Arion mengendarai mobilnya. Tau-tau ia sampai di basement apartemennya Tiara.
“Shit!” Umpatnya. Menghantamkan kepalanya ke setir mobil.
Arion tidak pernah merasa sebodoh ini sebelumnya. Tidak pernah. Arion melirik ke sekitar. Sedikit mengintip tidak akan ada salahnya kan?
Hanya sedikit. Arion keluar dari mobilnya, masuk ke area apartemen dan menekan nomor lantai Tiara di dalam lift.
Arion berjalan melewati pintu apartemennya Tiara, melewatinya sekitar tiga kali. Langsung bersembunyi di balik dinding saat pintu apartemen Tiara terbuka.
“She's okay mom. Engga tau. Kayanya belum deh.” Vano keluar dari dalamnya. Terlihat rapi. Terlihat mau pergi dari sini.
“Iya. Uda ketemu bian.” Ujar Vano dalam panggilan teleponnya. Arion terdiam. Jadi Tiara sudah bertemu Fabian? Arion juga ingin.
Arion sontak menyembunyikan dirinya dengan cepat, saat Vano melewatinya. Tampaknya Pria itu tidak tau Arion sedang ada disana.
“Berarti dia ga disini dong,” Gumam Arion yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mendatangi kamar apartemen Tiara.
Meraih ponselnya, dan menghubungi Fabian. Tapi ponsel Fabian tidak aktif membuat Arion merasa kesal.
Pasti Fabian sedang sangat senang karena akhirnya bisa bertemu dengan Tiara. Pria itu sudah tidak bicara dengan Arion selama hampir sebulan.
Mereka pasti juga sedang bersenang-senang, melupakannya.
Tunggu! Dia sedang cemburu?! Dengan putranya sendiri?!
“Hah! Kau gila arion. Sadar!” Gumam Arion. Mendengus tak percaya. Memang Gila. Karena Tiara, Arion Gila.
Tiara tidak bisa meninggalkan Fabian dan Theo. Bukan. Mereka yang tidak mau meninggalkan Tiara.
Padahal Tiara ada janji akan bertemu dengan Pak Arya. Membicarakan kembalinya dirinya sebagai dokter.
Tiara tidak bisa menceritakan ini ke Fabian dan Theo. Tiara masih ingat respon Theo. Theo berfikir jika Tiara menjadi dokter, wanita itu tidak akan ada lagi untuk mereka.
“Sayang, mama ada perlu seben—” Theo memeluk Tiara. “No no. Mama gaboleh pergi.” Tegas Theo. Tiara tersenyum.
“Sebentar aja theo..?” Theo kembali menggeleng. “Gamau. Mama suka bohong. Gaboleh pokoknya.” Tiara mencoba memikirkan sesuatu. Fabian juga terlihat tidak berniat membantunya untuk lepas dari sini.
“Bian..”
“Ma, mama ga boleh kemana-mana. Disini aja. Ntar ga balik lagi. Gaboleh.” Tiara tertawa kecil. Memang posesifnya mereka tampak lucu dan menggemaskan bagi Tiara. Tapi masalahnya, dia benar-benar harus pergi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
General Fiction[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...