46. Nyesel?

9.3K 587 64
                                    

“Eh anaknya siapa?” Tanya Yera. Kedua matanya tampak bingung memandangi Theo, Fabian dan Kayla yang ia pikir adalah salah satu pembantu rumah tangga yang membantu mengurus rumahnya.

“Tunggu, jangan-jangan..?” Tiara menurunkan Theo dari gendongannya.

“Bukan ma! Bukan anak aku kok!” Theo, dan Fabian sontak saling menatap, dan kembali menatap Tiara. Tiara bisa lihat bahwa Theo sudah ancang-ancang mau menangis.

“Nanti aja aku bicarain ya ma, ini theo lagi sakit. Mau tiara tidurin dulu.” Yera terlihat berpikir, dan akhirnya mengangguk. Ia tidak tahu anak siapa mereka, tapi kepulangan putrinya ini sudah membuat hatinya begitu bahagia.

“Kebetulan hari ini papa bawa temen-temennya kerumah, ntar salam ya kak. Kan uda lama ga ketemu temen-temen papa.” Tiara mah iya iya aja. Dari pada makin panjang urusannya. Tiara meraih nampan yang tadi dibawa Bi Nia.

Meraih tangan kecil Theo, dan membawa bocah kecil itu menyusuri tangga. Sedangkan Fabian, dan Kayla hanya diam ditempatnya. Yera menatap Fabian, lalu menatap Kayla dan tersenyum kepada keduanya.

“Bian! Kay! Sini!” Seru Tiara. Keduanya sontak berjalan cepat menghampiri Tiara.

They looks cute.” Gumam Yera. Senyumannya menyimpan beribu misteri.

Yera menekan dial ponselnya,

“Halo?”

“Dek, tolong panggilkan dokter rian ya.”

“engga. Bukan mama. Theo yang sakit.”

“iya, uda sampe kakaknya. Oke.” Yera menutup panggilan teleponnya, dan menekan dial ke nomor lain.

“Iya! Uda sampe loh! Manis banget pokoknya mereka! Oke!” Yera berjalan menuju sofa, dan berbincang sedikit dengan orang yang ada diseberang panggilan teleponnya.

“Iya! Uda sampe loh! Manis banget pokoknya mereka! Oke!” Yera berjalan menuju sofa, dan berbincang sedikit dengan orang yang ada diseberang panggilan teleponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiara membaringkan Theo diatas kasur yang berada dikamarnya.

Kamar ini sepertinya sudah bertahun-tahun tidak ia tempati dalam jangka waktu yang panjang. Namun mengesankannya ialah, seluruh ruangannya bersih.

Tampaknya Yera selalu menyuruh orang untuk membersihkan kamar Tiara setiap hari.

Fabian dan Kayla hanya diam melihat Tiara membuat Theo bersandar pada kepala kasur, agar Tiara bisa lebih mudah menyuapi bubur untuk Theo.

“Diminum dong,” Ujar Tiara. Fabian dan Kayla segera meraih gelas berisi teh dingin yang ada diatas nampan.

“Ma, mama lama disini?” Celetuk Fabian, setelah Tiara sudah menyendokkan sesuap bubur untuk Theo.

“Hm, masih gatau.” Jawab Tiara. Masih fokus pada Theo.

Fabian terdiam kali ini. Mendadak teringat akan ketakutan Theo yang perlahan menjadi ketakutan untuknya juga.

Mas Mahardika dan Tiara. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang