🎵🎵Bertaut-Nadin Amizah🎵🎵
--------------
"Nanon!"
"Nanon. Nak!"
"Nak, bangun, nak. Nanon!"
Berkali-kali Kaew menggoyangkan tubuh pria yang tak sadarkan diri dalam pelukannya. Nanon, pria itu tiba-tiba saja tidak sadarkan diri dalam pelukan Kaew, ibunya, ketika Kaew sedang membersihkan luka Nanon.
"Nanon, jangan buat bunda khawatir kayak gini, nak," ujar Kaew gemetar. Air matanya tak berhenti mengalir. Dadanya begitu sakit memikirkan segala hal yang tak masuk akal melintasi pikirannya.
"Aku harus apa ya, Tuhan." Kepanikan menjalar keseluruh tubuh Kaew. Ia tak bisa berpikir jernih. Ia ingin membawa Nanon ke rumah sakit, tapi ia terlalu lemah untuk membawa badan besar Nanon ke rumah sakit. Kondisi taman juga sepi saat ini. Tak ada orang yang berlalu lalang. Hanya ada dirinya dan Nanon.
"Aku harus minta bantuan." Akhirnya Kaew tau apa yang harus ia lakukan. Tangan bergetarnya berusaha untuk mengambil HPnya yang ada di dalam tasnya.
Dengan susah payah, Kaew mengambil HPnya. Tubuhnya terhalang oleh tubuh Nanon yang tak sadarkan diri, itu yang membuat ia kesulitan untuk mendapatkan HPnya.
Setelah ia berhasil mendapatkannya, ia langsung mencari kontak nama seseorang yang terlintas begitu saja dipikirannya. Ia tak sempat untuk berpikir siapa yang harus ia telepon. Yang sedari tadi terlintas di benaknya hanya satu nama. Nama seseorang yang dapat membantu mereka.
"Halo, bunda, kenapa?" Tanya seseorang dari seberang telepon.
"Halo, Marc, Halo. Marc ya Tuhan..." Kaew bergetar mengatakannya. Ia bahkan tak bisa menyampaikan dengan benar apa yang sedang terjadi.
"Marc... Aduh ini Marc, astaga."
"Bunda, Bunda dengerin Marc dulu. Bunda tenang dulu, tarik nafas, jelasin ke Marc ada apa," ujar Marc di seberang telepon sana yang juga ikutan khawatir.
Kaew mengikuti arahan dari Marc, ia menarik nafasnya, mengontrol pikirannya dan menjadi sedikit tenang.
"Marc, Nanon pingsan, tolong cepat kesini. Bunda takut Nanon kenapa-kenapa," ujar Kaew akhirnya sambil menangis.
"Bunda, Bunda tenang langsung share lokasi bunda sekarang ke Marc ya, Marc langsung ke sana sekarang," ujar Marc yang terdengar seperti sedang berlari sambil berbicara di telepon.
Setelah itu, telepon dimatikan dari pihak Marc. Kaew kemudian dengan cepan mengirimkan lokasi mereka pada Marc. Ia masih menangis dan dalam hatinya berdoa agar Nanon baik-baik saja.
"Nanon, bangun sayang." Kaew masih terus berusaha membangunkan Nanon.
"Jangan tinggalin Bunda sendirian."
Kaew menatap Nanon sendu. Ia tak bisa membayangkan dirinya hidup tanpa Nanon. Membayangkannya saja sudah membuat Kaew mati rasa.
"Ga, ga... Nanon kamu kuat. Kamu anak Bunda yang kuat. Kamu bertahan ya, sayang."
***
"Non, bangun, Non."
"Non, bertahan ya. Aku tau kamu kuat."
Kini Nanon tengah berada di rumah sakit. Setelah menelpon Marc tadi, tak sampai beberapa menit, Marc sudah sampai dan langsung membawa Nanon dan Kaew ke rumah sakit. Saat tiba, Nanon langsung dibaringkan di kasur dengan diiringi oleh para suster dan juga Kaew dan Marc. Mereka bergerak cepat menghantarkan Nanon ke UGD untuk ditindak lanjuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
FanficNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...