🎵🎵Surat Untuk Ibu-Fiersa Besari🎵🎵
2 Hari Kemudian
Nanon berjalan gugup menuju bangku kosong yang ada di depan ruangan 'Dokter Umum'. Nanon pun duduk di salah satu bangku dan menunggu namanya di panggil.
Hari ini ia akan menerima hasil dari pemeriksaanya kemarin. Ia benar-benar gugup. Dari semalam ia sudah berdoa untuk hasilnya.
"Nanon Korapat Kirdpan."
Nama Nanon sudah dipanggil. Ia bergegas berdiri dan masuk ke dalam ruangan itu.
"Selamat siang, Nanon," sapa dokter tampan yang bernama Off Jumpol itu.
"Siang, dok," sapa balik Nanon dan kemudian duduk di depan Off.
"Mengenai pemeriksaan yang sudah kamu jalani dua hari yang lalu. Kami dapat menyimpulkan bahwa kamu di diagnosa Thalasemia," ujar Off serius.
Nanon yang tidak tau apa itu thalasemia. Penyakit yang ia ketahui hanyalah masuk angin dan sakit kepala. "Thalasemia itu apa dok? Apa itu berbahaya?"
"Thalasemia termasuk salah satu penyakit keturunan yang tidak dapat di sembuhkan. Penyakit kelainan darah karena hemoglobin darah yang mudah pecah. Dan tentu ini sangat berbahaya."
"Dan satu lagi, kamu juga memiliki riwayat penyakit jantung." Off menarik nafasnya panjang. "Maaf tapi saya harus mengatakannya, kamu di perkirakan hidup tidak lama lagi."
Nanon seperti tersambar petir mendengarnya. Air matanya mulai turun. Takut, cemas, sedih. Semua perasaan itu kini tercampur aduk. "Apa tidak ada cara lain untuk mengobati saya dok?"
Off menarik nafasnya berat. "Kamu harus menjalankan transfusi darah setiap 2 minggu sekali. Itu bisa membuatmu sedikit bertahan hidup."
Off memberikan sebuah kertas. "Kamu isi ini dan tanda tangan orang tuamu untuk bisa melakukan transfusi darah."
Nanon menerimanya dan ia juga menerima dokumen berisi hasil tesnya dan diagnosanya.
"Nanon, kamu pasti bisa melakukannya. Kamu mungkin bisa merahasiakan ini dari orang tuamu, tapi apa kamu tidak kasihan melihat dia yang tak tahu apa-apa?" Off seakan bisa membaca pikiran Nanon.
Memang benar Nanon sedang memikirkan Kaew. Bagaimana ia harus memberitahu Kaew? Apa Kaew bisa menerimanya?
Ia juga memikirkan biaya transfusi darah yang mahal. Jika Kaew tau, ia pasti akan melakukan berbagai cata untuk mendapatkan banyak uang.
***
Nanon keluar dari ruangan itu dengan lunglai. Membersihkan wajahnya dari air mata. Ia masih belum bisa menerima hasilnya.
"Non," panggil seorang pria dari belakang Nanon. Nanon menoleh dan terkejut melihat Marc sudah ada di belakangnya.
"Marc," Marc berjalan menghampiri Nanon
"Lo ngapain disini?" tanya Nanon.
"Oh, gue emang biasa ke sini kalau hari sabtu, mau nemuin kakak gue. Sekalian belajar-belajar dikit juga." Nanon mengangguk mengerti. Ia tersenyum untuk menutupi ke sedihannya.
"Lo sendiri ngapain disini?" tanya Marc yang kepo dengan Nanon.
"Oh, dari kemarin kan gue sakit kepala, jadi mau berobat," jelas Nanon berbohong.
"Oalah, gue juga mau sekalian berobat sih,"
"Lah? Lu sakit?" tanya Nanon bingung.
"Kagak, gue mau konsultasi bulanan aja sama dokter keluarga," jelas Marc. Dan di barengi anggukan mengerti Nanon.
![](https://img.wattpad.com/cover/225241742-288-k318475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[OhmNanon]•FRIENDZONE
Fiksi PenggemarNanon dan Ohm, persahabatan yang mereka bangun, harus runtuh ketika sebuah rasa bernama cinta hinggap dalam hubungan persahabatan mereka. Akankah mereka tetap menjadi sahabat? Saling mengutarakan perasaan mereka? Atau berpisah? Top Rank 🎖 #1 : thai...