Tiara ingin menangis rasanya, saat sampai di halaman belakang, Theo sudah basah kuyup dan menyatu dengan air.
"Aduh theo.. pagi-pagi gini jangan berendam. Nanti kamu sakit, yuk naik. Sekolah yuk!" Theo menggeleng.
"gamau ma!" Seru Theo dengan suara keras. Ia tertawa sembari mengepakkan kakinya lincah. Berenang kesana dan kemari.
"kalau theo mau kesekolah sekarang, apapun yang theo minta bakalan tante kabulin deh." Ujar Tiara, tidak punya pilihan lain.
"Yakin?!" Theo melirik Tiara dengan tatapan antusias. Tampaknya ia tertarik dengan tawaran Tiara.
Tiara mengendikkan bahunya, tidak keberatan dengan apapun yang akan di minta oleh Theo.
"Yauda. Theo naik." Final pria kecil itu. Ia bangkit dengan cepat keluar dari kolam. Tiara tersenyum penuh kemenangan. "emang theo mau minta apa sih?"
"nanti aja. Masih rahasia hehe." Ujar pria kecil itu dan kembali berlari masuk.
"Nanti kepeleset theo!"
Setelah selesai memandikan Theo, Tiara meraih piring Theo, mengisinya dengan nasi. Beralih meraih piring Fabian, sama seperti Theo, Tiara kembali mengisinya dengan nasi merah hangat bikinan Bi Eyi. Meletakkan porsi yang lebih banyak untuk Fabian.
"pagi." Suara itu membuat Tiara mendongakkan kepalanya.
"PAPA!" Theo dengan girang turun dari kursi, dan berhambur ke pelukannya Arion.
"Apa kabar anak papa?" Suara Arion mendadak terdengar begitu seksi ditelinganya Tiara. Membuat kedua pipi Tiara memerah. Ia bahkan tidak sanggup memandang kedua mata indahnya Arion.
"kapan papa pulang?" Tanya Fabian. Arion melirik kakinya Fabian.
"semalam, kaki kamu gimana?" Fabian tersenyum kecil. "ya gini, uda bisa jalan kok. Pake tongkat tapi. Tante-engga. Mama yang bantuin bian." ucapan Fabian, membuat Tiara tersedak.
"uhuk! Uhuk!" Tiara memukul pelan dadanya, membuat Arion dengan cepat menuangkan air untuk Tiara.
"uda? Gapapa?" Tanya Arion. Wajahnya terlihat cemas, membuat Tiara menaikkan tangannya dan melambaikannya, memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.
"Tunggu. Kalau papa uda pulang dari semalem, papa tidur dimana? Kan mama tiara tidur dikamarnya papa." Tiara mengigit bibirnya kecil. Mampus. Pertanyaan Theo membuatnya mati kutu.
Arion menolehkan kepalanya, kepada Tiara yang enggan melirik kedua matanya.
"kamar tamu." Jawab Arion singkat. Theo mengangguk mengerti.
"silahkan duduk tuan." Ujar Bi Eyi, menarik kursi di samping Tiara.
Arion mengangguk, dan membawa dirinya untuk duduk disamping Tiara. Sedangkan Tiara? Ia mendadak membeku saat ini. Jantungnya berdetak kencang. Membuatnya mendiagnosis bahwa pasti ada yang salah dengan jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Mahardika dan Tiara. ✔️
General Fiction[[E N D !]] ❝Bian ga ngadi-ngadi sih ini, tapi mau jadi mamanya bian yang official ga sih ma? Kalau papa lama banget lamarnya, biar bian aja yang ngewakilin :)❞ Tiara. Jobless, lulus dengan IPK ngos-ngosan tapi ga gitu buruk karena dia bisa jadi...