Chapter 6

164 22 2
                                    

Kini Alisha tengah termenung di taman belakang seorang diri. Ya, ia sudah berada di mansion keluarganya. Reyhan mengantarnya pulang setelah berbincang dengan ayahnya.

Alisha kini tengah memikirkan kata-kata ayah kekasihnya yang masih menjadi teka-teki di otaknya.

"Jaga Reyhan, nak! Bertahanlah dalam keadaan apapun di sisinya!"

"Semua rahasia perlahan akan terbongkar setelah kalian bersatu. Selalu waspada dan jangan percaya pada siapapun di istana ini. Terutama orang yang bersikap baik padamu."

Kata itu selalu terngiang-ngiang dalam benak Alisha. Ia sungguh penasaran. Sebenarnya apa maksud dari ucapan itu? Dimana ia bisa mendapat jawaban dari pertanyaan yang kini berputar di otaknya?

Setiap kali Alisha berusaha mencari jawaban, hanya pertanyaan lain yang terus muncul di benaknya.

"Aku harus bisa memecahkan teka-teki itu. Harus!!" batinnya bertekad.

Sedangkan di waktu yang sama Reyhan kini tengah dimarahi habis-habisan oleh Lily karena ia membawa Alisha tanpa seijinnya. Tentu saja, karena Reyhan membawa Lily dari pagi sampai petang.

Lily sudah uring-uringan karena Alisha yang seketika menghilang ditambah lagi Reyhan yang juga tidak ada di kamar tamu.

"Maafkan aku karena membawa Alisha tanpa izin. Aku benar-benar lupa," kilahnya.

"Lupa kau bilang??!! Kau hampir membuatku jantungan, dasar pria gila." Lily memukul lengan Reyhan dengan sihirnya sampai pria itu kesakitan dibuatnya.

"Kau bawa kemana Alisha sampai petang baru pulang? Kami memberimu kebebasan tapi bukan berarti kau bisa semaumu Reyhan." Adrian sudah frustasi.

"Kau tidak macam-macam kan dengan putriku?" Lily mendelik ke arah Reyhan.

"Tidak, kami hanya pergi ke kerajaanku. Aku hanya memperkenalkan Alisha pada anggota keluargaku, itu saja tidak lebih," belanya.

Lily terdiam. "Aku ingin membawa Alisha untuk tinggal bersamaku di negeri vampire," tuturnya.

Lily ingin memprotes namun Adrian menahannya. "Semua keputusan ada di tangan Alisha. Jika ia berkehendak maka kau bisa membawanya. Jika tidak, beri ia waktu sebentar lagi." Lily melotot pada suaminya. Ia benar-benar tidak setuju dengan ide suaminya itu.

"Baiklah, aku akan bertanya padanya nanti," dengan santainya, ia berkata demikian.

"Tidak bisa! Alisha harus tinggal bersamaku!" protes Lily.

Lily tidak mau hal itu sampai terjadi. Jika Alisha pergi dan tinggal bersama Reyhan, maka bencana besar akan terjadi. Setidaknya itu yang ia ingat tentang ramalan anaknya puluhan tahun lalu.

Lily tidak ingin kehilangan anaknya untuk yang kedua kalinya. Ia tak siap.

"Kenapa kau selalu melarang Alisha untuk pegi bersamaku? Dia pasanganku yang sudah ditakdirkan belasan tahun yang lalu. Aku berhak atas dirinya." Reyhan menaikkan satu oktaf nada bicaranya.

"Iya bu, kenapa ibu selalu melarangku bersama dengan Reyhan? Bukankah ibu bilang bahwa Reyhan ditakdirkan untuk menjadi pasanganku?" tanya Alisha yang baru saja datang.

Ya, Alisha memutuskan untuk bergabung bersama keluarganya yang tengah menginterogasi Reyhan.

Ia menepis sebentar pemikiran tentang ucapan ayah Reyhan padanya tadi siang.

Ia berjalan santai menuju ruang keluarga. Namun mendengar keributan dari sana. Alisha bergegas. Ia telah sampai di depan pintu ruang keluarga.

Ia segera angkat bicara karena ia merasa ibunya bersikap tidak adil padanya. Ia berjalan ke arah Reyhan dan berdiri di samping lelaki itu.

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang