OUT (2)

1.6K 172 14
                                    

🎵🎵How Far I'll Go-Moana🎵🎵


Di sebuah ruangan besar bernuansakan krem, gadis cantik dengan rambut ikal dan tubuh yang tinggi, berjalan menuju meja kerjanya dan duduk di atas meja itu. Di depan gadis itu sudah ada dua orang satpam yang gagah, sedang memegangi seorang wanita paruh baya dan seorang cowo yang sedari tadi menatap gadis cantik itu dengan kemarahan.

"Lepas mereka!" perintah Prigkhing pada kedua satpam itu. Perintah Prigkhing langsung dilaksanakan oleh mereka.

Begitu genggaman erat dari para satpam terlepas dari Nanon dan Kaew, Nanon langsung saja menghampiri ibunya dan memeluk Kaew. Berusaha untuk menjadi pelindung bagi Kaew.

"Manisnya!" ujar Prigkhing yang terdengar seperti ejekan untuk Nanon dan Kaew. Nanon tak dapat menahan amarahnya lagi, matanya menatap sinis dan penuh amarah pada Prigkhing.

"Maksud lo apa si?" 

"Maksud gue? Setelah lo udah ngancurin hidup gue, lo masih nanya maksud gue apa?!!"

"Lo udah ambil Ohm dari gue, dan dengan seenaknya lo tunjukin hal itu di depan gue!"

"Dan lagi gue benci ketika lo sama Marc pacaran, tapi lo berdua malah sama-sama selingkuh. Bajingan tau ga!!" ujar Prigkhing dengan mata berair. Rasa sakit dalam hatinya, ia salurkan semua melalui perkataannya.

Nanon terdiam mendengar setiap kalimat yang Prigkhing keluarkan. Dari perkataanya, Nanon bisa merasakan betapa sakitnya hati Prigkhing sekarang. Tapi tak ada yang bisa mereka lalukan selain menghadapi kenyataannya.

Ohm mencintai Nanon dan memilih untuk mengikuti hatinya. Meninggalkan hati yang lain tersakiti. Tak ada yang bisa disalahkan dalam kondisi ini. Hati seseorang tidak ada yang tahu harus berlabuh ke mana dan kepada siapa.

"Gue tau lo sakit hati. Gue tau lo benci banget sama gue. Gue tau lo terpuruk banget dengan keadaan ini. Tapi lo ga boleh kayak gini, Prig. Ga semuanya bisa lo miliki. Lo harus terima kenyataannya. Lo harus terima Ohm lebih milih gue dari lo, Prig!!" Tamparan keras begitu saja mendarat di pipi Nanon. Sesaat pipinya berubah menjadi merah. 

Kaew terperanjat ketika melihat Prigkhing menampar Nanon dengan keras. Ia menghampiri Nanon dan melihat kondisi anaknya. 

"Nanon, kamu ga papa, nak?" ujar Kaew sambil mengusap-usap pipi Nanon yang memerah. "Gapapa, bunda."  

"Cih," decah Prigkhing kesal melihat begitu perhatiannya Kaew pada Nanon. Ia mengalihkan pandangannya.

Hati Prigkhing sedikit terenyuh melihat perlakuan Kaew pada Nanon. Selama ini Prigkhing tidak sedikitpun diperhatikan dan disayang. Ia memang mendapatkan apapun yang ia mau, tapi kasih sayang dari ayah ibunya, bisa dibilang Prigkhing cukup sedikit mendapatkannya. Orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, sehingga mengurangi waktu yang mereka berikan pada Prigkhing. Maka dari itu ketika dirinya putus dengan Ohm, ia merasa tidak terima, karena dirinya bisa mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Ohm, meskipun nyatanya itu semua palsu.

Beralih pada Kaew, ia menatap marah Prigkhing karena perlakuan kasarnya pada Nanon.

"Sebegitu bencinya kamu sama Nanon, sampai kamu harus melakukan ini padanya?" tanya Kaew pada Prigkhing. Tapi Prigkhing hanya diam dan tak menatap Kaew sama sekali.

"Bagaimana bisa ada manusia seperti kamu? Apa yang orang tua kamu ajarkan sehingga kamu bisa sekejam ini?" ujar Kaew lagi. Mendengar orang tuanya disebutkan, Prigkhing menoleh dan mengarahkan tangannya untuk menampar Kaew. Tapi untungnya Nanon lebih dulu mencegat tangan kasar Prigkhing.

"Jangan coba-coba lo ngelukain bunda gue!" ancam Nanon dengan tatapan dinginnya pada Prigkhing. Emosi Prigkhing semakin meluap. Ia merasa terintimidasi sekarang. Ia kemudian menepis tangan Nanon.

[OhmNanon]•FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang