🎵🎵Juara Kedua-Fiersa Besari🎵🎵
Nanon duduk manis di meja kantin. Menunggu pesanannya datang. Ia sudah sangat lapar sekarang. Padahal tadi pagi ia sarapan dan juga tak biasanya ia sudah lapar jam segini. Mungkin karena tadi mimisan, membuat tenaganya banyak terkuras dan lapar.
"Ini nasi goreng spesial dengan teh hangatnya, bos." Marc datang dan menghidangkan pesanan Nanon di depannya.
"Kok hangat sih, gue kan maunya dingin," gerutu Nanon sambil membuka sterofom yang berisi nasi goreng.
"Lo mau makin sakit kalau minum es?" tanya Marc dengan nada sedikit di keraskan.
Marc melakukannya juga demi kebaikan Nanon. Udah tau Nanon sakit, gak mungkin dia bikin Nanon makin sakit. Dia kan sayang dengan Nanon.
"Gue sayang sama lo makanya gue gak ngijinin lo minum es," jelas Marc.
"Ya, ya, ya, Marc," ujar Nanon ngeyel. Meskipun niat Marc baik, namun tetap saja Nanon ingin minum es.
"Oh iya, Non. Sabtu ini lo transfusi darah, kan?" tanya Marc di tengah kegiatan makan mereka, memastikan mengenai jadwal pengobatan Nanon.
Nanon mengangguk sambil memasukkan sendok nasi ke dalam mulutnya. "Transfusi darah itu gimana sih? Ga paham gua,"
"Lo ga tau transfusi darah itu gimana?" tanya Marc memastikan kembali.
Nanon menggeleng pelan. Dia benar-benar tak tahu apa-apa. "Gue kan bukan anak IPA, ya mana gue tau."
"Itu umum, Non. Ya masa pengobatan lu sendiri lo ga tau." Nanon hanya mengedikkan bahunya.
"Transfusi datah itu sama kayak masukin darah ke dalam tubuh lo. Kayak di suntikin darah doang kok, cuman prosesnya lebih lama aja, tergantung lo butuh berapa banyak darah," jelas Marc secara rinci dan tepat membuat Nanon menjadi sangat mengerti.
"Ye, lo mah enak ngomong. Lah gue yang ngalamin, liat jarum suntik aja gue takut." Bukannya kasihan dengan kekasihnya, Marc malah tertawa. Lucu saja menurutnya. Badan Nanon besar tapi takut dengan jarum. Nanon hanya menatap Marc dengan sinis.
"Hahaha. Nanti sabtu gue ikut nemenin lo ya. Sekalian gue nemenin lu di dalam. Mumpung dokternya kakak gue," ujar Marc sambil tertawa.
"Menyalah gunakan ke kuasaan lo," umpat Nanon.
"Yeee, siapa juga yang menyalah gunakan kekuasaan. Orang gue mau sekalian belajar," bela Marc.
"Iya deh iya."
Mereka pun melanjutkan makan mereka sambil sesekali berbincang-bincang. Lewat perbincangan itu Nanon dan Marc semakin dekat dan saling mengenal.
Nanon mengetahui bahwa rumah sakit tempat ia berobat itu merupakan rumah sakit keluarga Marc.
Marc juga mengetahui bahwa ayah Nanon telah meninggal karena penyakit thalasemia yang sama dengan Nanon.
***
Prigkhing dan Ohm mengahbiskan waktu istirahat berdua. Mereka memilih untuk memesan makanan dan makan di kantin.
Mereka sudah memesan makanan mereka. Namun, mereka belum menemukan tempat duduk di karenakan kondisi kantin saat ini sedang ramai.
"Eh itu bukannya Nanon sama Marc ya?" tanya Prigkhing sambil menunjuk ke arah meja yang sedang di duduki oleh dua pria tampan.
Ohm melihat ke arah yang di tunjuk Prigkhing, ia menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas. Dan ternyata benar yang duduk di sana Nanon dan Marc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
FanfictionNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...