Chapter 17

81 15 0
                                    

Alisha kini tengah meneliti obat yang semalam ia ambil dari kamar sang ayah. Ia menuangkan cairan tersebut ke sebuah wadah kecil.

Warna cairan itu biru sedikit kehitaman, baunya juga tak asing bagi Alisha. Ia mengambil sedikit cairan itu dan menjilatnya.

Tak lama Alisha terbatuk karena tenggorokan seketika menjadi kering. Kini ia benar-benar yakin cairan apa itu.

Namun, satu hal yang tak ia mengerti. Siapa yang membuatnya dan bagaimana bisa ia membuatnya.

Hanya seorang warlock yang dapat membuat ramuan itu. Ramuan yang berguna untuk membunuh seseorang, tetapi dalam jangka waktu yang panjang.

Ramuan itu akan merusak semua organ tubuh secara perlahan dan mengeringkan darah yang ada dalam tubuh, jika saja manusia biasa yang mengonsumsinya maka hanya dalam satu hari ia akan mati.

Namun, bukankah semua organ tubuh pada vampire telah mati? Mereka bahkan tidak memiliki denyut nadi, lantas bagaimana obat ini bisa bekerja pada vampire?

Alisha semakin bingung. "Kira-kira siapa yang berniat mencelakai Ayah? Aku harus segera menemukan penawar agar Ayah cepat sembuh, sepertinya Ayah sudah terlalu lama mengonsumsi racun ini."

Alisha menghilangkan semua benda di atas meja lalu berjalan keluar. Namun, alangkah terkejutnya ia melihat Reyhan tepat di depan pintu kamarnya.

"Reyhan? Apーapa yang kau lakukan di depan kamarku?" tanya Alisha gugup.

"Memberikan sarapan untuk calon ratuku. Kau bahkan belum keluar kamar sejak pagi, ini sudah hampir siang, apa kau tidak lapar?"

Reyhan masuk ke dalam tanpa seizin sang empu lalu meletakkan nampan yang ia bawa ke atas nakas.

"Kemarilah! Ayo makan dulu," kata Reyhan.

"Aku tidak lapar, aku harus pergi segera. Ada urusan yang mendadak," balas Alisha.

"Apakah ada urusan yang lebih penting daripada bersamaku?" Alisha memutar bola matanya jengah. Lelaki itu selalu saja begitu.

"Baiklah, aku makan. Pergilah!" usir Alisha, syukurlah ramuan tadi sudah ia hilangkan, ia harus berhati-hati, jangan sampai ada orang lain yang tahu.

Semua orang berpotensi menjadi pelaku di sini dan Alisha tidak ingin sampai rencananya membantu sang ayah sembuh diketahui oleh musuh.

"Apa kau sedang mengusirku? Astaga apa yang sedang terjadi pada gadis cantik ini? Apa aku tanpa sengaja melakukan kesalahan?" Raut bingung nampak di wajah Reyhan.

"Tidak, aku hanya sedang rindu pada Ibu dan Ayah. Maaf aku tidak bermaksud." Alisha menundukkan kepalanya.

"Maaf aku harus berbohong, Reyhan," imbuh si gadis dalam hatinya.

"Bagaimana kalau kita mengunjungi mereka? Aku tidak begitu sibuk hari ini, mungkin nanti sore kita bisa ke sana jika kau mau," tawar sang lelaki.

Kedua mata Alisha berbinar. "Benarkah? Kau tidak bercanda bukan?" Reyhan hanya mengangguk.

Alisha senang bukan main, ia bisa bertanya pada ibunya mengenai ramuan itu dan penawarnya. Alisha masih tidak yakin bisa membuatnya, tetapi dengan bantuan Lily pasti Alisha akan berhasil.

"Makan dulu, jika kau kurus nanti aku yang disalahkan oleh Lily dan Adrian. Mereka akan mengira aku menelantarkan dirimu."

Alisha berjalan menuju ranjangnya, mengambil piring yang ada di nampan lalu memakannya hingga habis.

Reyhan mengusak rambut gadis itu lalu tersenyum. "Gadis pintar, aku pergi dulu."

Setelah mengucapkan kata tersebut, Reyhan mengecup kening Alisha singkat lalu pergi sambil membawa nampan yang berisi piring kotor.

Alisha tertegun, gadis itu terkejut atas perlakuan manis Reyhan. Jantungnya kembali berdebar.

"Entah kenapa aku masih belum bisa merasakan ketulusanmu, Reyhan." Alisha memegang dada sebelah kanannya, meremat gaun yang ia kenakan.

Tbc


Huaa maaf baru update, minggu lalu aku gak ada kuota 😭😭
semoga suka semuanya
buat gantinya, aku bakal double update deh hari ini
makasih yg msih mau nunggu

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa voment
happy reading

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang