Lily tengah memeriksa keadaan Viona saat ini, wanita itu benar-benar datang ketika Alisha memintanya meski sejujurnya Lily enggan berurusan dengan vampire.
"Bagaimana, Bu? Apa Viona masih bisa diselamatkan?" tanya Alisha harap-harap cemas.
"Ibu bisa, namun memerlukan waktu yang agak lama karena kondisinya sedikit parah," jelas Lily.
"Lakukan apa pun untuk membantunya sembuh, Ibu," mohon Alisha.
Lily berdecak sebal, kenapa putrinya harus memiliki jiwa sesuci malaikat, itu membuatnya stres. Alisha jadi mudah menjadi alat untuk dimanfaatkan karena kebaikan hatinya.
"Kenapa Ibu harus membantu musuh? Apakah kau memiliki alasan yang kuat untuk itu, Sayang?" tanya Lily.
"Ada," jawab Reyhan. Lelaki itu mendekat ke arah ibu dan anak yang tengah berbincang serius.
Lily mengerutkan kening sebelum akhirnya mempersilakan Reyhan untuk menjelaskan semuanya.
"Louis telah dibangkitkan kembali, aku mungkin belum tahu apa motif Ibu sambungku membangkitkan lelaki itu dan apa hubungan keduanya, tapi kurasa mereka ingin membalaskan dendam padamu, Lily," jelas Reyhan panjang lebar.
Lily semakin tidak mengerti, lalu apa hubungannya dengan wanita yang telah kehilangan sebagian dari jiwanya ini?
"Viona yang telah menyelamatkan Alisha, ia juga yang telah menceritakan bahwa Ibuku ternyata dalang dibalik semua ini," imbuhnya.
Kini Lily paham. Akhirnya ia menyetujui untuk membantu menyelamatkan wanita itu karena ia telah menolong putrinya.
"Baiklah aku akan menyelamatkannya, kalian bisa keluar sekarang karena aku akan mengobatinya," usir Lily pada Reyhan dan putrinya.
Alisha mengangguk, lalu ia menarik tangan Reyhan agar keluar. Entah kenapa lelaki itu sedikit cemas ketika meninggalkan Viona sendiri bersama Lily.
"Jangan khawatir, bukankah kau adalah mate ibuku dulu, kau pasti tahu jika Ibu tidak mungkin berbuat jahat. Jika ia sudah memutuskan untuk membantu seseorang maka Ibu akan benar-benar membantunya," kata Alisha yang seolah mampu mendengar kekhawatiran di dalam hati Reyhan.
Entah kenapa Alisha tidak merasakan apa pun ketika Reyhan memedulikan wanita lain. Entah itu cemburu atau rasa tidak suka. Semuanya seolah biasa saja bagi gadis itu.
Sementara di dalam kamar, Lily tengah menyiapkan sesuatu untuk menolong Viona. Seketika Schylla yang ada di dalam tubuhnya me-mindlink.
"Kau yakin akan menggunakan cara itu, Lily? Kau tidak lupa jika menggunakan metode ini dapat membahayakan nyawamu bukan?"
Lily memang sedikit ragu, namun demi putrinya ia akan melakukan apa pun. Lagipula Alisha juga putri dari Schylla meski tidak ada darah werewolf yang mengalir dalam tubuhnya.
"Tapi kau bisa saja kehilangan jiwamu, Lily. Jika itu terjadi maka kita bisa saja mati," peringat Schylla lagi.
Lily mengangguk. "Aku tidak bisa mati semudah itu, Schylla. Tenanglah, kita sudah pernah melakukan ini sekali, kurasa kita bisa melakukannya lagi."
Schylla hanya bisa mendengkus kesal, Lily tetaplah Lily yang keras kepala. Ketika ia sudah membuat keputusan maka tidak ada siapa pun yang bisa menghentikannya. Begitulah penguasa Greenland.
Setelah selesai berdebat dengan sisi wolf-nya, ia langsung memindahkan Viona dari atas kasur ke lantai.
Lily mengitari tubuh Viona dengan banyak lilin yang telah ia siapkan. Setelahnya Lily bangkit, ia memejamkan mata dan bergumam lemah.
Lily mengambil belati dan menyayat telapak tangannya sendiri, membiarkan darah itu tumpah mengenai seluruh tubuh Viona.
Setelahnya ia juga memasukkan darahnya ke dalam cawan kecil dan meminumkannya ke Viona. Lily kembali duduk setelahnya.
Sebelum memulai ritual yang sebenarnya, ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya pelan, memantapkan diri untuk melakukan proses ritual tersebut.
"Tenanglah, Lily. Kau pasti bisa!" batinnya meyakinkan diri.
Lily mulai menggumamkan mantra secara lirih. Api-api yang menyala seketika padam dan digantikan oleh api berwarna hitam.
Darah milik Lily bercahaya di atas tubuh Viona. Perlahan namun pasti darah itu mulai menghilang dan masuk ke tubuh Viona.
Lily masih menggumamkan mantra sampai darah itu menghilang sepenuhnya. Setelah selesai, api dari lilin mendadak padam.
Lily terbatuk darah setelahnya. Energinya sedikit terkuras untuk melakukan ritual itu. Kepalanya mendadak pening.
"Jangan sekarang, aku masih belum selesai!" geramnya pada diri sendiri.
Lily melanjutkan kembali ritual yang sudah berjalan setengahnya. Ia memanggil Diamond's Wizard dari dalam tubuhnya, menyalurkan kekuatan berlian itu ke dalam tubuh Viona yang ringkih.
Perlaham tapi pasti, tubuh Viona yang keriput mulai berubah seperti semula. Waja gadis itu kembali cantik sama seperti sebelumnya.
Merasa ritualnya telah selesai, Lily pun berhenti. Ia kembali meletakkan Viona ke atas kasur dengan sihirnya.
Lily menidurkan diri di lantai karena kepalanya sedikit pusing. Lalu Schylla kembali datang dan me-mindlink dirinya.
"Bukankah sudah kukatakan, kau itu terlalu tua untuk melakukan ritual itu. Jika saja tidak berhasil maka jiwamu yang akan terseret untuk menggantikan jiwa wanita itu, Lily."
Lily berdecak. "Diamlah, aku masih sangat pening. Jangan membuatku semakin pening karena ocehanmu itu!"
Schylla merotasikan kedua mata mendengar Lily. Ia hanya khawatir pada keadaan she-nya itu, namun Lily sama sekali tidak mengindahkannya.
"Baiklah terserah kau saja, Lily. Jika ritualmu ini tidak berhasil aku sudah memperingatkanmu sebelumnya," kata Schylla setelahnya ia memutus pembicaraan.
Lily benar-benar tidak memedulikan ucapan Schylla. Setelah pusing di kepalanya sedikit membaik ia lantas keluar dari ruangan itu.
Reyhan dan Alisha yang masih menunggu di luar langsung menghampiri Lily. "Jadi bagaimana?" tanya Reyhan.
"Aku sudah melakukan ritualnya, selama tujuh hari ia tidak boleh meminum darah milik siapa pun kecuali darah milikku, jangan biarkan ia dibawa keluar dari ruangan ini, apalagi sampai terkena sinar matahari. Aku ingin istirahat sebentar." Lily langsung pergi setelah menjelaskannya.
Sebelumnya ia juga telah memberikan darah miliknya pada Reyhan. Memasukkan darah itu ke sebuah botol kecil yang berjumlah tujuh buah. Ia sudah memantrai darah itu sebelumnya.
Alisha langsung masuk ke dalam kamar Viona. Ia sangat terkejut melihat wanita itu telah kembali seperti semula. Hanya saja Viona masih terbaring lemah dan menutup kedua matanya.
"Semoga saja Ibu berhasil menyembuhkanmu, Viona." Setelahnya Alisha menutup pintu dan pergi dari sana
Tbc...
Maaf ak gak update bbrpa hari
soalnya lg sakit
hari ini ak paksain nulis buat update biar ga pd nungguin, hehe :v15/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...