Alisha pikir ia telah diselamatkan oleh sosok malaikat yang akan membantunya pergi dari sana. Ternyata itu semua adalah sebuah khayalan yang tidak akan pernah menjadi nyata.
Sudah hampir dua puluh hari ia dikurung di tempat yang bahkan dirinya tidak tahu. Mungkin dirinya memang diberi makan dengan layak oleh orang yang membawanya kemari, namun ia juga mendapat siksaan yang bertubi-tubi dari orang itu.
Bahkan Alisha sempat memohon pada sang Dewi Bulan agar mencabut saja nyawanya daripada memberikan kehidupan yang menyakitkan untuknya. Ia sudah tidak tahan lagi, ia ingin segera pergi dari tempat terkutu itu.
Nampan yang berisi makanan kembali disodorkan ke arahnya oleh orang yang membawanya ke kurungan itu.
"Kumohon, lepaskan aku! Atau bunuh saja aku langsung di sini daripada menyiksaku. Aku sudah tidak kuat," isaknya.
"Belum saatnya, Dear. Aku masih membutuhkanmu sekarang. Aku memerlukan tubuhmu sebagai tumbal keabadianku," lirihnya.
"Sebaiknya habiskan makananmu, kau tidak boleh terlihat kurus," imbuhnya.
Alisha menendang nampan makanan itu, ia bahkan meludahinya. "Aku tidak akan pernah mau menyentuh makanan itu."
Rambut Alisha dijambak oleh sosok misterius itu. Satu tangannya ia gunakan untuk mencengkeram rahang Alisha, ia mendorong kepala gadis itu dan membenturkannya ke sisi tembok.
"Jangan membantah ucapanku, Alisha! Jika kau memberontak sekali lagi, jangan harap aku akan memberikan belas kasihku padamu!"
Ia hendak meninggalkan Alisha sendirian di sana, tetapi kakinya ditahan oleh Alisha.
"Kumohon lepaskan aku, Viona. Jika yang kau inginkan adalah Reyhan maka kau sudah berhasil menjauhkan aku darinya." Alisha kembali memohon sama seperti hari-hari sebelumnya.
Viona menendang tangan Alisha hingga jemari gadis itu melepaskan cekalan di kakinya. Ia berjalan meninggalkan Alisha seorang diri tanpa kata.
"Viona, tunggu! Lepaskan aku!" jeritnya. Alisha meringkuk di sel tahanannya. Ini sudah hari ketujuh gadis itu mencoba membujuk Viona, tetapi hal yang ia lakukan hanyalah sia-sia.
"Ibu, tolong Alisha. Alisha ingin pulang bersama kalian," isaknya.
Ia menendang nampan makanan itu hingga isinya berserakan di atas tanah. Alisha tidak peduli jika dirinya disiksa lagi karena membantah, menurutnya jauh lebih baik ia disiksa sampai mati daripada harus dikurung di sini entah sampai kapan.
Dingin dan menyengat, itulah yang dirasakan Alisha setiap malam selama di kurung. Ia bahkan tidak diberikan selimut atau kain untuk menutupi diri ketika gelap menyapa.
Kepalanya pusing, tubuhnya lemas karena tidak mendapat nutrisi yang cukup. Alisha benar-benar seperti gelandangan sekarang.
Alisha masih bingung, kenapa Viona sangat jahat padanya bahkan ketika ia tidak melakukan kesalahan apa pun.
Jika ia menginginkan Reyhan, maka sepertinya tujuannya telah berhasil. Kini Reyhan telah membencinya dan membuatnya trauma.
Alisha mendadak takut dengan lelaki yang dulunya sangat ia kagumi dan cintai. Terlebih ketika Reyhan menatapnya dengan sorot kecewa.
Jika bisa memilih, maka Alisha juga tidak ingin ditakdirkan menjadi mate dari Reyhan. Ia masih memiliki mimpi yang panjang, menjadi seorang wizard hebat seperti ibunya, bukannya malah terkurung di tempat seperti ini.
Tbc ....
Maap baru bisa ngelanjutin cerita ini krna kmren lgi sibuk2nya ngurusin cerita di platorm lain
Semoga aja ga pada kabur krna kelamaan, ya hehe
happy reading all
jgn lupa tinggalkan jejak03/08/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard's Love Story [HIATUS]
Fantasy[SEQUEL HALF BLOOD LUNA] Masih ingat dengan kisah Lily Evans dan Adrian Rohan yang penuh lika-liku dan banyak perjuangan? Kisah cinta mereka, kini akan dilanjutkan oleh sang putri sekaligus keturunan pertama mereka, yaitu Alisha Rohan. Ini adalah ki...