(a little bit 16+)
“Tiara.” Panggil Arion. Mereka sudah berdiam diri selama dua menit lamanya sejak sesampainya mereka di taman belakang rumah orang tuanya Tiara.
“iya mas?” Sontak Tiara menoleh cepat. Ia tidak tau harus mulai darimana.
“Jadi benar?” Suara bariton Arion terdengar menyakiti hati Tiara. Karena ada nada kecewa terselip disana.
“Maaf mas. Mas pasti marah ya sama tiara?” Tiara menundukkan kepalanya menyesal.
“Iya. Marah. Sangat marah!” Tiara sudah ancang-ancang mau nangis. Tapi Arion meraih dagu gadis itu. Membuatnya mendongak kembali menatap wajah tampannya Arion.
“Marah karena kamu tidak menceritakan hal sepenting ini ke aku. Kita akan menikah tiara. Aku baru saja melamar kamu. Kalau masalah seperti ini saja kamu rahasiakan, bagaimana aku bisa tenang saat melepasmu ke jerman nanti?” Tiara meragukan telinganya.
“Maksudnya?” Arion tersenyum begitu manis.
“pergilah. Lagipula, ini impian kamu kan?” Tiara menatap Arion dengan tatapan ragu. “Beneran mas?! Serius?!” Arion mengangguk, membuat Tiara langsung memeluk Arion.
“Hah! Makasih mas! Makasih banyakk! Tiara sayang bangett sama mas dikaa!!” Girang gadis itu. Arion terkekeh kecil.
“kapan berangkatnya?” Tiara melepaskan pelukannya. “Minggu depan mas.” Arion mengangguk. “Uda harus siap-siap dong kalau gitu?” Tiara tersenyum. Begitu bersyukur karena menikahi pria se-dewasa Arion.
“Makasih ya mas.” Tiara kembali memeluk Arion. Menenggelamkan wajahnya di dada Arion. Arion mengangguk, dan mengecup kecil dahi Tiara.
Mereka kembali kedalam, tatapan was-was menghampiri mereka. Tapi melihat Tiara yang tersenyum senang seolah tidak terjadi apa-apa, membuat Yera yakin bahwa pembicaraan mereka berjalan mulus.
“Mama beneran mau ke jerman?!” Fabian bergegas menghampiri Tiara. Menggenggam tangan Tiara. Menatap Calon Mamanya itu dengan tatapan memohon. Memohon agar Tiara mengatakan tidak. Tapi sayangnya, Tiara tersenyum kecil dan mengangguk.
“Maafin mama ya, ga cerita ke kalian dulu.” Ujar Tiara. Menatap Fabian dan Theo. Theo mengerucutkan bibirnya sedih. Begitu juga dengan Fabian.
Yera menoleh saat tangan Bayu memeluk pinggangnya, Yera tersenyum dan menatap keluarga kecil Tiara. Putri kecilnya itu terlihat begitu bahagia. Ia membawa Arion, Fabian, bahkan Theo kedalam pelukannya.
“Kamu memutuskan sesuatu yang benar-benar menakjubkan sayang. Hal yang kamu lakukan, sudah benar. Tiara berhak bahagia bersama dengan mereka. Sudah seharusnya putri kita itu mendapatkan hal itu.” Yera mengusap tangan Bayu yang bertengger di pinggangnya dan mengangguk.
“Mas yakin?” Arion mengangguk. Pria itu baru saja selesai mandi. Menggunakan bathrobe putih, ia keluar dari kamar mandi. Tapi Tiara masih belum selesai menghentikan pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
Fiction générale[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...