🎵🎵Mercy - Shawn Mendes🎵🎵
Marc berlari, jarak dari kantin menuju toilet terbilang cukup jauh. Pasalnya toilet itu berada di pojokan dan tertutup. Jarang sekali ada siswa atau siswi yang pergi ke toilet itu.
Hanya Nanon yang mau pergi ke toilet itu. Ia lebih memilih toilet itu karena sepi dan juga tak perlu mengantri ketika kelas lain sedang berganti pakaian.
Kembali ke Marc yang tak lelah berlari. Tak memedulikan orang-orang yang ia tabrak.
"Heh, pelan-pelan dong."
"Anjir Marc."
Tak memedulikan ocehan mereka. Pikirannya hanya kepada Nanon saja sekarang.
"Nanon,"
Sampainya Marc langsung memanggil nama Nanon sambil mendekatkan diri ke arah pintu. Mencoba mendengar apa ada suara dari dalam sana. Tapi sayangnya tak ada jawaban dari dalam sana.
Marc berusaha untuk membuka pintu tersebut. Terkunci. Ia mencoba untuk mendobraknya. Satu kali dobrakan tak membuat pintu itu terbuka. Dua kali juga tak menghasilkan apa-apa.
"Ayo Marc lo pasti bisa."
Marc mundur sedikit. Mengambil ancang-ancang. Tepat hitungan ketiga, dobrakan keras membuat pintu itu terbuka.
"Nanon,"
Marc menghampiri Nanon yang telah terkulai lemas di lantai sambil tersenyum kecil.
"Non, bangun, non."
Marc menggoyangkan badan Nanon, berusaha menyadarkan Nanon dahulu. Di dalam pelukan Marc, Nanon bahkan tak bergerak sama sekali. Marc semakin panik. Marc hendak menggendong tubuh Nanon dan membawanya ke UKS.
"Ohm," lirih Nanon pelan. Marc tersentak dan terdiam. Ia melihat kembali kearah Nanon, lalu tersenyum. Rasanya sedikit sakit, tapi Marc tau, Marc tidak pernah ada di hati pria itu. Marc hanya sebagai pelarian atau pelmpiasan Nanon. Itu yang di pikirkan Marc.
Gapapa Marc, toh lo udah bisa nolong Nanon aja lu harusnya seneng. Karena cuman lo yang ada buat dia di saat dia susah. Batin Marc menguatkan dirinya sebelum ia beranjak pergi menggendong Nanon menuju UKS.
***
Ohm duduk dengan tidak tenang, menggoyang-goyangkan kakinya sambil sesekali melihat kearah pintu. Pasalnya sejak Nanon pergi ke kamar mandi, ia tak kembali lagi, padahals udah 30 menit berlalu. Tak mungkin Nanon pergi ke kamar mandi selama itu.
Kadar panik Ohm sudah melebihi batas, Ia berdiri dan berjalan menuju pintu kelas. Ia tak sadar bahwa sedang ada guru yang mengajar.
"Ohm Pawat," panggil bu Godji, selaku guru bahasa Mandarin mereka. Ohm membalikkan badannya tanpa rasa bersalah.
Ini guru kenapa sih? Seenaknya manggil orang. Emang dia ngapain disini? Batin Ohm dalam hati. Ia sudah kehilangan kesadarannya. Yang ia pikirkan dan khawatirkan hanya Nanon.
"Mau kemana kamu?" tanya bu Godji.
"Mau ke toilet bu."
"Gak bisa. Kamu harus nunggu Nanon kembali, baru kamu boleh ke toilet."
"Ya masalahnya bu, Nanonnya gak balik-balik. Apa ibu ga curiga dia gak balik-balik kenapa? Kalau dia dalam masalah gimana?" jawab Ohm.
Perdebatan antara guru dan murid itu mendapatkan banyak perhatian dari anak kelas. Mereka sedikit bersyukur karena tak harus mendengarkan penjelasan bu Godji yang tak mereka pahami untuk beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
FanfictionNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...