Sumpah demi boneka kesayangannya Vano, Tiara tidak pernah merasakan segugup ini sebelumnya.
Gadis itu berusaha turun dari kasur dengan peralahan. Namun deheman Arion membuat tubuh Tiara menegang.
Masalahnya apakah Arion sadar bahwa ia dan Tiara saat ini tidur dikamar yang sama?! Dan diatas kasur yang sama?! Bagaimana cara Tiara menghadapi Arion nantinya?!
Tiara melirik Arion yang tertidur dengan damai.
Benar-benar surga dunia.
“kayanya tuhan nyiptain mas dika ga main-main deh. Yaampun..” gumam Tiara. Tiara menampar dirinya sendiri saat sadar bahwa bukan waktu yang tepat untuk terpesona pada Arion saat ini.
Dia harus segera keluar sekarang juga! Jika Arion bangun, membuka matanya dan mendapati Tiara ada disisinya. Tiara bersumpah bahwa ia akan langsung berlari keluar dari rumah besar ini.
Kedua pipi Tiara memerah hanya dengan memikirkannya.
Tiara menarik nafasnya pelan. Menghembuskannya lebih perlahan lagi.
Berharap kepada semua energi yang ada di alam semesta ini agar Arion tidak bangun saat Tiara bergerak keluar dari tempat tidur ini.
“ngghh..” Arion merentangkan kedua tangannya, dan berbalik. Tangan kiri Arion menimpa perut Tiara. Membuat Tiara kembali berbaring.
Gadis itu menutup kedua matanya rapat. Saat ini, bisa dipastikan degup jantungnya berdetak dengan tidak karuan.
Entah karena takut ketahuan, atau karena Arion ada disampingnya saat ini.
Nafas Tiara jadi tercekat rasanya saat wajah Arion tidak berjarak lebih dari sepuluh sentimeter didepan wajahnya.
Kedua bulu mata Arion yang lentik membuat Tiara terpesona sesaat. Turun ke hidungnya yang mancung, rahangnya yang tegas, dan tajam. Tiara tersenyum berpikir bisa saja kulitnya terluka jika menyentuh rahangnya Arion. Lalu, bibir merah merona itu. Tampak sangat menggiurkan dipagi hari ini.
Tiara merutukki dirinya. Bisa-bisanya diwaktu seperti ini!
“Oh!” Ternyata Arion tidak sepenuhnya naked. Tiara hampir sesak nafas melihatnya. Ternyata ia mengenakan handuk yang dilingkari disekitar pinggangnya.
Tiara menghela nafas melihat tangan kekar Arion yang melingkari perutnya. Bagaimana ia bisa keluar jika seperti ini.
“andria..” Gumam Arion membuat Tiara terdiam. Wajah Arion terlihat sedih. Membuat Tiara ikut tersakiti melihatnya. Tiara memberanikan diri. Menaikkan sebelah tangannya dan mengelus pelan rambutnya Arion.
Berharap bahwa tindakannya ini bisa setidaknya menenangkan Arion dalam tidurnya.
“Tante!” Suara teriakkan Theo membuat Tiara tersentak kaget. Arion melenguh, dan kembali bergerak ke bagian kiri kasur. Melepaskan kekangannya dari tubuh Tiara. Tiara langsung memutar tubuhnya, membuatnya terjatuh kebawah kasur.
“Bangsat ba—” Dengan cepat Tiara menutup bibirnya. Bisa gawat kalau Arion bangun. Tiara berdiri dengan hati-hati. Ia berhasil menyentuh knop pintu.
Senyumnya begitu lebar saat ia sudah berhasil keluar dan akan kembali menutup pintu.
“Ahh akhirnya ke—UWAKH!” Tiara hampir saja terjatuh kebelakang jika saja tidak ada dinding dibelakangnya.
Theo tersenyum lebar. “Tante!” pria kecil itu berlari amat cepat menghampiri Tiara. Melemparkan dirinya ke dalam pelukannya Tiara.
“pagi tante!” Seru Theo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
Fiksi Umum[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...