🎵🎵April-Fiersa Besari🎵🎵
Paginya Marc telah sampai di rumah Nanon. Ia mulai mengetuk pintu rumah Nanon dengan sopan.
"Marc, cepat sekali kamu sampai, nak. Ayo masuk dulu, kita sarapan bareng," ajak Kaew mempersilahkan Marc masuk ke dalam rumahnya.
"Kamu duduk dulu ya Marc. Nanonnya belum bangun, biar tante bangunin dulu." ujar Kaew yang hendak menuju kamar anaknya untuk membangunkannya.
"Iya tante, makasih," ujar Marc tetap sopan.
Kaew sudah mengetahui bahwa Nanon dan Marc berpacaran. Kaew tak mempersalahkan itu. Yang penting anaknya bahagia. Karena Kaew tau akhir-akhir ini Nanon pasti sedih dan memiliki banyak masalah.
"Nanon, bangun nak, kita kan mau pergi," panggil Kaew sambil mengetuk pintu kamar Nanon pelan. Marc yang sedang duduk di kursi tamu, memperhatikan saja apa yang dilakukan Kaew.
"Nanon ayo bangun sayang," panggil Kaew lagi sambil terus mengetuj pintu kamar Nanon.
Sedari tadi Nanon tidak menjawab panggilan Kaew. Membuat Kaew khawatir. Marc pun demikian. Ia terus memperhatikan setiap gerak gerik Kaew.
Dari dalam, Nanon yang masih tertidur, terbangun dengan terpaksa. Ia berjalan kesal menuju pintu kamarnya. Membuka kuncinya dan membuka pintu kamarnya.
"Kenapa sih bunda, Nanon masih ngantuk, hoam." Nanon tidak menyadari dengan adanya Marc disana.
Mrc sedari tadi memperhatikan Nanon. Ia menelan ludahnya berat. Melihat Nanon dari atas sampai bawah.
Nanon kini mengenai celana pendek yang memperlihatkan betis dan paha indah Nanon. Lanjut ke bagian atas, Nanon memakai kaos putih polos sedikit ketat. Membuat tubuh Nanon terlihat seksi saat ini. Membuat Marc tidak dapat berpikir keras.
Nanon tersadar sedari tadi ada yang memperhatikannya. Nanon menoleh dan terkejut melihat Marc yang sedang memperhatikannya dengan sangat amat fokus. Membuat Nanon merinding jadinya.
Nanon dengan cepat masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya. Kaew yang sedari tadi berdiri di depan pintu, kaget dengan perbuatan Kaew.
"Bunda, kenapa gak bilang kalau ada Marc di situ sih," teriak Nanon dari dalam kamarnya. Ia benar-benar malu melihat Marc yang menatapnya seperti tadi.
"Ya mana bunda tau. Orang biasanya juga kalau ada Pawat kamu gapapa pake sempak doang," ujar Kaew tak mau di salahkan oleh anaknya.
Marc hanya tertawa lucu melihat interaksi antara anak dan ibu tersebut. Sangat lucu. Mereka bukan seperti anak dengan ibu. Melainkan seperti sahabat.
Namun Marc sedikit sedih ketika mengetahui Nanon yang lebih terbuka dengan Ohm ketimbang dirinya.
Oalah ternyata gue keduluan melihat tubuh indah lo, Non. Ternyata ada yang lebih dari itu. Batin Marc dalam hati.
***
Sampainya di rumah sakit, Nanon, Marc dan Kaew langsung menuju ruangan dokter. Marc memberikan fasilitas untuk Nanon agar di periksa terlebih dahulu. Ia telah membicarakannya dengan Off, kakaknya.
"Selamat pagi, dok," sapa Nanon dan Kaew ramah ketika mereka sudah memasuki ruangan dokter.
"Selamat pagi, gimana Nanon kabarnya? Ada keluhan? Obatnya rutin di minum ga? Masih sering mimisan?" tanya Off beruntun membuat Nanon menjadi bingung.
"Kak nanya satu-satu dong kasian Nanonnya bingung mau jawab yang mana dulu," ujar Marc kesal dengan kakaknya yang membuat Nanon jadi bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/225241742-288-k318475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
FanfictionNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...