Chap 24

68 8 0
                                    

Beberapa hari ini Alisha merasa bahwa ia sedang diawasi entah oleh siapa. Gadis itu jadi tak bisa leluasa melakukan aktivitasnya.

Bahkan kini pencarian anggrek hitam dan bahan herbal lainnya harus ditunda karena takut jika seseorang yang menguntitnya itu akan mencelakainya selama di hutan.

Obat yang ia berikan pada ayah Reyhan mulai bereaksi, pria yang menyandang jabatan sebagai Raja itu kini mulai membaik bahkan sekarang sudah bisa kembali memimpin kerajaan.

Reyhan senang karena ayahnya kembali sehat. Beban yang ia pikul sendiri selama beberapa waktu telah diambil alih oleh sang raja.

Lelaki itu kini memiliki banyak waktu luang yang ia gunakan untuk menemani kekasihnya, Alisha.

Namun Alisha merasa makin terkurung karena Reyhan yang selalu mengintili dirinya kemanapun.

Gadis itu pusing, jika seperti itu terus menerus maka dirinya akan lebih sulit untuk pergi sendiri ke hutan dan mencari tanaman herbal.

"Oh, Dewi Bulan tolonglah aku. Beri tahu aku bagaimana caranya keluar dari sini!" doanya dalam hati.

Kini gadis itu tengah berada di kamar bersama Reyhan. Lelaki itu tak mengizinkan Alisha pergi bahkan dari kamarnya karena beberapa waktu lalu vampire liar kembali melakukan teror.

"Alisha," panggil Reyhan, namun gadisnya tak menjawab. Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga melamun seperti itu.

Reyhan menepuk pundak sang gadis hingga membuatnya terkejut. "Ada apa?" tanya Alisha polos.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Alisha menggeleng sembari memamerkan senyum terbaiknya.

"Jangan berbohong, aku tahu beberapa hari ini kau terlihat gelisah dan cemas. Sebenarnya ada apa?"

Alisha memalingkan wajahnya, enggan menjawab. Dalam hati gadis itu merutuki kecerobohannya, apakah sangat kentara jika dirinya tengah gelisah?

"Tidak ingin berbagi denganku?" tanya Reyhan sekali lagi.

Alisha bimbang, haruskah ia menceritakan segalanya? Reyhan memanglah pasangannya, tetapi Alisha masih ragu.

Lelaki itu masih menunggu jawaban dari Alisha meski dirinya sudah tahu jika gadis itu takkan mengatakan masalahnya.

"Sebenarnya .... " Alisha mengembuskan napas, menggigit pipi dalamnya karena gugup.

"Aku tidak akan memaksa jika kau tidak ingin meberitahukannya padaku, hanya saja aku khawatir melihatmu seperti itu. Kau pasanganku, cobalah terbuka padaku, Alisha. Masalahmu juga menjadi masalah untukku."

Alisha menatap Reyhan. "Apakah aku terlalu menutup diri darimu?" pikirnya.

"Baiklah, sebenarnya aku merasa tengah diawasi beberapa hari ini. Itu yang membuatku gelisah, aku harus tahu siapa dia dan apa alasannya menguntitku."

Mendengar masalah Alisha, Reyhan tiba-tiba saja terbatuk. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Alisha menatap Reyhan curiga karena lelaki itu mendadak kikuk dan salah tingkah.

"Jangan-jangan itu ulahmu?" tanya Alisha penuh selidik. Ia amati wajah Reyhan hingga membuat lelaki itu risih.

"Okay, aku memang memerintahkan seseorang untuk mengikutimu. Semuanya demi keamananmu," jujur Reyhan.

Entah kenapa Alisha merasa seseorang yang menguntitnya bukan orang suruhan Reyhan. Ia merasa diawasi selama dua puluh empat jam sehari.

Alis sang gadis mendadak berkerut, ia merasa masalah besar sebentar lagi akan muncul. Firasat Alisha hampir selalu benar.

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang