Chap 34

49 6 6
                                    

Cahaya rembulan yang terang menerobos masuk ke dalam penjara tempat Alisha dikurung.

Gadis itu sedikit terkejut melihatnya karena selama di kurung di tempat itu, ia belum pernah melihat cahaya yang mampu menerobos masuk.

Alisha merangsek mendekat, ia mengulurkan tangannya pada cahaya yang berwarna sedikit kebiruan itu.

"Apa ini malam bulan purnama? Cahayanya begitu terang dan indah," lirih Alisha yang masih mengamati secercah cahaya kebiruan itu.

Jika memang benar, maka sudah satu bulan dirinya ditawan di tempat asing itu. Bahkan mungkin Alisha tidak akan menyadarinya karena selama di sana, ia bahkan tidak bisa membedakan apakah hari sudah malam atau masih siang.

Terlalu fokus dengan cahaya rembulan, ia bahkan tidak menyadari jika seseorang datang dan berdiri di depan sel tempat dia dikurung.

Suara gembok yang dibuka membuat fokus Alisha pecah. Gadis itu terkejut ketika melihat seseorang dengan jubah dan topeng membuka sel.

"Siーsiapa kau?" gagap Alisha karena takut dan terkejut secara bersamaan.

"Diamlah, kau harus segera pergi malam ini. Atau kau akan benar-benar mati karena menjadi tumbal," katanya.

Seseorang itu berhasil membuka pintu sel dan menarik Alisha keluar dari penjara. Membawa gadis itu dengan mengendap-endap.

Alisha hanya mengikutinya tanpa bersuara. Hingga mereka sampai di belakang gua, hanya ada jalan buntu di sana.

Lalu sosok misterius itu mulai meraba area dinding dan menemukan sesuatu. Ia menekan semacam tombol yang ada di dinding lalu muncul sebuah pintu.

Alisha kembali ditarik masuk, mereka berdua berjalan dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Lubang itu sangat gelap, bahkan Alisha tidak dapat melihat apa pun di depan.

Sampai akhirnya secercah cahaya mulai muncul dan mereka berdua benar-benar telah keluar dari dalam gua.

"Pergilah sejauh yang kau bisa. Jangan sampai dia menemukanmu, maaf aku terlambat datang. Aku harus segera pergi."

Setelah mengatakannya, sosok tadi pergi dan menghilang. Sementara Alisha masih berdiam di sana.

Entah mengapa ia seolah tahu siapa yang telah membantu menyelamatkannya. Suara itu seperti suara Viona, aroma tubuhnya juga mirip.

Namun Alisha menggelengkan kepala, ia sendiri yang melihat bahwa Viona lah yang telah menculiknya, jadi untuk apa wanita itu membebaskannya.

Seperti yang dikatakan sosok misterius tadi, Alisha bergegas pergi dari sana. Berlari dengan langkah terseok karena tubuhnya yang masih lemah.

Hingga akhirnya ia terjatuh karena tersandung akar pohon yang mencuat di atas tanah. Gaunnya robek karena tersangkut dan tak sengaja ia juga menjatuhkan sesuatu.

Benda kecil itu bersinar terang ketika cahaya bulan memantulkan cahayanya pada benda mungil tersebut.

Alisha menyeret tubuhnya mendekati benda itu. Batu bulan, ia baru ingat jika ibunya memberikan batu itu padanya jika sesuatu yang buruk terjadi.

Lily bilang batu itu dapat menyelamatkannya jika ia terluka atau butuh pertolongan. Alisha masih mengingat cara menggunakan batu bulan itu.

Cukup menyinari batu itu dengan cahaya bulan dan ajukan permohonanmu maka itu akan benar-benar terjadi.

Alisha meletakkan batu bulan itu di atas telapak tangannya, membiarkan batu itu bersinar terkena cahaya bulan.

Ia menutup kedua matanya dan meminta permohonan. "Aku ingin kembali ke rumah Ibu dan Ayah," mohonnya dalam batin.

Setelah itu batu bulan mulai bergerak kecil di telapak tangan Alisha, membuat gadis itu membuka mata.

Cahaya berwarna kebiruan muncul dari batu bulan. Sangat menyilaukan hingga Alisha terpaksa menutup kembali kelopak matanya.

Tubuh gadis itu perlahan lenyap ditelan oleh cahaya berwarna kebiruan tadi. Setelahnya Alisha benar-benar menghilang dari sana.

Lenyap seolah gadis itu tidak pernah berada di sana. Bahkan sama sekali tidak ada jejak Alisha yang tertinggal.

*****

Sementara di sisi lain, seorang wanita mengamuk di dalam gua karena tahanannya terlepas.

Ia bahkan menghajar seluruh bawahannya karena tidak becus dalam bekerja. Apa susahnya hanya menjaga seorang gadis sekarat yang dikurung di dalam sel?

"Mohon ampun, Yang Mulia. Tahanan terakhir kali terlihat bersama dengan Viona, setelah itu tahanan menghilang," kata salah satu bawahannya.

Mata si wanita melotot karena marah. "Apa?" jeritnya. "Viona tidak mungkin mengkhianatiku!"

Ia mencekik lelaki yang memberikannya informasi tadi, membuat lelaki itu kesulitan bernapas.

Setelahnya ia membanting tubuh lelaki itu hingga membentur tembok belakangnya dan pergi dari sana.

Tbc ....




Ak update lg
Doakan bisa up rutin setiap hari, ya
biar cpt slsai, btw cerita ini udh mau setahun loh 😂😂


04/08/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang