Chap 26

57 8 0
                                    

Sepuluh guard dan dua pelayan dikerahkan oleh Reyhan untuk menemani Alisha mencari anggrek hitam.

Ia terpaksa harus tinggal di istana lebih lama karena sang raja memberikan ia tugas tambahan sehingga tidak bisa menemani sang kekasih.

Tetapi ia juga telah memerintahkan Jonathan untuk menemani Alisha, ia akan menyusul setelah tugasnya selesai.

Jujur saja perasaannya mendadak tidak enak, ia takut meninggalkan Alisha tanpa pengawalan ketat mengingat kerajaannya sedang dalam masa kritis.

Banyak vampire dari kerajaan lain yang pasti ingin menyakiti pasangannya tersebut demi perluasan wilayah.

Tetapi lelaki itu tetap mengizinkan Alisha pergi setelah luluh oleh bujukan si gadis.

"Aku pergi dulu," pamitnya.

Reyhan langsung mendekap Alisha seolah ia akan segera kehilangan gadis itu untuk waktu yang lama.

"Reyhan, apa yang kau lakukan? Ini memalukan, cepat lepaskan!" bisik Alisha ketika pelukan itu tak kunjung terurai.

"Apa salahnya? Toh kau adalah pasanganku, semua orang sudah tahu itu," balasnya santai.

"Jaga dirimu baik-baik, di luar sana banyak yang akan mengincar dirimu jika mereka mengenalimu," lanjut Reyhan berpesan.

Alisha mengangguk paham. "Jangan khawatir, mate-mu ini bukanlah gadis biasa, akan kukalahkan semua musuh yang berani menggangguku. Lagipula aku tak khawatir jika terluka, bukankah kau akan menolongku bila itu terjadi?"

Reyhan mengurai pelukannya dan menyentil dahi Alisha. "Di keadaan seperti ini pun, kau masih bisa bercanda?" decaknya.

Alisha hanya melebarkan cengirannya. "Kau terlalu berlebihan, aku hanya mencari bunga di hutan, bukan berperang melawan penyihir terhebat di negeri ini."

Reyhan hanya mencebikkan bibir, gadisnya itu benar-benar senang sekali membuatnya kesal.

Tetapi tiba-tiba saja Alisha mendekatkan wajahnya dan mengecup kilat pipi Reyhan. Membuat semua orang di sana terkejut dan salah tingkah.

"Aku akan baik-baik saja, bukankah guard yang kau kerahkan adalah guard terbaik yang ada di istana? Jika kau khawatir maka cepatlah menyusul."

Reyhan mengangguk sementara Alisha dan yang lain memulai perjalanan mereka. Semua orang mengenakan pakaian biasa namun menyembunyikan senjata mereka di balik pakaiannya. Sengaja menyamar agar tidak terlalu mencolok.

"Di mana letak hutannya? Kita bisa lebih cepat sampai dengan berteleportasi," kata Alisha.

Jonathan menunjukkan sebuah peta dan menunjuk ke salah satu gambar. "Kita berada di sini, dan hutannya terletak di sini. Lumayan jauh jika berjalan kaki biasa."

Setelah mengamati peta dengan seksama, Alisha mengangguk paham.

Ia menyuruh semua orang untuk bergandengan tangan dan membentuk sebuah lingkaran kecil dengan ia berada di tengahnya.

Matanya terpejam sembari mulutnya menggumamkan sebuah mantra, sebenarnya iya tidak yakin akan bisa mengangkut banyak orang dengan teleportasi karena belum pernah mencobanya.

Tetapi jika belum mencoba kita tidak akan pernah tahu bukan? Setelah rapalan mantra selesai, ia menghentakkan kaki kanannya dan sebuah cahaya kebiruan muncul mengelilingi semua orang yang ada di sana.

Empat belas orang tersebut lenyap seiring memudarnya cahaya dan beberapa detik kemudian semuanya telah berpindah ke tempat yang dituju.

Alisha membuka kedua matanya. "Apa ini benar tempatnya?" tanyanya pada Jonathan dan lelaki itu mengangguk.

"Anggrek hitam ada di dalam hutan, jadi kita perlu masuk," jelas lelaki itu.

Mendadak kaki Alisha bergemetar, tenaganya sedikit terkuras karena teleportasi tadi. Jika saja Jonathan tidak memeganginya mungkin gadis itu sudah terjatuh.

"Apa Anda baik-baik saja, Nona?" tanyanya sambil mendudukkan Alisha di bawah sebuah pohon.

"Aku hanya lelah, bisa kita istirahat sebentar sambil memulihkan kakiku?" Semuanya mengangguk setuju.

Setelah istirahat lima menit, Alisha merasa lebih baik dan mereka kembali melanjutkan ekspedisi.

Cukup jauh jarak yang mereka tempuh, tetapi masih belum melihat tanda-tanda anggrek hitam yang dicari.

"Apa benar ini tempatnya? Kita sudah menyusuri hutan se dalam ini, tetapi masih belum menemukannya, apa sudah diambil oleh vampire lain?" kata Alisha sedikit pesimis.

"Ini adalah satu-satunya hutan tempat anggrek hitam bermekaran di negeri ini, lagipula kami para vampire tidak memerlukan anggrek hitam, jadi tidak akan ada yang mengambilnya," papar Jonathan.

Tak lama kemudian Alisha mencium aroma sesuatu yang familiar. Ia langsung menghentikan langkah dan mempertajam penciumannya.

Ia bersyukur meski terlahir sebagai wizard murni, tetapi gen serigala dari kedua orang tuanya tetap menurun padanya dan penciuman serigala sangat tajam, lebih tajam dari makhluk penghisap darah ini tentu saja.

"Aku menemukan sesuatu," kata Alisha, lalu ia berjalan mengikuti aroma yang diciumnya.

Dan benar saja, banyak tanaman anggrek hitam yang bunganya telah mekar di tempat itu.

Alisha segera mendekat dengan keranjangnya. Ia mencabut akar bunga tersebut dengan hati-hati dan meletakkannya ke dalam keranjang.

Setelah mendapat apa yang ia mau, Alisha kembali. Keranjangnya ia teleportasikan terlebih dahulu ke istana.

Tetapi baru beberapa langkah meninggalkan tempat itu, beberapa vampire liar datang dan mengepung mereka.

"Wah, lihat apa yang kita temukan, tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar hutan ternyata mangsa malah masuk sendiri ke kandang buaya," kata salah satu vampire yang berambut biru.

"Aroma darahnya sangat manis sampai membuat kerongkonganku kering, aku jadi tidak sabar meminum darahnya," balas vampire lain yang bertubuh agak gemuk.

"Jangan macam-macam, sebaiknya kalian pergi sebelum menyesal karena telah lancang terhadapku!" peringat Alisha.

Tak ada raut ketakutan di wajahnya, ia malah menunjukkan ekspresi menantang yang membuat para vampire liar itu kesal.

"Hei gadis cantik, di sini adalah tempat berkumpulnya vampire liar yang kelaparan. Bahkan kau tidak akan sanggup keluar dari sini sepuluh langkah lagi. Jadi sebaiknya serahkan saja dirimu pada kami," ujar vampire berambut biru lagi dengan ekspresi mengejek, sepertinya ia adalah pemimpin dari sekelompok vampire yang menghadangnya.

Bibir Alisa terangkat membentuk sebuah seringai kecil. "Kalian memilih lawan yang salah."

"Matilah kau gadis sombong," teriaknya kesal.

Vampire berambut biru yang merasa kesal karena terus disepelekan oleh Alisha segera memberikan isyarat pada kawanannya untuk menyerang gadis itu dan prajuritnya.

Alisha juga memberikan isyarat dengan tangannya agar prajuritnya menyerang sekelompok vampire liar tersebut hingga pertarungan keduanya tak terelakkan.

Tbc...




Halo gengs aku kembali, hari ini akan kasih kejutan
kejutannya adalah, jeng ... jeng ... jeng ....
Eit rahasia

Becanda ding, hari ini ak mau triple update, seneng gk? wkwk

Dahlah happy reading, jan lupa vomennya ya readersku


15/06/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang