Chapter 10

118 15 2
                                    

Reyhan membangunkan Alisha yang masih tertidur pulas karena mereka kini telah sampai di kerajaan vampire milik sang lelaki. Kereta kencana yang mereka tumpangi juga sudah berhenti di depan istana.

"Sayang, bangunlah! Kita sudah sampai," kata Reyhan, lelaki itu menepuk pelan pipi Alisha agar si gadis terbangun. Alisha yang merasa terusik tidurnya, akhirnya mulai membuka kedua matanya perlahan.

Gadis itu langsung menggeser duduknya agar sedikit menjauh dari Reyhan. "Maaf, bahumu pasti sangat pegal ya," lirih Alisha merasa bersalah. Pasti Reyhan sangat lelah karena sedari tadi kepalanya bersandar di bahu lelaki itu.

"Tidak masalah, asal kau tetap nyaman." Lelaki itu menatap Alisha dan menyunggingkan senyuman yang indah. Membuat Alisha tersipu dan malu.

Reyhan menggenggam jemari si gadis. "Ayo turun, kita sudah sampai di kerajaanku!" Alisha mengangguk sebagai jawaban.

Si kusir membukakan pintu kereta kencana dan menurunkan tangga kecil untuk membantu Reyhan dan Alisha turun.

Reyhan turun terlebih dahulu, setelahnya ia membantu Alisha, diraihnya tangan gadis itu dan ia tuntun perlahan untuk menuruni tangganya agar si gadis tidak terjatuh.

Setelah Alisha turun, sang kusir kembali menjalankan kereta kencana tersebut menuju ke sisi lain kerajaan. Sebelum kereta itu melesat pergi, Alisha berterimaksih pada sang kusir dan dibalas dengan anggukan hormat.

"Aku sangat gugup, Reyhan." Alisha mengeratkan genggaman tangannya dengan Reyhan, jantungnya berpacu dengan cepat, ia sangat gugup. Bahkan beberapa kali ia menarik napas panjang untuk merileksasikan diri.

Reyhan yang memahami kondisi gadisnya hanya tersenyum maklum, ia genggam jemari Alisha dan ia usap punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya, menenangkannya.

"Tenanglah, semua anggota kerajaan pasti akan menyukai dirimu, karena kau adalah calon ratu di kerajaan ini." Lagi-lagi senyuman indah yang tersungging di wajah tampan Reyhan dapat mengurangi cemas yang Alisha rasakan. Gadis itu bersyukur si lelaki mengerti akan kondisinya saat ini.

"Ayo kita masuk, semuanya pasti sudah menunggu," katanya, lalu ia melingkarkan tangan Alisha di lengannya dan membawanya masuk ke dalam istana.

Penjaga pintu utama istana membungkuk sebentar lalu membukakan pintu untuk mereka masuk. Setelah berada di dalam istana, Alisha dan Reyhan disambut oleh para pelayan. Mereka berjejer rapi di samping kanan dan kiri pintu, menundukkan badan sebagai penghormatan akan raja dan calon ratu mereka.

Alisha sedikit terpukau dengan itu semua, selama di mansion pack ayahnya, ia memang dilayani oleh maid di sana, namun sepertinya peraturan di sini akan sedikit berbeda.

"Selamat datang, Pangeran dan Nona," ucap salah satu pelayan. Reyhan hanya berdehem menanggapinya, sementara Alisha, gadis itu tersenyum kikuk.

Keduanya kembali melanjutkan langkah menuju ke sebuah ruangan yang terletak di ujung, masih di lantai satu.

Dua orang penjaga kembali membukakan pintu untuk dirinya dan Reyhan. Alisha bisa melihat ruangan super besar itu, terdapat sebuah meja yang sangat besar dan panjang di tengah ruangan, kursi-kursi berjejer di samping kanan dan kiri meja. Di tengah langit-langit ruangan itu, terdapat lampu gantunt yang sangat besar dan indah.

Orang-orang yang tidak dikenali oleh Alisha duduk di kursi-kursi itu. Sepertinya itu adalah ruangan rapat, karena terdapat beberapa lemari yang berisi tumpukan kertas.

Kerajaan milik Reyhan sangat berbanding terbalik dengan apa yang Alisha bayangkan, ia pikir kerajaan vampire akan menyeramkan dengan banyak ornamen aneh dan di dominasi warna merah.

Namun kenyataannya sangat berbeda, kerajaan Reyhan sudah cukup modern, desain dan furnitur ruangan juga tampak indah, membuat Alisha lagi-lagi terkagum akan bangunan yang dimiliki kekasihnya itu.

"Selamat datang, Pangeran," sapa salah satu lelaki yang duduk di kursi itu. Alisha menerka jika diukur dengan usia manusia, maka usia pria itu sekitar tiga puluh tahunan, namun mereka adalah vampire, makhluk immortal, pasti usianya sudah lebih dari ratusan tahun.

Reyhan mengangguk lalu tersenyum. "Terima kasih atas sambutannya," katanya.

Ia mengajak Alisha untuk duduk di salah satu kursi, Reyhan duduk di kursi yang paling ujung, kursi untuk pemimpin karena ia sekarang adalah calon raja yang akan menggantikan ayahnya, sementara Alisha, ia duduk di samping kiri Reyhan.

Reyhan berdehem, mengisyaratkan seluruh penghuni ruangan untuk fokus padanya. Lalu ia berdiri. "Aku mengumpulkan kalian semua di sini karena suatu hal yang penting."

Lelaki itu mejeda kalimatnya, menoleh ke arah Alisha sekilas, lalu kembali fokus menghadap depan. "Aku ingin mengumumkan jika aku telah menemukan pasangan hidupku yang sudah diramalkan puluhan tahun yang lalu."

Reyhan menyodorkan tangannya pada Alisha, gadis itu meraihnya, Reyhan mengisyaratkan agar ia berdiri di dekatnya, dan Alisha hanya menurut.

"Ini adalah Alisha, dia adalah kekasihku yang nantinya akan menjadi ratu dan membantuku mengurus kerajaan ini. Aku harap kalian dapat menerima pasanganku walau ia bukan dari klan vampire." kata Reyhan tegas.

Alisha menundukkan kepalanya sebentar lalu tersenyum ke arah semua petinggi kerajaan vampire. Setelahnya ia kembali duduk di posisinya.

"Besok malam, aku ingin mengadakan pesta perayaan untuk kedatangan Alisha di kerajaan. Aku ingin sekua rakyatku diundang agar mereka tahu siapa calon ratu mereka yang baru. Aku ingin perayaan berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan. Apa kalian semua mengerti?" Semua orang yang ada di ruangan itu mengangguk mengerti.

Reyhan memperkenalkan satu per satu petinggi kerajaan pada Alisha, agar gadis itu tak kebingungan nantinya. Sejauh ini, semua respon yang gadis itu dapatkan cukup baik.

"Dan ini adalah Ferdinand, dia yang akan mengajarkanmu tentang apa saja yang harus kau ketahui di kerajaan ini." Reyhan menunjuk seorang lelaki yang bernama Ferdinand itu.

Alisha tersenyum, ia kembali membungkukkan badannya sebentar dan. "Mohon bantuannya, Tuan Ferdinand."

Lelaki itu tersenyum. "Cukup panggil saya dengan nama saja, Nona," balas lelaki itu.

"Aku akan berdiskusi mengenai perayaanmu besok malam, kau istirahatlah. Pasti lelah karena perjalanan lumayan jauh," kata Reyhan lembut. Lelaki itu mengelus rambut Alisha dengan penuh kasih sayang.

"Pelayan akan mengantarkanmu ke kamarku," imbuhnya. Alisha langsung melotot ke arah Reyhan.

Lelaki itu terkekeh. "Bercanda, kamarmu ada di samping kamarku. Aku akan memberikanmu satu pelayan pribadi, jika kau memerlukan apapun, panggil saja dia." Alisha mengangguk tanda setuju.

Reyhan memanggilkan beberapa pelayan untuk mengantarkan Alisha menuju ke kamar barunya. "Antarkan calon ratu kalian ke kamarnya!" titah Reyhan.

"Baik, Pangeran," jawab pelayan itu serentak. Lalu mereka menggiring Alisha untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Mari kami antar ke kamar Anda, Nona." Alisha kembali mengangguk.

Namun belum sempat ia dan beberapa pelayan itu keluar dari ruangan, pintu itu telah dibuka dari luar. Setelah terbuka, nampaklah dua orang wanita dengan penampilan mewah. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan rapat dengan langkah angkuh.

"Jadi apakah aku sudah tidak penting lagi di sini? Sampai-sampai kau tidak memanggilku untuk memperkenalkan calon ratumu padaku, Reyhan?" sinis si wanita.




TBC

Halo semuanya, aku kembali update hehe
maaf ya hiatusnya agak lama, makasih yang udah mau nungguin cerita ini, huee aku terharu

Selamat membaca ya, jangan lupa tinggalkan jejak kalian hehe
lope yu my readers

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang