Fabian berdiri diluar menunggu Tiara dan Arion sembari bermain game.
Saat mobil Arion terlihat masuk kedalam pandangan matanya, dengan cepat Fabian menyimpan ponselnya dan berlagak sedang khawatir, panik, dan menangis.
Pas sekali, dibelakang Arion, mobil yang ditumpangi Tiara ikut masuk melewati gerbang.
“Huahh! Theo!” Fabian berjalan bolak-balik. Terlihat khawatir. Ia mengacak frustasi rambutnya.
“Calm down bian, semuanya bakalan baik-baik aja nak. Papa bakalan cari theo sekarang juga.” Arion memeluk Fabian. Fabian tersenyum dalam pelukan Arion karena Tiara baru saja keluar dari mobil yang berhenti tepat dibelakang mobilnya Arion.
“Gimana theo? Uda ada kabarnya?” Tanya Tiara. Fabian jadi merasa bersalah. Wajah panik dan cemas Tiara begitu ketara.
“Oh.” Arion menoleh dan mendapati Tiara yang menatapnya dan terdiam.
Wajah gadis itu berubah datar. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat, sebelum suara Fabian menginterupsi. Tidak tahan dengan situasi ini.
“Pa, ma tolong cari theo sekarang juga. Bian takut terjadi apa-apa sama theo.” Ujar Fabian. Arion tersadar dan menatap wajah putranya ini.
Benar. Bukan saatnya ia memikirkan bagaimana tanggapan Tiara terhadapnya kan?
Tiara memeluk Fabian sekilas, dan melirik Arion.
Arion masuk ke mobil, diikuti Tiara.
“Oiya pa! Sebelum theo hilang, theo nunjukkin alamat yang uda aku kirimin ke papa.” Ujar Fabian. Hah. Liar.
Fabian tidak tau lokasi tempat itu dimana. Ezya yang mengirimkan alamatnya.
Yang dia inginkan hanyalah Arion dan Tiara punya tempat dimana mereka bisa mulai kembali berbicara dengan satu sama lain.
Fabian tidak ingin situasi menyesakkan seperti tadi, terjadi lagi.
“Pertama, kita putar kota dulu. Cari dekat sini, habis itu kalau tidak ketemu, kita akan cari di alamat ini.” Ujar Arion sembari memasukkan alamat yang diberikan Fabian kedalam navigation mobilnya.
Tiara berdehem.
“Theo!”
“Theo!” sudah satu setengah jam mereka berkeliling kota. Mobil Arion sudah menuju alamat yang diberikan Fabian. Jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam.
“Mas yakin ini kita menuju ke tempat yang benar?” Tanya Tiara. Karena jangan tanya. Mobil Arion melewati hutan!
“Bener kok.” Jawab Arion mengecek sekali lagi navigasinya. Lucunya navigasinya masih hidup.
“Oh! Ooh!” Tiara tersentak kaget saat mendadak mobil Arion terguncang, dan mesinnya mati.
“Mas? Ini kenapa?” Tanya Tiara. Arion menepuk kecil kepalanya.
“Maaf tiara. Saya lupa. Harusnya mobil ini sudah diservis dua minggu yang lalu. Dan oh! Karena theo hilang, saya lupa mengisi bensinnya!” Arion turun dari mobilnya, diikuti Tiara yang memandangi Arion dengan tatapan tak percaya.
“Serius mas? Ini ditengah hutan loh! Theo juga belum kete—” Ponsel Arion berbunyi.
“Pa--Pa--” Suara putus-putus Fabian menyapa panggilan teleponnya mereka.
“Theo uda ketemu pa--di--bi eyi--kamar--pa.” Arion menghela nafas lega walau dia hanya mendengar suara Fabian dalam keadaan putus-putus, tapi ia menangkap maknanya.
“kenapa mas? Siapa?” Tanya Tiara. “Theo uda ketemu, Tiara.” Jawab Arion. Tiara tersenyum lebar dan langsung memeluk Arion dengan girang.
“Yaampon! Aku lega banget! Yatuhan terima kasih ba—” Tiara terdiam. Diikuti Arion yang menegang karena Tiara tiba-tiba memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
Ficción General[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...