Chapter 4

203 28 4
                                    

Hari menjelang malam. Mentari telah kembali ke peraduannya di sisi bumi yang lain.

Alisha tampak kecewa karena Reyhan tak menepati janjinya untuk berkunjung kemari. Ia sudah berdandan dan memakai gaun indah seharian ini menunggu Reyhan datang. Namun yang ditunggu tak kunjung menampakkan diri.

Alisha sudah bertekad untuk belajar mencintai Reyhan. Semalam setelah ia berdoa dan tidur, ia bermimpi. Di dalam mimpinya itu Alisha melihat dirinya sendiri dan Reyhan sedang berpelukan di sebuah taman yang indah. Di tengah taman terdapat kolam air mancur yang sangat indah.

Alisha pikir itu adalah gambaran dari masa depannya bersama Reyhan. Ia berpikir bahwa itu jawaban yang Dewi berikan atas doa-doa yang ia panjatkan pada sang pencipta.

Akhirnya dengan langkah gontai, ia pergi ke ruang makan karena semua keluarganya sudah menunggu di sana untuk makan malam.

**********

Reyhan sedang melakukan rapat dengan para petinggi istana siang itu. Ia tengah berembuk tentang strategi penyerangan dan juga perketatan penjagaan di wilayahnya agar pemberontakan tak semakin meraja lela. Namun di tengah rapat, tiba-tiba saja pintu terbuka dan muncullah dua orang wanita.

Wanita yang membuat Reyhan enggan menemuinya. "Untuk apa kalian kemari?" Ujar Adrian dengan nada malas.

"Adrian jangan seperti itu!" Protes salah satu wanita.

"Aku sedang rapat, jika kalian tidak memiliki kepentingan silakan keluar dari sini!" Reyhan mengusir mereka dengan ucapan yang lembut.

"Jangan lupa bahwa aku adalah ibumu Reyhan!" Sentak wanita itu.

"Baiklah kita selesaikan saja rapat ini sampai di sini. Nanti kita lanjutkan lagi." Setelah mengucapkannya, Reyhan pergi dari ruangan itu meninggalkan semuanya.

"Aku lupa jika hari ini akan menemui Alisha," Batin pria itu. Namun langkahnya tertahan oleh dua wanita tadi.

"Reyhan tunggu!" Teriak wanita yang tadi mengaku sebagai ibunya.

Reyhan berhenti. "Ada apa lagi ibu?" Sungguh pria itu benar-benar jengah.

"Kau ingin kemana? Viona datang kemari untuk menemui dirimu. Kenapa kau malah ingin pergi? Ayo ajak dia bersamamu!" Titah sang ibu.

"Tidak bisa bu, aku sedang ada janji. Aku juga tidak menyuruh wanita itu untuk datang kemari. Jadi untuk apa aku harus menemaninya?" Tolak Reyhan dengan keras.

"Ya baiklah, terserah apa maumu. Ibu sadar, ibu hanyalah ibu sambungmu. Jadi kau bisa tak mendengarkan ucapan ibu ini. Karena ibu bukanlah siapa-siapa di sini," Ujar ibu Reyhan sendu.

"Selalu saja ucapan itu," Batin Reyhan. Ia membuang napas kasar. Jika sudah begitu Reyhan hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan ibu tirinya itu.

Reyhan sangat risih karena Viona selalu saja menempel padanya seperti lem. Kemana pun Reyhan pergi pasti Viona akan selalu mengikuti.

Reyhan bahkan kewalahan. Jika begini akan sulit kabur dari wanita itu. Ia sangat gusar karena hari sudah mulai gelap tapi wanita itu masih belum pulang. Ia jadi tak bisa pergi ke Golden moon pack untuk bertemu gadisnya.

"Bagaimana caranya aku bisa kabur dari wanita ini? Ia selalu saja menempel seperti perangko surat," Batinnya kesal.

Reyhan memakan makan malamnya dengan cepat. Syukurlah setelah makan malam, wanita itu pergi. Pulang kembali ke kerajaannya.

Ya, Viona memang berasal dari kerajaan lain. Kerajaan yang sama seperti ibu tiri Reyhan. Wanita itu adalah keponakan ibu Reyhan dan merupakan seorang Putri kerajaan.

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang