Bolos

3.5K 402 8
                                    

🎵🎵Sad Song-We The Kings🎵🎵


Pagi itu Nanon terbangun dengan kepala masih sedikit sakit. Nanon bangun pagi sekali sekitar jam setangah 4.

Ia terduduk dan merasa seperti ada yang mengalir dari hidungnya. Nanon pun memegang hidungnya dan mendapati darah keluar dari hidungnya. Nanon mimisan.

"Kok tiba-tiba mimisan sih," panik Nanon saat ia melihat darah di tangannya.

Nanon pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan darah yang keluar dari hidungnya itu.

Agak lama untuk membersihkannya, karena darah terus saja mengalir. Hampir satu jam waktu Nanon terbuang untuk menghentikan aliran darahnya.

Nanon pun terduduk kembali di kasurnya. Keplanya sakit sekali. Ia melihat ke depan kaca, dan mendapati wajahnya sudah sangat pucat seperti mayat.

"Pucat banget lagi, pasti karena kehabisan banyak darah,"

Nanon mengambil air yang ada di mejanya dan meminumnya banyak-banyak. Ia berharap jika ia meminum banyak air, dapat menggantikan darah yang tadi terbuang.

Nanon kembali ke posisi tidur. Ia masih memikirkan apa yang terjadi dengan tubuhnya. Kenapa belakangan ini kepalanya sering merasa sakit.

"Nanti gue bolos sekolah aja deh, terus kerumah sakit. Gue ga mau Bunda khawatir kalau gue bilang gue sakit. Apalagi kalo Bunda tau gue tadi mimisan banyak banget."

Jam 5 tepat seperti biasa Nanon sudah bergegas untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah.

Karena hari ini ia berniat untuk membolos, ia tidak membawa buku. Ia hanya membawa uang saja untuk pergi kerumah sakit. Untungnya Nanon memiliki beberapa uang dari tabungannya.

Ia tidak berani meminta uang jajan lebih ke Kaew. Ia juga tau Kaew mati-matian mencari uang untuk menghidupi mereka berdua.

Setelah semua siap, Nanon pun keluar dari kamarnya dan pergi menuju dapur.

"Pagi, Bunda," Nanon berjalan menghampiri Kaew dan memeluk Kaew dari belakang yang sedang memasak.

"Pagi juga anak bunda yang ganteng," Kaew berbalik dan melihat wajah Nanon. Senyum yang tadi melekat di wajahnya hilang ketika melihat wajah pucat Nanon.

"Nanon, muka kamu kenapa pucat banget, nak?" Kaew khawtir dengan keadaan Nanon, ia memegangi wajah Nanon.

"Nanon ga papa kok bunda, emang muka Nanon pucat ya?" Nanon pura-pura tidak tau dengan keadaan wajahnya.

Kaew mengangguk dengan masih fokus kepada wajah anaknya itu. Ingin sekali Kaew menangis melihat wajah Nanon yang pucat seperti itu. Mengingatkannya dengan wajah Ayah Nanon ketika sakit.

Nanon melepas tangan Kaew dari wajahnya. Berusaha meyakinkan bahwa ia tak apa-apa. "Nanon ga papa bunda. Nanon paling cuman telat makan. Kan Nanon emang sering telat makan, terus maag Nanon kambuh."

Kaew masih tidak yakin anaknya tidak apa-apa. "Kamu yakin gak ngerasa sakit apa-apa kan?"

Nanon menggeleng mantap. Mencoba untuk tak membuat Kaew khawatir.

Kaew tersenyum sedikit lega saat anaknya tersenyum dan ceria. "Kalau kamu sakit bilang bunda ya, Non. Kamu juga jangan telat telat makan."

"Iya Bunda,"

"Ya udah yuk sarapan dulu,"

Mereka pun sarapan pagi bersama sebelum kemudian berangkat melakukan aktivitas masing-masing.

Kaew adalah seorang editor buku di salah satu penerbit buku terkenal. Gajinya memang lumayan tapi tetap saja Kaew sering lembur untuk menyelesaikan buku-buku yang akan di edit sebelum menjadi buku. Dan Kaew sering telihat letih, tapi iya berusaha untuk tetap tersenyum ke anaknya.

[OhmNanon]•FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang