Chapter 19

91 15 7
                                    

Senyum yang tak pernah luntur di wajah Alisha sejak kepulangannya dari rumah kedua orang tuanya membuat Reyhan akhirnya penasaran.

"Apa yang sebenarnya sudah kulewatkan selama berada di rumah orang tuamu?" tanya Reyhan penasaran.

Alisha hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya sekali. "Tidak, aku hanya senang bisa bertukar pikiran dengan Ibu, selama di kerajaanmu tak ada yang bisa kuajak berdiskusi atau bertukar pendapat mengenai segala hal."

Alisha tampak lesu setelahnya. "Mereka seolah menghindariku, apa karena aku berbeda dengan mereka?"

Gadis itu menatap lekat kedua mata Reyhan. Berharap lelaki di sampingnya mau menjelaskan kenapa seluruh vampire yang tinggal di kerajaan selalu canggung padanya.

"Itu karena mereka segan terhadapmu, Sayang. Kau adalah calon ratu masa depan mereka. Lagipula aku yakin mereka tidak akan tahan berada di dekatmu terlalu lama."

Alisha yang mendengar itu mengernyit bingung. "Kenapa? Ada yang salah denganku?"

Reyhan mengusak rambut Alisha hingga kusut. "Aroma darahmu sangat manis, Alisha. Hanya dengan menciumnya saja, semua vampire menginginkan mencicipi darahmu. Bahkan aku sendiri pun sempat terbuai."

Alisha menelan salivanya susah payah. Dirinya baru sadar jika pasangan hidupnya adalah seorang penghisap darah dan ia hidup di tengah-tengah makhluk yang bisa membunuhnya kapan saja karena ingin mencicipi darahnya.

Lantas ia kembali menggeleng pelan, mengenyahkan segala hal buruk yang belum tentu terjadi. "Jika aku dalam bahaya, kau berjanji akan menyelamatkan aku bukan?"

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Alisha membuat Reyhan menatap gadisnya aneh. "Kenapa berkata seperti itu? Apakah ada yang mencoba menyerangmu lagi?"

Gadis itu kembali menggeleng. "Tidak, aku hanya ingin tahu apa jawabanmu. Apa kau sungguh mencintaiku? Atau kau menerimaku karena aku adalah putri dari seseorang yang pernah singgah di hatimu?"

Reyhan termenung. Entah kenapa pertanyaan Alisha cukup sulit untuk dijawabnya.

Alisha yang melihat sang lelaki hanya diam mengembuskan napas kasar. Mungkin sulit bagi Reyhan melupakan seseorang yang pernah ditakdirkan menjadi pasangan hidupnya, tetapi harus tersisih karena orang itu lebih memilih yang lain.

Suasana mendadak canggung. Sunyi, kedua makhluk yang berbeda jenis itu saling diam, sibuk dengan isi pikirannya masing-masing.

Alisha yang tidak tahan dengan kecanggungan itu pun langsung memanggil nama sang lelaki. "Reyhan!"

Sang lelaki hanya berdeham sebagai respons. Alisha menatap Reyhan dengan sendu karena lelaki itu bahkan tak meliriknya sama sekali.

Si gadis akhirnya memilih untuk melihat pemandangan yang ada di sampingnya sambil berkata, "Jika suatu saat aku melakukan kesalahan fatal atau hal lainnya, tolong percayalah pada kata-kataku daripada bukti yang kau lihat jika kau memang mencintaiku."

Alisha terheran, entah kenapa dirinya berkata seperti itu. Hatinya jadi merasa aneh, seolah kata-katanya barusan seperti sebuah pertanda bahwa hubungan mereka akan mengalami sesuatu.

Reyhan tak menjawab atau merespons kalimat Alisha. Ia hanya memikirkan kata itu berulang-ulang di kepalanya. Ia akan berusaha mengingatnya sampai kapan pun.

Tak lama, kereta yang mereka naiki telah sampai di pelataran istana. Alisha dengan cepat turun dan berlari kecil setelah kereta benar-benar berhenti.

Meninggalkan Reyhan yang masih kebingungan. "Entah apa yang sebenarnya terjadi di sana selama aku pergi bersama Adrian."

Reyhan berjalan masuk, tetapi lelaki itu tak naik ke lantai dua, melainkan meneruskan langkah menuju ke ruang rapat.

Perkataan Alisha selama di kereta terus berputar seolah itu adalah pertanda bahwa sang gadis akan kembali terluka.

Reyhan harus mengantisipasi kejadian semacam itu demi keamanan kerajaannya, jadi ia memutuskan untuk memanggil semua petinggi istana dan melakukan rapat mendadak untuk memperketat perlindungan kerajaan serta Alisha.

Bahkan Reyhan mengutus beberapa pengawal untuk mengawasi gadis itu dari jauh tanpa memberitahukan hal itu pada Alisha karena gadis itu pernah berpesan jika dirinya membutuhkan privasi dan memilih untuk tidak memiliki pengawal pribadi.

Selama rapat berlangsung, ternyata banyak sekali masalah kecil yang menimpa kerajaan Reyhan hingga lelaki itu harus terkurung di sana selama beberapa waktu.

Hal itu dimanfaatkan oleh Alisha untuk pergi ke kamar sang raja. Ia ingin segera memberikan ramuan penawar racun agar ayah Reyhan lekas sembuh.

Gadis itu mengetuk pintu kamar pribadi Ronald. "Ayah, ini Alisha!" katanya sambil terus mengetuk.

Tak lama pintu terbuka sendiri dan Alisha masuk. Setelahnya pintu kembali tertutup. Gadis itu menghampiri sang ayah yang semakin lemah.

"Alisha datang membawa penawar untuk Ayah. Apakah Ayah masih mengonsumsi obat dari tabib istana?" Ronald menggeleng, sejak Alisha membeberkan masalah obat yang sengaja ditukar, pria tua itu sama sekali tidak meminum obat apa pun lagi.

Mendengar penjelasan sang ayah membuat Alisha senang. Itu artinya ia masih bisa menyelamatkan nyawa sang raja dengan ramuan yang dibuat ibunya.

"Alisha hanya memiliki tiga botol untuk Ayah karena bahan yang terbatas, minum ini satu kali sehari, Ayah. Alisha akan mencoba mencari bahan untuk pembuatan ramuan ini di hutan, semoga Ayah lekas sembuh."

Gadis itu membantu Ronald duduk dan meminumkan ramuan penawarnya pada sang ayah. Tak selang lama, tubuh Ronald berpendar cahaya putih yang sedikit redup.

Alisha tersenyum sumringah. Sama seperti yang dikatakan oleh sang ibu, obat miliknya tengah berekasi.

"Ibu benar-benar hebat. Tujuh botol lagi dan Ayah akan benar-benar sembuh. Semoga saja," batin si gadis.

Alisha memberikan dua botol pada sang raja. "Simpan ini untuk Ayah minum, besok Alisha akan membuatkannya lagi untuk Ayah. Alisha harus segera pergi, takut ada yang curiga, hanya Ayah dan Alisha yang tahu mengenai obat yang ditukar, jadi jangan katakan apa pun pada siapa pun, Ayah. Alisha sedang menyelidiki kasus ini."

Setelah itu si gadis keluar dari kamar sang raja dan kembali ke kamarnya. Melakukan ritual mandi dan tidur karena terlalu lelah setelah menempuh perjalanan panjang menuju ke rumah kedua orang tuanya.

Sementara di sisi lain, pengawal yang mengawasi Alisha membeberkan informasi jika gadis itu sempat pergi ke kamar sang ayah pada Reyhan.

"Apa yang dilakukan Alisha di kamar Ayah?" pikir Reyhan, lelaki itu semakin pusing melihat tingkah gadisnya yang memang sedikit berbeda dari biasanya.

Tbc

Hiya maap harusnya aku update kemarin, hehe
semoga suka dan ga bosen sma cerita ini
happy reading guys
jangan lupa tinggalkan jejak

Wizard's Love Story [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang