Di mana?

1.5K 180 3
                                    

🎵🎵Hari Ini Esok Lusa-Brisia Jodie🎵🎵

------------------

Pagi ini, Ohm terbangun dari tidurnya. Ia membuka matanya perlahan sebelum ia tersadar kalau ia tertidur sambil menggenggam ponselnya. Tangannya langsung bergerak memainkan ponselnya. Mengecek kembali isi chatannya dengan Nanon kemarin. Ohm menghela nafasnya berat. Pesannya belum juga di balas oleh Nanon.

Ohm kemudian terduduk beberapa detik, ia membuka ponselnya lagi dan mengetikkan pesan pada sahabatnya itu.

Ohm kemudian terduduk beberapa detik, ia membuka ponselnya lagi dan mengetikkan pesan pada sahabatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memandangi pesan yang ia kirimkan itu sejenak. Setelah merasa sudah benar, ia mengangguk dengan mantap, lalu berjalan mengambil handuknya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai mandi, Ohm bergegas menuju lemari pakaiannya dan memakai seragam SMAnya. Setelah berpakaian rapi, ia mengambil tasnya dan turun ke bawah untuk sarapan dan memakai sepatu.

"Eh, Ohm, tumben udah turun jam segini, masih jam setengah 6 loh." Aom, ibu dari Ohm yang sedang masak, terkejut melihat anaknya yang sudah rapi pagi sekali. Padahal biasanya Ohm baru turun dari kamar jam 6 pagi. Mengingat sekolah Ohm dimulai pukul 7 pagi, dan jarak dari rumah ke sekolah hanya memakan waktu 15 menit.

"Iya, Ma, Ohm mau ke rumah Nanon dulu. Mau berangkat bareng." Jujur Ohm pada Aom. Ya, Ohm memang selalu mengatakan yang sejujurnya pada Aom. Dan sebaliknya juga begitu.

"Ohh, tumben, baguslah. Ayo sarapan dulu!"

Ohm berjalan menuju meja makan. Terlihat sudah ada semangkuk bubur lengkap dengan toppingnya. Tak menunggu lama, Ohm langsung duduk manis di kursi dan menyantap bubur buatan Ibunya itu dengan lahap. Baginya bubur buatan Aom adalah bubur terenak yang pernah ada. Apapun masakan Aom, Ohm pasti menyukainya.

"Oh iya, Ohm. Kamu kan udah kelas 12, kamu ada rencana mau lanjut kemana?" tanya Aom tiba-tiba disela kegiatan makan Ohm.

"Belum tau ma. Ohm belum ada pikiran ke situ," ujar Ohm sambil mencoba memikirkan masa depannya. Ohm sadar ia tidak pintar dan juga malas belajar. Jadi ia merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya.

"Kamu harus mulai serius dengan masa depan kamu, Ohm. Dikurangin main-mainnya. Kelas 12 ini waktu yang singkat, loh. Kamu harus mulai giat belajar. Papa dan Mama menaruh harapan besar ke kamu," ujar Aom dengan serius. Terlihat dari raut wajahnya ia sangat mengkhawatirkan masa depan anaknya. Ohm tau itu. Dan Ohm juga tau ia tidak bisa terus bergantung pada kedua orang tuanya.

"Harapan besar seperti melanjutkan perusahaan Papa?" sindir Ohm. Sebelumnya mereka pernah membahas hal ini. Awalnya Ohm sempat menolak. Tapi kedua orangtuanya terus mendorong Ohm untuk mengambil pilihan itu. Akhirnya Ohm hanya bisa mengiyakan meskipun hatinya berat.

"Ohm."

"Iya, ma, akan Ohm pikirikan lagi," ujar Ohn sambil memasukkan sendok terkahir buburnya kedalam mulutnya.

[OhmNanon]•FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang