Bimbang

2.5K 266 13
                                    

🎵🎵Monokrom-Tulus🎵🎵

Nanon berjalan cepat menuju kamarnya, menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Padahal tak ada siapapun di rumahnya. Nanon terduduk di depan pintu, memikirkan rencana double date mereka.

Nanon meremas rambutnya frustasi. "Double date. Anjir gue ga tau apa-apa soal date-date-an. Gue harus mulai dari mana nih."

Nanon kemudian berdiri, berjalan menuju lemarinya. Membongkar setiap isi lemarinya. Melihat apakah ada baju yang cocok untuk ia pakai besok.

Nanon mengambil salah satu bajunya dan melihatnya ke arah kaca, apakah cocok untuknya.

"Oihhh, kenapa gue jadi frustasi gini sih,"

"Gue ga pernah ngedate, ngedatenya sama cowo lagi. Butuh dandan ga sih."

Sedari tadi Nanon hanya misuh-misuh tak jelas. Bingung sekali rasanya. Masalahnya ia tak mengerti date sejenis apa yang di lakukan oleh para lelaki.

Kemudian ia mengambil HPnya dan menanyakannya pada sebuah web.

Apa yang perlu di siapkan ketika date?

Jawaban demi jawaban pun muncul.

Jejy : Biasanya sih kalau aku dandan yang cantik.

Find : Bajunya harus seksi :3

Dash : Persiapkan diri paling penting

Gee : Jaga sikap harus banget

Hope : Bibir merona kali aja nanti ada adegan jubjub

Nanon menggaruk kepalanya frustasi. Jawabannya sangat tak membantu. Malah membuat Nanon semakin bingung.

Nanon teringat dia bukan hanya date biasa melainkan double date. Ia harus tampil menawan. Ia tak mau menjadi bahan tertawaan Ohm.

"Mana ada Ohm lagi. Gue kan harus tampil menawan. Malu-maluin banget kalau gue jelek."

"Gue harus persiapin semuanya. Pertama baju." Nanon mengangguk mantap dan kemudian lanjut memilih pakaian untuk dirinya.

Namun, saat asik memilih pakaian, ia teringat bahwa sebenarnya ia ingin tampil menawan di hadapan Ohm, bukan Marc. Nanon frustasi seperti ini karena ada Ohm, bukan Marc. Yang ada di pikirannya hanya Ohm

Nanon terduduk di lantai. Meratapi nasibnya yang begitu bodoh. Kenapa dipikirannya hanya ada Ohm? Iya seharusnya ingin berpenampilan menawan di depan Marc bukan Ohm.

Nanon memukuli kepalanya dan mulai menangis. "Kenapa sih gue susah banget move onnya. Gue capek banget tau, Ohm."

"Please lu keluar ya dari pikiran gue. Gue ga bisa ngelupain lo, Ohm. Gue kangen sama lo. Gue mau balik kayak dulu," ujar Nanon sendiri di tengah tangisnya.

"Kalau aja gue jujur sama lo, gue suka sama lo, lo bakal nerima gue gak? Gue pikir dengan gue jauhin lo, semua bakal baik-baik aja. Nyatanya sakit banget, Ohm."

"Gue sayang sama lo, Ohm. Sayang banget." Nanon menangis semakin kencang.

Ia benci dirinya sendiri. Benci dengan hubungan persahabatan yang membuatnya frustasi. Di tambah penyakitnya.

Membuat Nanon berfikir tak akan pernah bersama dengan Ohm. Jika semua membaik Nanon ingin kembali dengan Ohm. Kembali menjadi sahabat.

Ia tak ingin berpacaran, karena itu hanya akan menyakiti satu sama lain. Apa lagi Nanon yang tidak akan hidup lama lagi.

***

Siang ini murid kelas XII IPS 2 sedang tak ada guru. Mereka hanya di berikan tugas untuk di kerjakan.

[OhmNanon]•FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang