28. Anak pembawa Sial

11.1K 747 79
                                    

halo..?”

“halo pa.” Suara Fabian terdengar penuh semangat.

eh bian? Kok belum tidur? Uda jam satu malem kan disana?” Fabian mengangguk. “bian ga bisa tidur. Papa? Kenapa belum tidur? Disana berarti uda jam dua kan?” balas Fabian.

Arion tersenyum. “kerjaan papa banyak. Ada yang mau coba ngambil perusahaan papa.” Pantas saja.

maaf ya, papa ga sempat hubungin kalian.” Sesal Arion. Sudah genap dua minggu berlalu sejak Arion pergi. Tapi ia memang belum sempat menghubungi putra-putranya ataupun Tiara.

Sejujurnya sejak dulu, jika Arion pergi keluar kota atau keluar negeri untuk bekerja, Arion memang tidak pernah menelepon Fabian ataupun Theo. Biasanya, Bi Eyi akan menelepon dan melaporkan apa saja yang dilakukan putra-putranya saat ia tidak ada. Mungkin Arion terbiasa dengan itu, sampai lupa menghubungi mereka.

“gapapa pa.. bian sama theo baik-baik aja kok,” Arion tersenyum dan mengangguk. Ia rindu jagoan-jagoannya hah!

tante tiara?” Fabian langsung menyodorkan kameranya ke Tiara yang sedang tertidur dengan menjadikan lengannya sebagai bantalnya diatas tempat tidurnya Fabian. Tiara tertidur dalam keadaan duduk.

Loh? Kok masih disana?!” Bingung Arion. Tadinya Arion ingin bertanya apakah mereka menuruti ucapannya Tiara.

“iya. Tante tiara uda nginep disini sejak papa pergi. Katanya, tante Tiara kan dokter juga, biar tenang, tante mau dideket bian aja hehe.” Cerita Fabian sembari sedikit mengikuti bagaimana Tiara mengatakannya saat itu, membuat Arion tersenyum.

“tapi pa,” panggil Fabian. Tanpa mengalihkan kameranya ke wajahnya. Kamera masih saja fokus ke Tiara yang sedang tertidur dengan damai.

Yang mengartikan, layar Arion dipenuhi dengan Tiara.

ha?”

“cantik ya.” Lanjut Fabian. Arion tersenyum tipis.

iya. Cantik.” Fabian mencoba menahan senyumnya, dan merubah kameranya.

“makanya kalau papa mau lihat wajah cantiknya tante tiara, papa harus cepet pulang.” Celetuk Fabian, membuat Arion tertawa.

iya iya. Papa sih memang mau cepet cepet pulang, tapi kerjaan papa segudang disini. Apalagi wakil direktur sini mengundurkan diri dan malah kerja sama kubu lawan.” Cerita Arion. Fabian berdecak. “jahat banget sih!”Arion tersenyum lebar.

Yauda anak papa, bobo gih! Besok kalau papa punya waktu luang, papa telpon kalian lagi ya.” Fabian menggeleng. “kalau papa punya waktu luang, mending dipake buat bobo aja.. bian ga mau pas papa pulang nanti, bian jadi punya papa yang ga ganteng lagi. Mirip zombie? Ih gamau.” Arion tertawa. Berbincang dengan Fabian seperti ini saja, sudah memberikannya sedikit tenaga tambahan.

 Berbincang dengan Fabian seperti ini saja, sudah memberikannya sedikit tenaga tambahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang