"Apa yang kau lakukan dari balik semak itu, Tuan Ferdinand?" tanya Alisha penasaran.
Seseorang yang keluar dari semak tadi memanglah Ferdinand, tangan kanan Reyhan serta seseorang yang telah mengajari Alisha mengenai kerajaan ini.
Alisha sangat bersyukur karenanya ia bisa menjelajah kerajaan dan pergi tanpa tersesat berkat Ferdinand, selain itu Alisha juga jadi mengerti akan bagaimana sistem pemerintahan di kerajaan yang lumayan besar itu.
"Saya baru saja pulang dari kerajaan tetangga dan tidak sengaja melihat Anda duduk di sini sendiri, jadi saya memutuskan untuk menghampiri Anda, Nona." Alisha hanya mengangguk, tetapi ada sesuatu yang membuatnya penasaran.
"Apakah Anda membhas masalah kelompok vampire liar yang mulai memberontak dan melakukan kekacauan di daerah kecil?" tanya Alisha hati-hati.
Ferdinand sedikit mengerutkan dahinya. "Kenapa Anda tertarik dengan hal itu?"
Alisha memang merasa ada yang tidak beres di sini setelah kedatangannya. Namun, ia tak yakin untuk menceritakan kecurigaan ini pada siapa pun. Dirinya teringat akan nasihat san raja yang menyuruhnya untuk tidak percaya pada siapa pun terlebih orang yang baik padanya.
Alisha menggeleng lalu tersenyum. "Tidak, aku hanya merasa prihatin akan kejadian ini."
"Boleh saya bertanya pada Anda, Nona?" Alisha tersenyum hingga kedua matanya menyipit lalu menjawab, "Tentu."
"Kenapa Anda duduk sendirian di sini, Nona?" Pertanyaan itu membuat Alisha teringat akan sikap Reyhan tadi.
Dirinya masih sangat marah, ralat sebenarnya Alisha hanya malu karena itu adalah ciuman pertamanya dan Reyhan mengambilnya begitu saja.
"Aku hanya bosan berada di dalam istana, terlebih lagi tak ada orang yang bisa menemaniku untuk sekedar berbincang mengenai hal ringan." Alisha terpaksa berbohong, tak mungkin jika ia menceritakan hal memalukan tersebut pada Ferdinand, apa yang akan lelaki itu pikirkan nantinya.
Belum sempat Ferdinand mengajukan pertanyaan kedua, tiba-tiba saja Reyhan datang entah dari mana hingga mengejutkan keduanya.
"Ternyata kau di sini, aku mencarimu ke mana-mana, Alisha!" kata Reyhan sambil merangkul gadis itu tanpa malu.
Alisha secara spontan memelintir tangan kekar itu dan membantingnya ke tanah. "Jangan sentuh aku! Pergi sana!"
Ferdinand akhirnya paham kenapa Alisha datang ke taman belakang, ternyata sedang berselisih dengan Reyhan.
"Hey, itu sakit! Kenapa kau membantingku tiba-tiba?" Reyhan mencoba berdiri meski punggungnya agak sakit.
"Kau sendiri kenapa tiba-tiba menciumku seenak jidat setelah bersikap acuh padaku? Bahkan menuduhku pengkhianat kerajaan dan mencurigaiku?" jerit Alisha.
Ferdinand tertawa setelahnya, membuat Alisha menyadari apa yang ia ucapkan. Melirik dengan tatapan membunuh ke arah Ferdinand agar lelaki itu berhenti.
Melihat aura negatif yang ada di Alisha, ia memilih diam meski dalam hati masih tertawa keras. Reyhan mencium seorang gadis adalah hal yang langka. Bahkan lelaki itu sama sekali belum pernah berciuman.
"Bagaimana rasanya berciuman dengan pasangan Anda, Pangeran? Apakah kalian juga sudah melakukannya?" tanya Ferdinand setelah mendekat ke arah Reyhan.
"Tutup mulutmu, Tuan Ferdinand yang terhormat! Bahkan dia tak bisa berciuman dengan benar, aku bukan gadis murahan yang akan semudah itu kalian taklukan!"
Tanpa sengaja Alisha mendorong Ferdinand dengan sihir anginnya hingga lelaki itu terpental jauh dan menabrak pohon hingga tumbang karena kesal akan perkataan Ferdinand.
Reyhan takjub akan kekuatan Alisha barusan. Ingin tertawa tetapi tak ingin berakhir sama seperti Ferdinand, jadi lelaki itu mencoba diam.
"Kalian para lelaki sama saja. Hanya bisa membuatku kesal!" Alisha menggunakan sihir teleportasi miliknya dan menghilang dari sana.
Kembali ke kamarnya yang nyaman dan pergi beristirahat dengan tenang, sebelumnya gadis itu sudah mengaktifkan sihir untuk mengunci kamarnya agar tak ada yang bisa masuk.
"Sabar, Alisha! Jika kau marah dan tidak bisa mengendalikan sihirmu seperti tadi maka kau bisa dalam bahaya," peringatnya pada diri sendiri.
Alisha masih mengingat jelas kejadian tadi. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada Reyhan. Terkadang lelaki itu sangat baik, sikapnya seolah membiarkan Alisha untuk tinggal dan singgah di hatinya, tetapi terkadang sikapnya seolah menyuruh Alisha pergi jauh darinya.
"Apa sebenarnya maumu, Reyhan? Apa benar kamu masih bingung dengan perasaanmu sendiri karena di hatimu masih tersisa nama Lily? Atau sampai saat ini kau masih belum bisa melupakan ibuku dan menjadikanku sebagai pelampiasanmu?"
Semuanya berputar di kepala Alisha hingga membuat gadis itu pening. Segala kemungkinan terburuk terlintas di otaknya.
Tanpa ia sadar, masalah sebenarnya yang akan menguji kedua pasangan itu akan datang sebentar lagi.
To be continue
okelah selamat membaca
semoga ga bosen ya dgn cerita gaje ini
jangan lupa jejaknya
see you all
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...