Chapter 2

305 34 11
                                    

Alisha tengah mencoba beberapa mantra baru yang ada di spellbook miliknya.

"Wah buku ini benar-benar mengagumkan. Bukan hanya matra tapi banyak sekali ritual dan resep membuat obat herbal. Ibu benar-benar seorang wizard yang hebat," Puji Alisha terhadap buku yang kini ia bawa.

"Suatu saat aku juga ingin belajar membuat ramuan dan mantra baru seperti ibu. Aku ingin menjadi wizard yang hebat juga," Tambahnya. Tak berkurang sedikit pun rasa kagum Alisha pada ibunya itu.

Karena ia terlalu fokus, ia tak menyadari bahwa ayah dan ibunya tengah menyaksikan dirinya berlatih.

"Ternyata ada ayah dan ibu," Ujarnya. Alisha mendekat ke arah mereka. Namun langkahnya terhenti karena kedatangan seorang pria.

Alish mengenal pria itu. Ia adalah Reyhan. Alisha menyukai pamannya satu itu karena ketika bersamanya Reyhan selalu memperlakukannya dengan baik. Bahkan hadiah kelahiran Alisha yang diberikan oleh Reyhan masih ia pakai sampai saat ini. Ya, kalung dengan liontin huruf A dari berlian.

Alisha mengawasi mereka bertiga. Namun karena jarak yang terlalu jauh, gadis itu tak dapat mendengar apa yang tengah para orang tua itu bicarakan.

Jadi Alisha berinisiatif mendekat. Ia dapat mendengar apa yang Reyhan ucapkan. Dan itu sukses membuat dirinya terkejut bukan main.

"Bukankah kau tahu sendiri bahwa dia mate-ku Lily? Harusnya kau senang karena ramalan mengenai aku adalah second mate-mu itu salah. Ramalan baru datang padaku dan mengatakan bahwa jodohku yang sesungguhnya adalah seorang wizard yang ternyata adalah putrimu. Biarkan dia tahu fakta ini, dan biarkan dia beradaptasi denganku dan keluargaku yang akan menjadi lingkungan barunya!" Itu yang Alisha dengar dari Reyhan.

Alisha menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Apa?" Pekik Alisha terkejut.

"Paman Reyhan adalah jodohku? Ti-dak. Ibu itu ti... tidak benar kan bu?" Alisha tergagap. Ia mencoba menyangkal hal itu.

Bahkan air mata Alisha kini mulai menetes, ia masih shock dan tidak mau menerima kenyataan itu.

Namun ayah dan ibunya hanya menunduk lesu. Alisha mengerti arti dari wajah sendu itu. Itu artinya Alisha memanglah sudah ditakdirkan menjadi pasangan Reyhan.

Gadis itu berlari menjauh dari taman belakang. Ia menangis kencang.

Reyhan mencoba mengejar Alisha, "Alishaaa!!!" Teriaknya.

Namun hal itu dicegah oleh Adrian. "Biarkan dia sendiri dulu, aku yang akan mengurusnya," Ujarnya.

"Aku sudah cukup sabar menunggunya!" Reyhan mengatakannya dengan sedikit emosi.

"Aku mengerti, tapi dia baru tahu fakta ini baru saja. Ia pasti sangat shock, apalagi ia hanyalah gadis remaja yang masih labil." Adrian berusaha meyakinkan Reyhan.

Reyhan akhirnya memilih untuk menuruti perkataan Adrian. Ia pamit untuk kembali ke kerajaannya dan akan datang lagi besok.

Ia akan mencoba mendekati Alisha perlahan, agar gadis itu tak merasa risih padanya.

Sedangkan Alisha? Ia tengah menangis di kamarnya.

'Tok...tok...tok...' Suara ketukan pintu terdengar. "Alisha buka pintunya, ini ibu sayang!" Seru Lily dari luar kamar.

Alisha bergeming. Tak ada niat untuk beranjak dari posisinya. Ia masih marah dan kecewa pada kedua orang tuanya yang menyembunyikan rahasia besar itu darinya.

Suara ketukan pintu terus terdengar. Semua penghuni pack bergantian membujuk Alisha agar mau keluar dari kamarnya. Mereka semua khawatir jika Alisha melakukan tindakan nekat.

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang