Chapter 18

87 15 3
                                    

Kini Alisha dan Reyhan sudah sampai di kediaman Lily. Kedua orang tuanya tengah membimbing para warrior khusus yang tengah berlatih.

Alisha heran, entah kenapa ayah dan ibunya memilih tinggal di tempat para warrior khusus daripada hidup di mansion. Apalagi rumah ayah dan ibunya terlihat lebih kecil dari mansion utama pack.

"Ibu!" teriak Alisha sambil berlari menghampiri sang ibu.

Lily yang melihat putrinya datang berkunjung secara tiba-tiba sangat terkejut. Wanita yang masih tampak cantik itu tersenyum melihat Alisha.

Alisha memeluk sang ibu dengan sangat erat, menyalurkan kerinduannya melalui dekapan yang juga dibalas oleh Lily.

Tak lama, Lily mengurai pelukan. "Astaga, kenapa tidak bilang jika ingin berkunjung kemari? Ibu pasti akan memasakkan makanan yang lezat untuk putri ibu."

Alisha terkekeh, "Sebenarnya Reyhan yang mengusulkan karena aku merindukan Ibu."

"Kalau begitu, ayo masuk dulu!" Lily membawa putrinya menuju ke rumah.

Sementara Reyhan? Lelaki itu tengah berbincang ringan dengan Adrian. Sungguh moment yang langka karena dulu mereka selalu bertengkar jika bertemu hanya karena memperebutkan cinta Lily.

"Ibu buatkan minum untukmu dulu." Alisha menangkap tangan ibunya lalu menggeleng.

"Tidak perlu Ibu, aku kemari sebenarnya karena sedang menyelidiki sesuatu dan memerlukan bantuan dari Ibu," lirih Alisha.

Lily mengernyit bingung. "Menyelidiki apa, Sayang? Kau memerlukan bantuan apa dari Ibu?"

Alisha melirik ke kanan dan ke kiri, takut jika tiba-tiba Reyhan datang lalu mendengar semua percapakan antara dirinya dan sang ibu.

Lily yang sangat memahami putrinya itu langsung menyuruh Alisha untuk mengikuti dirinya. Lily membawa Alisha ke sebuah ruangan yang sedikit gelap.

"Ini ruangan apa?" tanyanya pada sang ibu.

"Ini adalah ruangan Ibu, hanya Ibu yang bisa masuk. Kau tidak perlu khawatir orang lain bisa mendengarmu," balas sang ibu.

"Jadi?" imbuhnya.

"Begini, Bu. Ayah Reyhan sedang sakit. Namun, aku merasa ada yang janggal. Bukankah vampire juga makhluk immortal tapi kenapa bisa menua bahkan sangat lemah. Sampai akhirnya aku tahu ada yang tidak beres dengan obat yang dikonsumsi oleh Ayah.

Aku melihat seseorang menukar obat itu sebelum diberikan pada Ayah, lalu aku mengambilnya dan memeriksanya. Menurutku itu adalah ramuan yang hanya bisa dibuat dengan sihir hitam," jelas Alisha panjang lebar.

"Apa kau membawa ramuannya?" Alisha mengangguk lalu menjentikkan ibu jari dan jari tengahnya, tak lama cairan itu muncul di hadapan merea berdua.

Lily mengambil cairan tersebut lalu menciumnya. Hanya dengan bau, wanita itu sudah tahu ramuan apa itu.

"Kau benar, ini ramuan kematian. Mungkin efeknya akan sangat lama, tapi dengan ramuan ini tak akan ada yang tahu bahwa ayah Reyhan diracuni."

"Bukankah seharusnya vampire tidak bisa terpengaruh, Ibu? Organ tubuh mereka bahkan sudah mati dan tidak berfungsi?" tanya Alisha.

"Kau memang benar, Sayang. Namun, ramuan ini sudah dibuat sedemikian rupa untuk menghancurkan tubuh vampire dari dalam. Jika ayah Reyhan terus mengonsumsi ini Ibu yakin ia akan segera mati dalam waktu dekat."

Alisha semakin cemas. Ia masih bingung siapa yang tega mencelakai raja dan apa tujuannya?

"Apa Ibu bisa membuatkan ramuan untuk penawar bagi ayah Reyhan? Ibu bisa mengajariku cara membuatnya?"

Lily menghela napas kasar. Dirinya tidak ingin Alisha terlibat masalah apa pun dengan keluarga Reyhan. Mengizinkan putrinya tinggal bersama Reyhan sudah membuatnya cemas, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi karena ia terlalu ikut campur?

"Bukankah sebaiknya kau tidak perlu ikut campur masalah ini, Alisha? Ini bukan masalahmu dan jika kau terlibat, Ibu takut orang yang berniat jahat itu akan menjadikanmu korban selanjutnya."

Alisha menatap ibunya tak percaya. Kenapa ibunya berpikir seperti itu?

"Kenapa Ibu berkata seperti itu? Bukankah aku adalah pasangan Reyhan? Keluarga Reyhan adalah keluargaku juga, Ibu! Aku harus menolong Ayah apa pun risikonya. Aku tidak ingin orang jahat itu melukai keluargaku." Alisha tampak kecewa dengan ibunya.

Ia pikir ibunya akan membantu dan berpihak padanya, tapi nyatanya? Sang ibu malah menyuruhnya mundur.

"Baiklah, Ibu akan membantumu. Kita akan buat ramuannya, tapi bahan-bahan di sini hanya sedikit, mungkin hanya bisa dibuat menjadi dua sampai tiga botol saja."

Alisha menggenggam erat jemari ibunya. "Terima kasih, Ibu." Lalu kembali memeluk ibunya.

"Apa pun untuk putri kesayangan, Ibu." Lily mengelus surai putrinya dengan sayang.

Tbc

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang