🎵🎵Jealous-Labirinth🎵🎵
Marc dan Nanon telah tiba di salah satu mall di daerah mereka.
Mereka memasuki mall itu beriringan. Sesuai tujuan utama mereka, yaitu toko buku, mereka pun berjalan menuju toko buku yang berada di lantai 3.
"Lo mau beli buku apa, Marc?" tanya Nanon saat mereka sudah sampai di depan toko bukunya.
"Gue mau beli buku olimpiade sama latihan UNBK," ujar Marc.
"Lo mau ikut olimpiade lagi? Wahh keren," salut Nanon.
"Iya, olimpiade terakhir gue. Karena terakhir makanya gue mau kasih yang terbaik," ujar Marc yang langsung di sambut dengan gelengan dan tepuk tangan dari Nanon.
"Bagi dikit ngapa kepinteran lu, Marc. Gue aja belom ada kepikiran buat beli buku UNBK," ujar Nanon.
Marc hanya tertawa dan mengelus kepala Nanon pelan. Nanon yang mendapat perlakuan aneh itu terjekut, tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja.
"Kalau gitu kita mencar ya. Lo mau beli komik kan?" tanya Marc.
"Iya," ujar Nanon sambil mengangguk. Mereka pun berpencar, mencari buku yang mereka butuhkan dan inginkan.
Nanon melihat-lihat buku komik di depannya. Mencari-cari serial terbaru komik tersebut. Karena merasa tak menemukannya, Nanon pun hendak bertanya kepada petugas toko buku itu.
Nanon yang baru berjalan sebentar mendadak kepalanya sakit sekali. Nanon memegangi kepalanya, mencoba untuk menahan rasa sakit itu.
"Nanon lo ga papa?" tanya Marc khawatir sambil memegangi Nanon, membantu laki-laki itu berdiri.
Hampir saja Nanon terjatuh kalau saja Marc tidak datang cepat dan memeganginya. Marc sudah melihat Nanon yang sedikit pucat saat sampai mereka di mall ini, namun Marc tidak berpikiran jauh. Ia hanya mengira mungkin memang wajah Nanon ada pucat-pucatnya.
"Gue gapapa kok," ujar Nanon sambil tersenyum dan berusaha untuk berdiri dengan baik.
"Tapi muka lo pucat," ujar Marc yang masih khawatir dengan muka pucat Nanon. Kini muka pucatnya tidak seperti yang awal. Pucatnya makin bertambah menghiasi wajah tampan Nanon.
"Gue gapapa kok Marc. Beneran deh," ujar Nanon sambil melepas pegangan Marc darinya.
"Lo udah makan?" tanya Marc. Nanon hanya menggeleng lemah.
"Ya udah kita makan dulu ya," ajak Marc. Namun, Nanon menggeleng tak mau.
"Gue mau cari komik gue dulu, baru makan. Nanggung soalnya. Buku lo udah semua?" tanya Nanon saat melihat keranjang yang di bawa oleh Marc telah di penuhi oleh banyak buku.
"Buku gue udah semua. Lo serius ga mau makan dulu?" tanya Marc lagi mengajak Nanon makan.
Nanon hanya menggeleng dan kemudian berjalan ke arah petugas dan menanyakan perihal komik yang diinginkannya. Marc hanya mengikuti Nanon dari belakang. Ia tak mau jika tiba-tiba Nanon pingsan. Marc tau Nanon pasti hanya menguatkuatkan dirinya.
"Mas, komik detective conan nomor 98 di sebelah mana ya, mas," tanya Nanon.
"Oh kalau untuk buku baru kita pajang di depan, mas," ujar petugas toko buku itu yang kemudian berjalan menunjukkan tempat dimana komik itu berada. Nanon dan Marc pun mengikuti jalan petugas toko buku itu.
Nanon pun akhirnya mendapatkan buku yang ia mau. Ia melihat buku komik yang di pegangnya dengan penuh bangga. Kini pikirannya tertuju kepada Ohm. Ia tak sabar sekali ingin pamer serial terbaru dari serial komik favorite mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
Fiksi PenggemarNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...