Chapter 20

89 15 2
                                    

Alisha tengah memainkan sihirnya di kamar karena bosan. Gadis itu membuat kamarnya seolah-olah menjadi danau yang dipenuhi bunga teratai putih dan banyak angsa yang berenang di atas danau, sementara dirinya duduk di atas bunga teratai yang sengaja dibuat sangat besar.

Meski hanya sebuah sihir yang menipu mata, tetapi cukup untuk menghibur si gadis yang tampak bosan karena tidak boleh keluar dari lingkup istana.

Padahal dirinya sangat ini mencari tanaman herbal dan bunga anggrek hitam untuk membuat ramuan bagi raja. Entah kenapa pagi tadi Reyhan melarangnya pergi ke mana pun.

Alisha yang sibuk bermain dengan sihir tak mendengar jika pintu kamarnya diketuk berulang kali.

Hingga akhirnya Reyhan membuka pintu kamar tersebut dan alangkah terkejutnya karena ia melihat kamar Alisha yang dipenuhi oleh air. Namun ia heran kenapa airnya tak keluar setelah pintu terbuka?

Alisha yang terkejut akhirnya menghilangkan sihir ilusi mata miliknya dan berdiri menghadap Reyhan.

"Ketuk dulu sebelum masuk!" tegur Alisha dengan nada sebal.

"Sudah berulang kali kulakukan, tapi kau tak menjawabnya, jadi aku masuk," balas Reyhan tak kalah dingin.

Alisha menatap lelaki itu aneh, seharusnya dirinya yang marah karena dikurung di kamar seharian, tapi kenapa Reyhan yang terlihat marah kepadanya?

"Alisha!" Gadis itu mendongak menatap sang empu yang memanggil namanya.

"Kemarin, ada pelayan yang melihatmu masuk ke kamar Ayah. Apa yang kau lakukan di sana?" bohong Reyhan, bukan pelayan melainkan prajurit yang melihatnya.

"Aku hanya merasa khawatir akan kondisi Ayah yang semakin memburuk, jadi aku mengunjungi Ayah."

Alisha sedikit aneh dengan pertanyaan Reyhan. Apakah dirinya dilarang masuk dan menemui sang raja? Kenapa Reyhan terlihat curiga padanya.

"Kenapa bertanya seperti itu? Apa kau takut aku akan melakukan hal buruk pada Ayah? Kenapa kau berpikiran aku akan melakukan hal itu? Apa kau curiga padaku?" Pertanyaan yang dilontarkan secara bertubi-tubi itu seolah menikam jantung Reyhan.

Entah kenapa semalam ia mendengarkan ocehan ibu sambung dan juga Viona mengenai Alisha. Lelaki itu melangkah mendekati Alisha dan mendekapnya erat, merasa bersalah karena telah mencurigai pasangannya sendiri.

Alisha semakin curiga, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Reyhan dari dirinya. Entah kenapa gadis itu merasa ada masalah besar yang sebenarnya tengah terjadi, tetapi tak ada satu pun yang menyadarinya.

Gadis itu akan menguak satu per satu hal ganjal yang ia temui karena ia yakin itu adalah alasan mengapa takdir menyatukannya dengan Reyhan.

Dewi ingin agar dirinya menyelamatkan pasangannya dari masalah yang besar itu, maka dari itu Alisha berjanji akan menguak segalanya meski risikonya akan membahayakan dirinya sendiri.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi, Reyhan? Apa ada musuh yang menyerang lagi?" Alisha mencoba memancing agar lelaki itu mau angkat bicara.

"Tidak, maafkan aku karena sudah berprasangka buruk. Aku terlalu kalut dengan semua masalah ini. Sejak kau datang, banyak masalah yang menimpa kerajaan dan aku sendiri tak mengerti kenapa itu terjadi."

Reyhan terduduk di ranjang milik Alisha. Gadis itu duduk di sebelahnya dan mengelus pundak Reyhan untuk menenangkannya. Alisha paham jika pasangannya memikul tanggung jawab yang berat sebagai pengganti sang ayah.

"Maafkan aku, mungkin memang benar kata Viona waktu itu. Aku hanyalah gadis pembawa sial bagimu dan negerimu. Tapi aku berjanji akan ikut andil dalam menyelesaikan masalah yang terjadi satu demi satu," desah Alisha.

"Berikan aku tanggung jawab untuk menyelesaikan satu masalah, aku akan membantumu," imbuhnya.

Alisha menangkup wajah Reyhan yang terlihat tampak lelah. Memberikan senyuman terbaiknya guna menyalurkan kehangatan yang ada di dalam dirinya untuk Reyhan.

"Jangan tanggung masalahmu sendiri, di sini ada aku yang akan siap membantumu. Mengerti?" kata Alisha, mencoba menguatkan pasangannya.

"Jadi ada masalah apa lagi?" Alisha masih berusaha membuat Reyhan berbicara. Sangat sulit bagi lelaki itu untuk membagi masalahnya pada orang lain.

Ia sangat sulit untuk percaya pada orang lain selain dirinya sendiri. Banyak pengkhianat kerajaan yang berasal dari orang-orang kepercayaannya dan itu membuatnya sulit untuk membagi bebannya pada Alisha.

Namun, pada akhirnya lelaki itu menceritakan segala hal mulai dari pemberontakan kerajaan kecil, pencurian yang dilakukan oleh vampire liar, kerajaan yang kembali di serang oleh musuh, keadaan ayahnya yang semakin buruk dan yang terakhir adalah kecurigaan Viona pada Alisha jika gadis itu ingin menguasai kerajaan vampire yang kini dipimpinnya.

Alisha tak habis pikir dengan jalan pikiran Viona. Bagaimana bisa wanita vampire itu menuduhkan hal semacam itu pada Alisha?

Bahkan di tempatnya lahir, Alisha adalah seorang putri dari Queen werewolf yang menguasai seluruh daratan Greenland, untuk apa berniat menguasai kerajaan Reyhan yang bahkan wilayahnya tak lebih dari seperempat wilayah kekuasaan ibunya?

Gadis itu sedikit menjauh dari Reyhan setelah lelaki itu menceritakan segalanya. Alisha sedikit kecewa pada sang lelaki yang sempat menuduhnya, itu artinya masih ada keraguan di hati Reyhan.

Alisha berdiri di depan jendela kaca, melihat hutan perbatasan dari sana. Menghela napas kasar, ia meminta Reyhan untuk keluar dari kamarnya.

Hatinya sedikit sesak, bahkan ia rela mati untuk Reyhan. Namun, nyatanya lelaki itu masih menyimpan keraguan. Lantas bagaimana hubungan mereka jika rasa percaya sebagai pondasi saja tidak kuat?

Lelaki itu tak kunjung pergi dari sana. Hanya menatap punggung Alisha yang bergetar. Dari situ ia tahu jika dirinya memang salah karena meragukan Alisha.

Hati gadis itu selembut ibunya, bahkan lebih lembut. Reyhan membiarkan Alisha menangis di sana. Bahunya makin bergetar kencang, ingin sekali ia memeluk Alisha dan menenangkannya, tetapi diurungkan niat itu karena ia sendirilah penyebab air mata turun di wajah cantik Alisha.

Mengusap air matanya kasar, Alisha memilih pergi dari kamarnya dengan teleportasi. Ia akan mencari tanaman herbal untuk ramuan bagi raja meski harus menentang perintah Reyhan.

Lelaki itu langsung kalang kabut tatkala asap tipis keluar setelah menghilangnya Alisha dari kamar. "Dasar gadis keras kepala. Sudah kubilang untuk tidak keluar dari istana. Banyak vampire liar yang bisa saja memangsamu."

Reyhan merutuki kebodohannya sendiri selama perjalanan dan mengumpulkan prajurit untuk mencari keberadaan Alisha.

tbc


Happy reading guys, akhirnya bisa up tepat waktu, wkwk
jangan lupa tinggalkan jejak
btw ak mau nanya, apakah up satu chapter seminggu sekali itu terlalu lama?
Kalau iya, ada saran gak? biar cerita ini gak ditinggalin pembacanya krna up nya kelamaan, hehe

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang