Chap 41

62 10 8
                                    

Alisha dan Reyhan telah sampai si hutan yang asing. Gadis itu mengerutkan dahinya pertanda bingung lalu melirik Reyhan yang ternyata sedari tadi menatapnya. Meminta penjelasan kenapa Reyhan mengajaknya ke tempat itu.

"Akan kuceritakan nanti, yang jelas kerajaanku telah diambil alih oleh ibu dan kini ia yang memimpin. Kami yang selamat hanya bisa bersembunyi di sini," jelas Reyhan singkat.

Alisha hanya mengangguk paham. Kedua insan itu kemudian masuk ke tengah-tengah dua pohon yang besar. Terdapat gerbang yang transparan di sana, setelah keduanya melangkah masuk Alisha dan Reyhan lenyap.

Mata gadis itu membelalak melihat pemandangan yang baru pertama kali ia lihat. Di hadapannya kini terdapat sebuah desa kecil denga rumah-rumah mungil yang berjajar rapi, berhadapan.

Banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Menyapa Reyhan dan Alisha ketika tanpa sengaja berpapasan.

Alisha terpukau melihatnya, desa itu tampak asri, tidak suram seperti yang ada di dalam pikirannya.

Reyhan menggandeng tangan Alisha dan mengajak gadis itu untuk berbelok ke salah satu gang dan terlihatlah rumah dengan cat berwarna hijau, hampir menyatu dengan alam.

Rumah itu terlihat megah dari luar. Rumah paling besar yang ia temui hari itu. Reyhan mengajaknya masuk ke dalam dan Alisha hanya bisa mengekor.

Terdapat beberapa guard yang ia kenal ketika masuk ke rumah itu, seketika ketakutan menjalar ke seluruh tubuh Alisha, membuatnya bergeming di tempat.

Reyhan yang melihatnya tampak maklum. "Tidak masalah, mereka tidak akan berani menggigitmu, jangan takut, okay? tutur Reyhan lembut.

Ia menegak salivanya sendiri karena tidak yakin, namun berkat ucapan Reyhan, Alisha berusaha menenangkan diri dan meyakinkan dirinya sendiri jika itu hanyalah masa lalu.

Lelaki itu naik ke lantai dua rumah, melewati tangga spiral yang membingungkan bagi Alisha, gadis itu pusing karena terus-menerus berjalan berputar.

Keduanya sampai di ujung ruangan dan berdiri tepat di depan pintu yang berwarna hitam. Reyhan memutar kenop dan membukanya sementara Alisha hanya bisa mencengkeram lengan lelaki itu dan merapatkan tubuhnya di belakang Reyhan.

"Jangan takut, tidak ada monster di dalamnya," lirih Reyhan, ia sedikit terkekeh melihat Alisha yang tidak berubah meski beberapa tahun telah berlalu.

Alisha menggeleng meski Reyhan tak dapat melihatnya. "Aku tidak takut pada monster, aku lebih takut pada vampire yang marah dan kelaparan."

Tanpa sadar tubuh Reyhan menegang mendengar celetukan Alisha. Gadis itu dapat merasakannya dengan jelas, namun ia enggan meminta maaf pada lelaki di depannya itu.

Reyhan berdeham untuk menghilangkan kecanggunan keduanya. Lalu ia menodorong dahan pintu hingga terbuka.

Alisha ditarik masuk oleh Reyhan. Pemandangan pertama ketika ia masuk adalah seorang wanita yang terbaring di sebuah ranjang kecil yang sprainya berwarna putih.

Ruangan itu hanya memiliki satu ventilasi yang cukup tinggi dan kecil. Tidak ada apa pun di sana selain obor yang tertempel di dekat ranjang dan meja nakas kecil yang ada di samping kasur.

Tubuh wanita itu terlihat lemah, karena penerangan yang minim, Alisha melangkah maju untuk melihat lebih jelas siapa wanita itu.

Betapa terkejutnya dia setelah menyadari jika itu adalah tubuh Viona. Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah yang panjang hingga menutupi kakinya.

Tubuh dan wajahnya yang cantik kini tinggal tersisa tulang dan kulit yang keriput, mirip seperti nenek-nenek yang berusia delapan puluh tahunan di dunia manusia.

Alisha semakin mendekat dan memberanikan diri untuk duduk di tepi ranjang. Mengamati perubahan fisik Viona yang drastis.

Ia menoleh ke arah Reyhan yang kini berdiri di sampingnya, mendongak menatap Reyhan dengan raut penasaran.

"Apa yang terjadi pada Viona, Reyhan? Kenapa dia bisa seperti ini?" lirihnya.

Reyhan menarik napas panjang, ia akhirnya menceritakan kejadian beberapa bulan yang lalu.

Ketika Viona menyadari jika Rossa ternyata hanya memanfaatkan dirinya sebagai tumbal karena Alisha berhasil kabur.

Wanita itu berhasil kabur dari meja ritual meski dalam keadaan seperti itu berkat bantuan Reyhan.

Sebelumnya Viona memang sedikit curiga pada Rossa hingga pada akhirnya ia mengetahui jika dirinya akan dijadikan tumbal ritual keabadian dengan sihir hitam.

Karena itu akhirnya ia menceritakan kebenaran mengenai kematian ayah Reyhan yang ternyata adalah ulah Rossa untuk membangkitkan seseorang.

Viona memang sebelumnya membantu Rossa karena wanita itu mengimingi Reyhan sebagai imbalan, tanpa ragu tentu saja Viona menyetujuinya.

Bahkan kini kerajaan Viona pun telah dikuasai oleh Rossa. Wanita itu memiliki sihir hitam yang kuat, ia juga dibantu oleh seorang lelaki muda yang ternyata seorang warlock.

Setelah mendengarkan penjelasan Reyhan panjang lebar, kini Alisha semakin yakin jika Rossa adalah wanita yang menculikknya. Ia menggunakan wajah Viona untuk mengelabui Alisha.

Alisha merasa terharu dengan pengorbanan Viona, cinta wanita itu sangat besar untuk Reyhan, namun ia mengungkapkannya dengan cara yang salah.

"Siapa yang dibangkitkan oleh Rossa dan apa tujuan wanita itu membangkitkan seorang warlcok?" tanya Alisha.

Rahang Reyhan mengeras ketika mengingatnya. "Louis, lelaki itu yang dibangkitkan oleh Ibu."

Alisha kembali mengerutkan kening. Nama itu seperti tidak asing dalam ingatannya. Sangat familiar, namun ia tak bisa mengingatnya.

"Siapa itu Louis? Aku seperti pernah mendengarnya," gumam Alisha yang ternyata masih bisa didengar oleh Reyhan.

Reyhan pun kembali menceritakan tentang masa lalunya bersama Lily mengenai Louis dan perang besar itu.

Perang yang mengakibatkan Adrian hampir tidak selamat dan yang menyebabkan dirinya di-reject oleh Lily karena ia lebih memilih Adrian sebagai mate pertama.

Alisha hanya bisa menganggukkan kepala. Rasanya agak aneh mendengar kisah mate-nya bersama sang ibu.

"Apa kau sudah mengetahui motif mereka menaklukan dua kerajaan?" tanya Lily.

Reyhan menggeleng. "Aku sudah menyuruh dua guard untuk menyusup ke kerajaan. Namun mereka masih belum kembali sampai sekarang."

Gadis itu kembali mengarahkan netranya pada Viona yang terbaring lemah. Menyentuh lengan Viona yang dipenuhi oleh keriput.

Ia mengembuskan napas kasar. "Kupikir Ibu bisa menyembuhkan Viona dan mengembalikan tubuhnya seperti semula. Ibuku memiliki Diamond's Wizard yang bisa menyembuhkan apa pun."

Reyhan tahu hal itu, karena Diamond's Wizard itulah yang mengungkapkan jika ia adalah mate kedua Lily.

"Aku bisa memanggil ibuku kemari," katanya. Lalu Alisha mengeluarkan batu yang ia bawa. Namun mustahil menggunakannya di pagi hari. Jadi keduanya memutuskan untuk memanggil Lily di malam hari.

tbc...


Aku update lg
adakah yg msih menunggu 😂😂

12/08/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang