kerajaan vampire terletak di pulau yang berbeda dengan pulau werewolf? Bahkan pulau itu dikelilingi oleh lautan yang luas. Bagaimana mereka bisa melewati ombak besar jika air laut sedang pasang?"

Reyhan tahu jika Alisha pasti tengah berpikir bagaimana cara dirinya bisa sampai di sini dengan kereta itu terkikik pelan. Ia menoel pipi Alisha. "Ayo, keluargaku sudah menunggu kita di kastil istana," ajak Reyhan.

Mereka mulai berjalan meninggalkan pelataran mansion dan menuju ke arah kereta kencana tersebut.

Alisha naik ke atas kereta dengan bantuan Reyhan. Lelaki itu mengangkat tubuh Alisha agar lebih mudah masuk. Lalu setelahnya, dirinya menyusul dan masuk ke dalam.

Setelah pintu tertutup. Kusir mulai menjalankan kereta kencana dan kereta mulai bergerak secara perlahan.

Alisha menghadap ke samping, melihat seluruh anggota keluarganya yang masih berdiri di sana dan melambaikan tangannya pada anggota keluarganya, yang dibalas oleh mereka. Setelah itu, gadis itu kembali duduk nyaman di samping Reyhan.

"Aku gugup." Alisha menatap tepat ke arah Reyhan ketika mengatakannya.

Lelaki itu tersenyum ke arah Alisha. Senyuman yang menyiratkan ketenangan. Hati Alisha menghangat melihatnya.

Menggenggam jemari Alisha. Secara tidak langsung, lelaki itu mencoba menenangkan Alisha yang gugup.

Alisha mulai tenang. Namun dirinya merasa bosan karena perjalanan yang sangat lama.
Tiba-tiba terbesit sesuatu di pikiran gadis itu.

"Kenapa lama sekali? Apakah setiap harinya ia harus menempuh perjalanan selama ini hanya untuk menemuiku?" pikir Alisha.

Pipi gadis itu merona karena memikirkan hal tersebut. Karena mengantk, akhirnya Alisha membenarkan posisinya dan mencoba memejamkan kedua matanya untuk tertidur.

Setelah beberapa menit, gadis itu sudah pulas dalam tidurnya. Reyhan yang melihat hal itu, mendekatkan dirinya ke arah Alisha dan merubah posisi tidur sang kekasih.

Kepala gadis itu ia sandarkan di bahunya. Satu lengannya dibuat untuk merengkuh pinggang sang kekasih agar semakin nyaman.

Entah kenapa Reyhan berani melakukan hal semacam itu terhadap Alisha. Padahal biasanya, ia akan sangat canggung jika hanya berdua saja.

Mengingat pertemuan pertama mereka, setelah peristiwa terbongkarnya rahasia jodoh Reyhan yang sebenarnya, membuat lelaki itu terkekeh sendiri.

Laju kereta mulai melambat. Reyhan melihat ke samping. Dirinya sudah ada di perbatasan wilayah.

Kereta yang mereka naiki mulai masuk ke tengah hutan, di sana terdapat sebuah portal seperti pintu yang terbuka dengan cahaya berwarna kebiruan yang berpendar di sampingnya.

Kereta itu mulai masuk perlahan ke sana. Dan setelah beberapa menit melewati portal dimensi, mereka akhirnya sampai ke kerajaan vampire.

"Selamat datang di dunia vampire, gadisku," lirih Reyhan sambil mengecuk puncak kepala Alisha yang masih tertidur.


TBC

Bagaimana dengan part ini?
Maaf aku update malem-malem hehe

03/11/2020

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang