30. Cium

11.9K 713 38
                                    

Tiara benar-benar menyesal membawa kedua bocah ini kerumahnya. Tidak. sebenarnya hanya Theo, karena Fabian tidak bisa berjalan dengan leluasa.

“Astaga theo..” gumam Tiara lemas, saat lantainya dibuat kotor dengan tepung. Ia baru saja mengepelnya dan pergi kekamar mandi. Belum ada sepuluh menit, lantai rumahnya seperti ini lagi.

Ternyata mengurus dua anak kecil itu tidak gampang. Padahal Theo tidak pernah memberantakan rumah seperti ini sebelumnya.

Tapi Tiara terdiam saat Theo tertawa lepas bersama dengan Ella. Mereka baru saja menghabiskan waktu selama beberapa jam, tapi keduanya sudah akrab begitu saja.

Tiara ikut tersenyum karena akhirnya, ia bisa melihat sosok Theo yang sebenarnya. Bahkan disekolah, Theo selalu memasang wajah dingin. Pendiam dan irit bicara.

Tapi disini, ia tertawa begitu lebar dan banyak bercerita dengan Ella. Cukup mengejutkan sebenarnya. Tapi Tiara senang.

“sudahlah.” Lebih baik membiarkan mereka selesai bermain saja, daripada terus-terusan membersihkan tapi tetap saja pada akhirnya akan mereka kotori lagi.

Tiara melempar dirinya ke-atas sofa. Tepat disisi Fabian yang terduduk sembari menatap kearah televisi.

Sesekali pria remaja itu, bermain dengan ponselnya.

“maaf ya tante,” Celetuk Fabian. Tiara berdehem dan menoleh bingung.

“maaf apa?” Fabian meletakkan ponselnya.

“uda berantakkin rumahnya tante, harusnya gausah ajak kita kesini tadi,” Tiara tersenyum dan dengan cepat menggeleng. “engga-engga. Rumah tante kecil, jadi diberantakkin pun bisa cepet bersihinnya. Santai.” Suara tangisan membuat Tiara bangkit dengan cepat.

“bentar ya bian,” Tiara dengan cepat berlari kedalam kamar tidurnya, tempat tangisan Ella berasal.

“Kenapa?! Kenapa sayang?!” Ella merentangkan tangannya, minta dipeluk.

Dengan cepat, Tiara membawa Ella kedalam pelukannya.

Mengusap belakang kepala gadis kecil itu, dan bertanya ke Theo.

“Theo? Ella kenapa nangis?” Tiara bertanya dengan nada lembut, tapi tampaknya Theo terintimidasi dengan itu. Dengan perlahan, mimik wajah Theo berubah, Pria kecil itu mencoba menahan tangisnya.

Namun tampaknya sulit untuknya, karena ia mulai menangis.

Namun tampaknya sulit untuknya, karena ia mulai menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuat Tiara menghela nafas pelan. Ia membawa Theo kedalam pelukannya.

“Kenapa sayang? Kenapa kok pada nangis?” ulang Tiara.

“ituu... ella nabrak laci, tapi ellanya jatuh ke lantai.. trus nangis huahh! Maafin theo ya ella!” Theo menangis keras, membuat Tiara tertawa kecil.

Tiara melepaskan pelukannya, dan melirik Ella yang sudah mulai berhenti menangis. Ia terisak dengan pelan. “Yang mana yang sakit?” Tanya Tiara. Ella menunjuk kepalanya. Tiara tersenyum, dan mencium atas kepalanya Ella. Ella tersenyum, dan menghapus air matanya.

Mas Mahardika dan Tiara. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang