Sudah beberapa hari Lily tak kunjung pulang ke mansion. Hal itu membuat Alisha merasa bersalah pada ibunya.
Ia tak ingin membuat ibunya sedih, namun tak bisa dipungkiri gadis itu juga menginginkan tinggal bersama Reyhan, kekasihnya di kerajaan vampire.
Hal itu membuat Alisha bimbang. Gadis itu selalu murung. Reyhan bahkan sudah kehabisan akal untuk membujuk gadisnya agar kembali tersenyum.
Sudah beberapa hari Alisha mengikuti latihan fisik di tempat pelatihan pack. Dan diawasi oleh pelatihnya tentu saja.
Dengan gesit, gadis itu berlari menghidari rintangan demi rintangan yang menghadangnya. Berbekal panah sebagai senjata, Alisha dengan lincah melesatkan anak panah demi anak panah pada sasaran berupa manusia buatan dari kayu dan jerami.
Alisha memang sangat ahli dalam menggunakan senjata panah. Terbukti, hanya dalam waktu sebentar semua musuh dapat ia kalahkan dalam simulasi latihan itu.
Tak hanya panah, ia juga berlatih menggunakan pedang. Alisha melawan pelatihnya dalam simulasi. Gadis itu sedikit kewalahan melawan sang pelatih. Setelah bertempur hampir setengah jam, Alisha dapat dikalahkan oleh pelatihnya.
Alisha memang sedikit kesulitan dalam menggunakan pedang. Selain berat, pedang miliknya lumayan besar sehingga menyulitkannya bergerak menghindar.
"Sudah cukup latihannya untuk hari ini Nona, kemampuan anda dalam panahan memang tak bisa diragukan lagi. Tapi perdalamlah lagi teknik penggunaan pedang, karena kemampuan Nona masih harus diasah," jelas sang pelatih padanya.
"Terimakasih atas latihannya, saya pamit." Alisha pergi meninggalkan tempat latihan setelahnya.
Badannya sangat lengket karena keringat, oleh karena itu Alisha memutuskan untuk mandi agar kembali segar.
Di sisi lain, Adrian tengah membujuk Lily agar wanita itu kembali ke mansion. Ia sungguh tak tega melihat putrinya yang selalu murung karena ego dari ibunya.
"Kau harus kembali Lily! Tidakkah kau kasihan dengan putrimu? Bahkan anak itu selalu murung setelah kepergianmu. Ia selalu berlatih keras agar kau percaya bahwa dirinya bisa melindungi diri sendiri dari bahaya. Hanya untuk meyakinkanmu. Harusnya kau percaya padanya! Dia putrimu."
Lelaki itu sudah tak paham lagi dengan pemikiran kekanakan istrinya.
"Aku hanya tidak ingin dia menderita! Aku ingin dia selalu aman. Aku tak ingin kehilangan anakku untuk kedua kalinya, Adrian," kilah Lily.
Adrian mendekati Lily. Lelaki itu mencengkeram bahu wanitanya dan berkata, "Harusnya kau sadar, yang kau lakukan itu malah semakin membuatnya menderita! Kau sendiri yang malah membuat putrimu tak bahagia."
"Jangan bertingkah egois!" tambahnya.
Dirinya hanya ingin menyadarkan Lily bahwa yang dilakukannya salah besar dan malah membuat putrinya tak bahagia.
Lily jatuh berlutut. Dirinya menangis meraung-raung. Ia sadar bahwa sikapnya egois dan kekanakan. Ia malah membuat putrinya semakin menderita karena ulahnya.
Adrian mendekati istrinya kemudian memeluk wanita itu. Mengusap air matanya dengan lembut. Adrian tersenyum dan membawa Lily berdiri. Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke mansion setelahnya.
**********
Lily menangkup wajah putrinya dengan kedua tangannya. "Maafkan ibu sayang, ibu sadar jika hal yang ibu lakukan malah semakin membuatmu terbebani. Ibu terlalu egois hingga harus mengorbankan kebahagiaanmu demi kepentingan ibu, ibu sangat menyayangimu, Nak."
Alisha memeluk sang ibu. Akhirnya ibu dan anak itu kembali akur. Adrian dan Reyhan yang melihatnya menghembuskan napas lega sekarang.
Itu artinya Alisha sudah dapat ia boyong ke kerajaan vampire bersamanya dan menjadi ratu di kerajaannya. Menemaninya memimpin kerajaan terbesar di negeri vampire.
"Izinkan Alisha bermalam di sini untuk terakhir kalinya sebelum kau mengajaknya pergi bersamamu Reyhan!" Lily mengatakan hal itu sambil menatap Reyhan dengan tatapan memohon. Reyhan hanya mengangguk.
Lelaki itu lalu pamit untuk pulang ke negerinya. Masih banyak urusan kerajaan yang harus ia selesaikan.
Lily langsung mengajak Alisha menuju ke kamar pribadinya. Ia juga sudah berpesan pada Adrian agar tak mengganggu dirinya dengan sang putri. Ia bilang, ia ingin menghabiskan waktunya dengan Alisha sebelum anak gadisnya pergi bersama pasangan sejatinya.
Alisha yang penasaran mengapa dirinya di ajak ke kamar ibunya lantas bertanya. Namun Lily hanya tersenyum misterius yang membuat Alisha makin penasaran.
Wanita itu berjalan menuju meja rias miliknya dan mengambil sesuatu di laci bawah meja. Sebuah kotak, entah apa isinya.
Alisha yang sedari tadi hanya duduk diam di sofa dan memperhatikan ibunya, kini mulai mendekat.
"Apa itu, Bu?" tanya Alisha penasaran.
Lily memberikan kotak itu pada Alisha. "Bukalah!" titahnya.
Alisha dengan senang hati membuka kotak pemberian ibunya.
Sebuah sinar berwarna putih terpancar dari dalam kotak. Aisha sampai harus memejamkan matanya untuk menghalau cahaya besar masuk ke retinanya. Lalu tak lama, sinarnya mulai memudar.
Sebuah batu mirip berlian. Itulah isi dari kotak yang dibuka Alisha. Gadis itu mengambilnya dan meletakkan kotak yang dibawanya ke atas meja.
"Ini apa, Bu? Aku belum pernah melihat ini sebelumnya," takjub Alisha mengamati batu yang ia pegang. Sangat berkilauan seperti mutiara di dasar laut.
"Itu adalah batu bulan milik ibu, bawalah. Batu itu bisa membantumu keluar dari masalah jika kau dalam bahaya. Sebagian dari kekuatan ibu ada di dalam batu ini untuk melindungimu," jelas Lily pada putrinya.
"Jika ibu memberikan ini padaku, bagaimana dengan ibu sendiri? Bukankah ibu lebih membutuhkan batu ini untuk menjaga perdamaian klan werewolf dari pada aku?" Alisha tampak cemas ketika mengucapkannya.
Lily menasehati putrinya. Ia tak terlalu membutuhkan batu itu karena ia masih memiliki Schylla wolf di dalam dirinya dan juga Adrian yang akan menjaganya. Banyak keluarga yang senantiasa membantu jika Lily dalam masalah.
Sementara Alisha, ia akan pergi ke negeri orang yang jauh dari keluarga. Ia akan sendirian di sana. Banyak bahaya yang akan menantinya di sana. Dan Reyhan tak mungkin menjaga Alisha dua puluh empat jam setiap harinya. Karena lelaki itu adalah raja yang akan sibuk mengurus kerajaannya.
Alisha mengangguk mengerti. Ia menyimpan batu itu dengan sihirnya agar mudah diambil jika keadaan terdesak. Gadis itu merengkuh sang ibu dan mengucapkan terimakasih.
Lily membalas pelukan Alisha. Rasanya sudah lama ia tak merasakan pelukan sang anak. Setelah beberapa saat ia merenggangkan pelukannya dan menatap Alisha dengan tatapan yang serius.
Ia mengajarkan pada Alisha bagaimana cara mengaktifkan batu bulan jika ia sedang terdesak dan bagaimana cara menggunakan batu itu setelah mengaktifkannya. Alisha menyimak apa saja yang dikatakan sang ibu.
Setelahnya mereka berdua membicarakan hal-hal tidak penting antar wanita hingga menjelang malam.
Alisha pamit untuk mandi dan bersiap makan malam. Setelahnya ia keluar dari kamar sang ibu.
Sementara Lily masih duduk di sofa sambil menatap langit-langit kamar.
"Semoga keputusan yang ku buat adalah benar," batinnya.
Lalu ia bergegas mandi dan juga bersiap untuk makan malam bersama yang lain.
TBC
Hai semuanya, aku update part baru
bagaiamana dengan part ini?
jangan lupa tinggalkan jejak ya
terimakasih sudah mendukung cerita ini16/10/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...