Chap 27

49 10 0
                                    

Alisha hanya menonton pertarungan yang terjadi di antara dua kubu tersebut dengan sesekali menjahili pihak musuh.

Terkadang ia mencuatkan akar pohon agar musuh terjegal, lalu memanjangkan sulur dari pohon untuk mengikat mereka dan membuat gempa kecil.

Hanya dalam beberapa menit kelompok vampire tadi sudah dikalahkan, beberapa dari mereka mati dan Alisha membakar tubuh dan jantungnya dengan api yang ia ciptakan.

Beberapa yang terluka parah dan terkapar juga gadis itu bunuh. Sang ketua yang marah memanggil kawanan lain dan perang kedua kembali terjadi.

Alisha menggelengkan kepala kesal. "Haish, menambah beban saja, seharusnya ia juga kubunuh saja tadi."

Alisha melompat dari atas pohon tempat ia menonton pertunjukan tadi. Vampire yang menyerang mereka bertambah banyak, mungkin sekitar tiga kali lipat.

Alisha melihat guard yang dikerahkannya sedikit kehabisan tenaga, jadi ia menyerap kekuatan alam dan membagikan energinya pada para guard dan pelayan yang bertarung.

Ia juga memberikan energinya pada Jonathan sebelum ikut bertempur.

Alisha kembali membuat gempa hingga semua orang yang bertarung sulit fokus. Ia membuat sulur2 dari akar pohon dan mengikat vampire liar tadi hingga badannya hancur dan darah terciprat ke mana-mana.

Suara gaduh yang terjadi membuat vampire lain datang karena penasaran. Melihat musuh yang begitu banyak, gadis itu menghentakkan kakinya dan muncullah sebuah raksasa dari bawah tanah. Alisha menggerakkan dua raksasa tersebut agar menyerang para vampire liar.

Gadis itu berdecak sebal karena vampire yang datang semakin banyak. Mustahil bisa mengalahkan vampire kelaparan yang tengah marah dalam jumlah sebesar itu.

Jika saja ia adalah wizard yang hebat seperti ibunya, mungkin semua musuh kini sudah habis dihajarnya. Energinya terkikis karena dibagikan pada yang lain. Ia sedikit kelelahan.

Di tengah pertarungan, tiba-tiba seorang vampire muncul di hadapannya dan Alisha tidak menyadari itu karena lengah.

Vampire itu mendorongnya hingga menubruk pohon dan kembali mendekat, ia membawa belati yang terbuat dari perak murni.

Alisha terkejut, ia segera menghindar ketika belati itu hendak ditancapkan ke arah jantungnya. Ia memang seorang wizard, tetapi perak juga merupakan kelemahannya karena gen serigala dalam tubuhnya.

Gadis itu mengelus dadanya, hampir saja ia mati jika tak bergerak cepat, tetapi vampire yang membawa belati itu tak menyerah, ia kembali mendekati Alisha dan menyerangnya.

Vampire itu mengarahkan belatinya ke wajah Alisha berulang kali, namun gadis itu bisa menghindarinya. Alisha kemudian membuat sebuah belati tiruan untuk  membalas serangan vampire tadi.

Pertarungan keduanya tak terelakkan, hampir saja belati itu menusuk perut Alisha, tetapi gadis itu menahan belati perak dengan belati tiruannya.

Kekuatan vampire itu cukup besar, ia terlempar dan jatuh setelah didorong oleh vampire tadi. Belati itu kembali terarah ke jantungnya, Alisha berguling ke menjauh dan belati perak tadi hanya menancap ke tanah.

Alisha menendang kaki vampire tadi hingga ia jatuh terduduk. Gadis itu memanfaatkan keadaan dengan menendang perutnya hingga vampire tadi terjatuh.

Ia arahkan tangannya ke dada vampire, hendak membakarnya dengan api dan berhasil.

Tetapi ternyata itu adalah jebakan, tiba-tiba dari belakang muncul vampire lain dan melemparkan belati perak yang tertancap di tanah tadi ke arah Alisha.

Belati itu tertancap tepat di perut Reyhan yang tiba-tiba saja datang dan melindungi Alisha dengan tubuhnya.

Gadis itu terkejut melihat Reyhan yang tiba-tiba datang dan menyelamatkannya. Darah mulai merembes di baju yang dikenakan Reyhan.

Lelaki itu jatuh ke tanah karena perih yang dirasakannya mulai menjalar ke seluruh tubuh.

Alisha menangis melihatnya. Ia marah, marah pada semua vampire liar terutama vampire yang telah menyerang Reyhan dari belakang.

Dengan kekuatan terakhirnya, Alisha menggumamkan mantra dan sebuah barier muncul melindungi guard, pelayan, Jonathan dan Reyhan.

Alisha mengangkat kedua tangannya ke atas. Bola api mulai muncul di atas tangannya yang semakin lama semakin besar.

Ia melemparkan bola api tersebut ke arah para vampire dan membumihanguskan semua yang ada di sana.

Suara ledakan yang sangat besar membuat bumi bahkan berguncang. Alisha yang telah mengeluarkan banyak sekali kekuatannya langsung terjatuh.

Ia menyentuh tanah dengan telapak tangannya dan menggumamkan mantra lalu semua orang yang ada di sana menghilang.

Alisha kembali berteleportasi menggunakan energi terakhirnya langsung masuk ke dalam istana.

Reyhan dibaringkan di atas ranjang. Setelahnya mereka memanggil tabib untuk mengobati luka lelaki itu, sementara Alisha tertidur di samping pasangannya karena kelelahan.

Setelah keduanya mendapatkan perawatan, Jonathan menyuruh semua orang untuk berjaga di luar kamar, memastikan keamanan Reyhan dan Alisha yang tidak sadarkan diri.

Meski telah diobati, tetapi luka pada perut Reyhan tak kunjung tertutup karena luka itu disebabkan oleh benda perak.

Darah masih mengalir meski tak sebanyak ketika sebelum diobati. Semua orang takut Reyhan akan meninggal jika lukanya tak kunjung sembuh.

Di sisi lain, Alisha telah sadar meski masih lemah. Ia sangat terkejut melihat luka Reyhan yang masih berdarah.

Gadis itu langsung bangkit dari tidurnya. Tidak ada seorang pun di dalam kamar yang mereka tempati.

Tak lama Jonathan datang ke dalam kamar sambil membawa peralatan untuk mengganti perban Reyhan, mengurangi perdarahan yang terjadi di perutnya.

"Apa yang terjadi dengan Reyhan? Mengapa lukanya masih menganga lebar?" tanya gadis itu pada Jonathan.

Lelaki itu mengembuskan napas kasar. "Luka yang disebabkan oleh benda yang terbuat dari perak sulit disembuhkan, tabib tidak bisa menutup lukanya, mereka hanya memberi anti nyeri dan obat untuk mengurangi perdarahan."

Alisha mengangguk paham. Ketika Jonathan membalurkan obat ke perut Reyhan, lelaki itu mendadak sadar dan merintih kesakitan.

"Reyhan, kau sudah sadar? Maafkan aku, kau harus terluka demi menyelamatkanku." Air mata Alisha menetes setelahnya.

Reyhan tersenyum sambil menahan sakit. "Aku baik-baik saja, sebentar lagi pasti sembuh."

Alisha tercekat, padahal luka lelaki itu cukup serius dan bisa mengakibatkan kematian untuknya, tetapi ia berbohong untuk menenangkan Alisha.

"Apa yang bisa menyembuhkan luka ini, Jo? Psti ada sesuatu yang bisa digunakan untuk menyembuhkan luka Reyhan," tanyanya di tengah isak tangis.

Jonathan hanya menggelenng pelan. Tangis Alisha semakin pecah. "Pasti ada sesuatu yang bisa menutup lukanya. Aku harus mencarinya, Ibu, pasti Ibu tahu cara menyembuhkannya."

Alisha bergegas pergi dari sana, ia akan turun dari ranjang tetapi langkahnya dihentikan oleh Reyhan.

"Lepas, Rey! Aku harus menyelamatkanmu. Aku harus kembali ke rumah untuk bertanya pada Ibu." Ia meronta.

Tetapi karena tenanganya sudah terkuras habis, gadis itu tidak bisa melawan.

Tiba-tiba sesuatu terlintas dalam benaknya, sesuatu yang ia pikir akan bisa menyembuhkan luka Reyhan.

"Aku tahu apa yang bisa menyembuhkanmu, Reyhan. Darahku," katanya yang langsung dibalas gelengan oleh Reyhan.

"Darahku memiliki kemapuan healing yang sama seperti klan werewolf, pasti bisa," katanya dengan yakin.

"Apa Anda yakin, Nona? Maksud saya, keadaan Anda masih sangat lemah." Melihat keyakinan dari sorot mata Alisha, akhirnya Jonathan menyetujui cara itu.

tbc...


15/06/2021

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang