Alisha tengah menyirami bunga di depan rumah dengan sihir elemen miliknya. Itu memang kegemarannya sejak kecil, baginya bunga itu indah meski beberapa ada yang mematikan.
Setelah selesai, ia hendak masuk ke dalam, namun sebuah panggilan membuatnya mematung di tempat. Ia bahkan tidak berani berbalik untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.
"Alisha," ulang seseorang yang memanggil maa gadis itu.
Alisha mencengkeram kuat gaun yang ia kenakan. Jantungnya berdebar kencang ketika seseorang itu kembali memanggil namanya.
Ingin sekali ia melangkahkan kaki dan pergi dari sana, namun kedua kakinya seolah enggan menuruti perintah otaknya.
Tenggorokannya terasa tercekat hingga terlalu sulit untuk membuka mulut dan berteriak.
Alisha dapat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ia hanya bisa memejamkan kedua mata dan berharap jika seseorang itu segera pergi dari sana.
"Alisha, apa kau belum selesai?" teriak Lily dari dalam rumah. Alisha merasa bersyukur karena Lily memanggilnya, langkah kaki itu kini mendadak terhenti.
Lily keluar dari dalam rumah. Kedua matanya membola melihat pemandangan yang amat ia benci selama beberapa tahun silam.
Ia mengepalkan kedua tangannya erat di samping tubuh. Sorot matanya menunjukkan kemarahan dan kebencian yang begitu besar pada sosok itu.
Dengan segera ia menuju ke tempat Alisha berdiri lalu menarik gadis itu agar bersembunyi di balik tubuhnya.
Alisha langsung memeluk lengan ibunya, merapatkan tubuh karena ketakutan. Lily menggengam jemari putrinya, dapat ia rasakan tubuh putrinya bergetar.
"Untuk apa kau datang kemari? Apa kau sudah dengan yang kukatakan beberapa tahun yang lalu?" seru Lily lantang.
Mendengar teriakan Lily dari luar rumah, semua orang yang ada di dalam langsung berlari menuju ke halaman depan.
Semua orang yang ada di sana tampak menatap sosok itu dengan sorot benci. Mereka langsung berkerumun di dekat Alisha, melindungi gadis itu.
"Aku hanya ingー"
"Pergi!" seru Lily lantang, memotong ucapan orang itu.
Alisha melirik ke arah seseorang yang berdiri di seberangnya. Menatapanya dengan tatapan iba.
Sosok itu mengenakan pakaian yang kusut dan kotor, rambutnya yang biasa rapi kini berantakan, wajahnya terlihat muram dan terlihat kantung mata berwarna hitam di bawah matanya.
"Untuk apa kau kemari, Reyhan?" tanya Adrian dengan nada dingin. Tak ada lagi persahabatan hangat di antara dua lelaki yang dulunya sering berseteru itu.
"Untuk apa kau bertanya, Adrian?" Lily tampak kesal.
Tanpa aba-aba ia mengarahkan tangannya ke depan dan sulur mulai merambat dengan cepat hingga mencekik leher Reyhan.
"Lily hentikan! Kau bisa mencelakai Reyhan!" Adrian terlihat panik.
Lily tidak memedulikan ucapan Adrian. "Aku sudah memperingatkan padanya jika aku akan membunuh semua vampire yang berani masuk ke wilayahku, dia berani datang itu artinya dia memang mencari mati!"
Tentu saja Lily menepati sumpahnya, selama dua tahun ke belakang ia selalu memburu para vampire yang berani datang ke wilayahnya, Greenland.
Entah berapa ribu vampire yang telah ia musnahkan bersama para pasukannya. Kini Reyhan sendiri yang datang padanya, itu artinya bukan salah Lily jika lelaki itu tinggal nama ketika sampai di kerajaannya.
Alisha yang melihatnya panik, ia tidak ingin ibunya mencelakai Reyhan dan berubah menjadi pembunuh hanya karena dirinya.
Ia mencekal tangan Lily dan menurunkannya, membuat cekikan di leher Reyhan terlepas. Lelaki itu langsung jatuh terkapar di tanah layaknya ikan yang dikeluarkan secara paksa dari air, menggelepar.
Menarik napas dalam-dalam, mengisi paru-parunya dengan pasokan oksigen sebanyak mungkin.
"Cukup, Ibu. Kita belum mendengar alasannya datang kemari, mungkin saja itu penting," lirihnya mencoba menenangkan sang ibunda.
"Tapi, Sayang. Dia sudah membuatmu menderita hingga kau trauma bertahun-tahun. Jika saja Ibu tidak keluar mungkin kau sudah mati di tangannya!" pekik Lily kesal. Ia bahkan tanpa sengaja membentak putrinya sendiri, membuat Alisha terkejut mendengarnya.
Lily langsung meminta maaf karena telah membentak putrinya, ia tidak bermaksud seperti itu. Alisha yang paham hanya menganggukkan kepala lemah.
Alisha hendak bergerak maju, namun Jerico dan Javier menghadang langkah kakaknya. "Jangan!" ucap keduanya serempak.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Alisha lemah, ia bahkan ragu untuk menyebut nama Reyhan.
Reyhan hendak maju mendekat, namun kuku runcing milik adik kembar Alisha memanjang, kini kedua lelaki itu tengah dalam mode half transformasi.
Reyhan langsung menghentikan langkahnya, ia menatap tepat di manik mata Alisha. Sorot menyesal terlihat di matanya, membuat Alisha luluh seketika.
"Alisha, aku minta maaf. Aku tahu mungkin ini sangat terlambat, tapi aku benar-benar meyesal."
Tubuh Reyhan luruh ke bawah, ia jatuh dalam posisi berlutut. Kepalanya tertunduk ke bawah, ia tak lagi memedulikan harga dirinya sebagai seorang pangeran di kerajaan vampire, ia hanya ingin maaf dari Alisha.
"Aku tahu kesalahanku tak akan pernah termaafkan, tapi aku benar-benar menyesal, Alisha. Aku minta maaf," lirihnya, namun masih dapat didengar dengan jelas oleh semua orang yang ada di sana.
Reyhan mendongak, kembali menatap Alisha, gadis itu terkejut melihat air mata Reyhan yang meluncur dengan mudahnya ke pipi tirus lelaki itu.
Jantung Alisha benar-benar tidak karuan, ia tidak tega melihat Reyhan terpuruk seperti itu. Namun logikanya menolak, ia masih teringat ketika Alisha juga melakukan hal yang sama, namun Reyhan tak memdulikannya.
Ingatan ketika ia dipenjara dan disiksa habis-habisan di sel membuat pertahanannya yang rapuh kembali kuat.
Gadis itu menatap ke arah keluarganya secara bergantian, menganggukkan kepala samar meminta izin pada semuanya.
Setelah itu Jerico dan Javier mundur, membiarkan Alisha melangkah mendekati Reyhan. Entah apa yang akan dilakukannya ketika sudah berhadapan dengan seseorang yang ia benci dan cinta sekaligus.
Tbc ....
Maaf telat updatenya :v
tdi pagi lg agak sibuk, hehe
jangan lupa tinggalkan jejak setelah baca, ya09/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...