Chap 28

64 11 6
                                    

Jonathan membantu Reyhan untuk duduk bersandar di kasur. Lelaki itu sudah menolaknya tetapi Alisha tidak peduli.

"Sudah kukatakan aku tidak mau melakukan ini, jangan paksa aku!" decak lelaki itu kesal.

"Tidak ada jalan lain, kita harus melakukan ini. Kau sudah berjanji untuk menjagaku, apa kau mau mengingkari janjimu?" balas Alisha keras kepala.

"Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa berhenti setelah memulainya, Alisha. Kau tahu sendiri bagaimana pesona darahmu bagi tubuhku." Reyhan kembali mengingatkan.

"Aku tidak peduli, Reyhan. Keselamatanmu yang paling penting, kau adalah prioritas utamaku saat ini."

Reyhan hanya bisa menghela napas pasrah. Jika Alisha sudah bersikeras seperti ini maka tak ada jalan lain selain mengikutinya. Gadis itu memang benar-benar keras kepala sama seperti ibunya.

Alisha duduk di tepi ranjang tepat di samping Reyhan, mulai menyibakkan rambutnya, memperlihatkan lehernya dan mendekatkan leher itu ke wajah Reyhan.

Taring Reyhan muncul, ia mulai mencari di mana letak pembuluh darah Alisha sebelum menancapkannya di sana.

Alisha yang terkejut karena gigi Reyhan menusuk kulitnya langsung memeluk lelaki itu.

Reyhan mulai menyedot darah Alisha secara pelan, gadis itu dapat merasakan tubuhnya memanas ketika darahnya disedot oleh Reyhan.

Rencana mereka berhasil, luka di perut Reyhan mulai tertutup sedikit demi sedikit.

Darah Alisha sangat manis, ia bagaikan nikotin yang membuat Reyhan candu. Setelah luka di perutnya tertutup lelaki itu tak kunjung melepaskan taringnya.

Ia malah menyedotnya semakin kasar hingga Alisha merintih kesakitan. Jonathan memberitahunya jika sudah cukup Reyhan menyedot darah Alisha, tetapi ia tak mendengarkan.

"Pangeran, sudah cukup. Luka Anda sudah tertutup, Anda bisa melepaskan nona Alisha sekarang."

Tetapi Reyhan tetap bergeming, kesadarannya telah dikikis habis oleh nafsu. Sudah sangat lama ia menginginkan darah milik Alisha.

"Rey, sudah cukup. Lepaskan aku," lirih Alisha yang mulai melemas.

Melihat kondisi Alisha yang memucat, Jonathan segera memisahkan Reyhan secara paksa dengan Alisha.

Ia mendudukkan gadis yang sudah tak sadarkan diri itu ke lantai dan mencegah Reyhan mengikutinya.

"Minggir, Jo. Aku belum puas dengan darahnya!" kata Reyhan. Kilatan di matanya yang berwarna merah terlihat marah.

"Sadar Pangeran! Anda telah dikuasai nafsu vampire Anda. Pangeran Reyhan bukanlah vampire yang haus akan darah!" Jonathan mencoba menyadarkan.

"Kubilang minggir! Jangan halangi jalanku!" Reyhan mendorong tubuh Jonathan hingga lelaki itu terpental.

Kekuatan Reyhan tidak main-main ketika mendorongnya. Jonathan mencoba bangkit dan mendorong Reyhan ketika lelaki itu hampir menyentuh Alisha.

"Sadar Pangeran! Anda bisa membunuh Alisha, mate Anda sendiri!" teriaknya.

Reyhan tidak peduli, ia bahkan mencekik Jonathan hingga lelaki itu tak sadarkan diri. Setelahnya Reyhan melemparnya ke sudut ruangan.

Reyhan berjalan mendekati Alisha yang telah kehabisan tenaganya. Gadis itu telah sadar dan ingin kabur dari sana, tetapi ia bahkan tak bisa menggerakkan kaki atau tangannya.

Reyhan membelai wajah Alisha, gadis itu ketakutan melihat sosok asli Reyhan. Matanya yang berwarna merah terlihat menyeramkan baginya, Reyhan terlihat seperti pembunuh berdarah dingin yang akan segera mengeksekusi korbannya.

Alisha memejamkan kedua mata, menahan rasa sakit ketika Reyhan kembali menancapka taringnya di leher Alisha.

Menyedot darah gadis itu, ia bagaikan seseorang yang kehausan dan belum minum selama seminggu.

Tubuh Alisha semakin memucat seiring ganasnya Reyhan menyesap darahnya.

"Reyhan, henーhentikan!" kata Alisha tersendat. Ia hampir kehilangan kesadarannya lagi.

"Reyhan, kumohon henーtikan! Kau benar-benar akan mem ... bunuhku." Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, Alisha kembali pingsan.

tbc....



Hiya gmna nih? puas gak 3 chapter loh wkwk
oke tunggu kelanjutannya minggu depan, yaw

Papai all, jangan lupa vomennya
Happy reading

15/06/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang